A Lecturer, Researcher, Consultant, Author & Entrepreneur

Tony D. Susanto, Ph.D. (ITIL, COBIT, TOGAF)

e-Government, Smart City, IT Management, Technology Adoption, & IS Discipline

Metode Penelitian STUDI KASUS (Case Study)

jelaskan apa yang dimaksud case study method

Tulisan ini merupakan bagian atau kelanjutan dari Seri Tulisan saya tentang Metodologi Penelitian dengan menggunakan kerangka Onion Research Diagram yang diusulkan Saunders (silahkan baca tulisan-tulisan saya sebelumnya): https://notes.its.ac.id/tonydwisusanto/2020/08/18/onion-research-diagram-kuantitatif-kualitatif-atau-mixed-method-3pilihanmetodologi/ Tulisan ini akan mengupas spesifik tentang Metode Penelitian Studi Kasus ( Case Study ) yakni salah satu Metode Penelitian yang paling popular dipake banyak peneliti.

Tulisan tentang Metode Penelitian Studi Kasus ini saya tulis juga termotivasi kegelisahan saya tentang begitu banyaknya klaim-klaim tulisan dari Tugas Akhir (Skripsi) S1, Tesis S2, hingga Disertasi S3 yang memakai judul dan meng-klaim menggunakan metode penelitian “Studi Kasus: …..”. Bahkan banyak paper juga menulis dengan judul ” bla bla bla (Studi Kasus: XYZ)” setelah dibaca isinya tidak merepresentasikan prosedur Metode Penelitian Studi Kasus yang benar. Paper-paper dan laporan penelitian tersebut hanya sekedar mengambil 1 obyek penelitian (itupun yang paling mudah mereka dapatkan) kemudian menyebutnya sebagai “Studi Kasus”. Baca pertanyaan-pertanyaan saya seputar “ Case Study atau Case Report ” di: https://notes.its.ac.id/tonydwisusanto/2020/08/03/jangan-jangan-bukan-case-study-tapi-case-report/

Kedua alasan inilah yang membuat saya belajar, “ Sebenarnya Penelitian yang dapat disebut sebagai Penelitian STUDI KASUS yang Benar itu seperti apa sih? ” Saya mencoba menjabarkan hasil pemahaman saya di tulisan ini.

“STUDI KASUS” ( Case Study ) terdiri dari 2 kata, yakni “ Case ” dan “ Study ” yang dapat diartikan sebagai “ Study about a/some Case/s “. Nah dari unsur katanya ini kemudian pertanyaannya adalah: – Apa yang disebut “ Case ” dalam konteks Penelitian Studi Kasus? – Apa yang dapat dikategorikan “ Study ” dalam kontek Penelitian Studi Kasus?

“ Case ” atau dalam bahasa Indonesia diartikan “Kasus” didefinisikan sebagai:

”A case is a single instance ; a sample of one ”, Easton (2010) explains. More exactly a case is a phenomenon which is spatially delimited and that the unit is studied either at one point or over a bounded period of time (Gerring, 2004; Sandelowski, 2011). A case can be of different sizes depending on the object of the case study – for instance it can be a country, a city, a social group, a business, a family or a single individual (Gerring, 2007)

Sebuah “Kasus” ( Case ) adalah sebuah fenomena dengan batasan konteks tertentu (umumnya dibatasi obyek, tempat, dan/ waktu tertentu) . Obyek sebuah Kasus ukurannya dapat bermacam-macam, dapat sebuah negara, kota, sistem sosial, perusahaan, keluarga, ataupun individu tertentu.

Kasus atau Case , dapat berupa: * Kejadian ( event ), * Permasalahan ( problem ), * Proses ( process ), * Aktivitas ( activity ), * Program ( program ), * Organisasi, * Tempat, atau * manusia atau sekelompok manusia.

Lalu apa pengertian dari Studi Kasus atau Case Study ?

A case study is like an in-depth and extended example that is used to illustrate a particular argument (Wholey et al, 1994)
A case study is defined as a method for developing a complete understanding of a process , program , event , or activity (Wholey et al, 1994)
A case study is a strategy for doing research which involves an empirical investigation of a particular contemporary phenomenon within its real life context using multiple sources of evidence (Robson, 1993)

Studi tentang sebuah Kasus atau Case Study adalah sebuah Metode Penelitian untuk memperoleh Pengetahuan selengkap mungkin (mendalam, detail = ( in-depth understanding , bukan hanya sekedar bertanya saja) tentang sebuah proses, program, kejadian, atau aktivitas .

Studi Kasus ( Case Study ) adalah sebuah penelitian tentang sebuah fenomena langsung di dalam konteks nya Tanpa kita sebagai peneliti melakukan intervensi apapun . Jadi metode Case Study adalah Lawan/Konversi dari metode Eksprimen karena dalam metode Eksperimen kita meneliti sebuah fenomena dengan menciptakan “tiruan konteksnya” di dalam Lab atau lingkungan yang mirip dengan lingkungan sebenarnya (Bukan di dalam lingkungan sebenarnya) dan kita menguji-coba atau memasukkan intervensi di dalamnya. Jadi di dalam Penelitian Case Study , Peneliti tidak ingin menjadi bagian dari konteks obyek penelitian , Peneliti memastikan Obyek Penelitian tetap dalam konteks lingkungannya. Jadi dalam Penelitian Case Study, Peneliti mendatangi Obyek Penelitian (bukan membawa obyek penelitian ke lingkungan Peneliti). Karena dalam Konteks yang sebenarnya maka Peneliti harus menginvestigasi, menganalisis, dan mempertimbangkan berbagai faktor,komponen, mekanisme yang kemungkinan saling mempengaruhi.

Case Study bertujuan menyajikan bukti empiris dalam bentuk kasus tertentu secara mendalam yang umumnya digunakan untuk menguji sebuah teori. Jadi memang Case Study musti di-guide oleh sebuah kajian teori di awal dan di tahapan analisis datanya.

Karena Case Study atau Studi Kasus bertujuan melakukan kajian secara mendalam maka data yang dikumpulkan dapat berupa data Kuantitatif maupun data Kualitatif dari berbagai macam sumber informasi ( multiple sources of evidence ) seperti: – hasil wawancara – hasil observasi – dokumen – bukti fisik dll dengan dapat dikombinasi Metode-Metode Penelitian lainnya seperti: – Survey, – Wawancara, – Eksperimen, dll.

Contoh bagaimana sebuah Case Study mencoba memperoleh pemahaman yang mendalam yakni, misal Penelitian “Proses Adopsi Video Online: Studi Kasus Youtube di kalangan Generasi X”. Untuk memperoleh gambaran lengkap bagaimana Generasi X (kelahiran 1960-an) bersedia hingga kecanduan menggunakan Youtube maka si Peneliti melakukan pengumpulan data dalam bentuk: – Observasi langsung Peneliti ke perilaku Pengguna (data frekuensi akses Youtube berupa data kuantitatif, namun data perilaku atau emosi bersifat kualitatif) – Meminta partisipan membuat notulen/catatan apa yang dia lakukan dan perasaan dia terkait aplikasi Youtube – Mengadakan Focus Group Discussion (FGD) melibatkan semua partisipan penelitian – Melakukan wawancara satu per-satu ke masing-masing partisipan – Meminta partisipan mengisi Questionnaire Survey dengan Skala Likert. Kelima jenis data tersebut selanjutnya dianalisis secara keseluruhan oleh Peneliti.

Umumnya Studi Kasus lebih fokus pada data-data Kualitatif guna memperoleh pemahaman yang lebih mendalam, detail dan lengkap tentang gambaran permasalahan yang ingin diungkap agar dapat diadopsi di lingkungan yang lebih luas. Itulah mengapa Metode Case Study atau Studi Kasus , umumnya masuk dalam kategori kelompok Metode KUALITATIF.

Studi Kasus adalah kajian terhadap sebuah kasus tanpa si Peneliti melakukan Intervensi di dalam Subyek Penelitian karena umumnya dilakukan di Subyek-Subyek penelitian tersebut Peneliti tidak memiliki kontrol terhadapnya .

Sebuah Studi Kasus ( Case Study ) dapat FOKUS pada: 1. Proses ( Process ): How was it done? Apa yang terjadi di sini? Siapa melakukan Apa ke Siapa? Bagaimana caranya dia melakukannya? Contoh: dalam penelitian Pemilu yakni mencari tahu bagaimana metode Kampanye yang paling efektif? Siapa target kampanye paling penting? 2. Luaran ( Outcome ): Does it work? Bagaimana hasilnya/efeknya? contoh: Bagaimana hasil Pemilu?

SUBYEK vs. OBYEK Studi Kasus ?

Salah satu hal yang membuat Metode Studi Kasus terkesan membingungkan dan tidak meyakinkan sebagai sebuah tulisan ilmiah karena masih banyaknya Peneliti-Peneliti Studi Kasus yang hanya fokus pada Subyek Penelitian, serta tidak mampu membedakan antara Subyek Penelitian vs. Obyek Penelitian dalam Studi Kasus.

Wallace (1969) dalam Thomas & Myer (2015) menganalogikan Subyek dan Obyek penelitian sebagai Independent variable dan Dependent variable atau Subyek Studi Kasus sebagai “unit yang Menerangkan” dan Obyek dari Studi Kasus sebagai “Unit yang Diterangkan”: SUBYEK —> OBYEK Sebagai Contoh: Perang Dunia ke-2 (Subyek) sebagai Studi Kasus dari kejadian Perang (Obyek) misal judul penelitiannya: “ Faktor-Faktor Penyebab Perang: Studi Kasus Perang Dunia ke-2 “ Jadi Thomas & Myer (2015) mendefinisikan: SUBYEK studi kasus: unit/fenomena spesifik yang diamati (atau Case -nya itu sendiri), OBYEK studi kasus: kerangka teori atau analisis yang akan didetailkan/diberi contoh/diuji melalui SUBYEK.

Contoh: Penelitian Studi Kasus misal Research Question penelitian adalah “ Bagaimana Proses Adopsi Teknologi Video Conference di Negara Berkembang ?” maka Subyeknya Penelitian Sudi Kasus ini dapat berupa misal: Aplikasi Zoom dan aplikasi Webex di Indonesia Obyeknya : Proses Adopsi Teknologi (dapat mengacu ke Teori Diffusion of Innovation dari Davis 2003), Teknologi Video Conference , dan karakteristik khas Negara Berkembang .

Sehingga judul penelitiannya dapat berupa: “ Proses Adopsi Teknologi Video Conference di Negara Berkembang: Studi Kasus Aplikasi Zoom dan Webex di Indonesia “ Dalam penelitian dengan judul ini maka sebagai OBYEK atau Kerangka Teori yang akan dikaji adalah Bagaimana proses sebuah Teknologi Video Conference dapat diterima di sebuah negara Berkembang, dengan berdasarkan penggalian studi kasus 2 aplikasi video conference paling populer yakni Aplikasi Zoom dan Aplikasi Webex untuk pengguna di Indonesia.

Contoh lain misal di Penelitian Bidang Kedokteran: Research Question yang akan dijawab adalah “Bagaimana Pengaruh ASI pada bayi yang terinfeksi Covid-19?” . Nah untuk menjawab pertanyaan ini, Peneliti dapat memilih Kasus spesifik hanya bayi-bayi yang terinfeksi Covid-19 yang ada di RS Soetomo Surabaya karena dengan alasan RS Soetomo merupakan RS terbesar di Jawa Timur dengan Kasus Pendemi Covid-19 level Provinsi terbesar ke-2 sesudah Jakarta. Sehingga judul Penelitiannya dapat berupa: – “ Pengaruh ASI pada Bayi yang Terinfeksi Covid-19: Studi Kasus RS Soetomo Surabaya” (bila penekanannya pada kasus hanya di RS Soetomo sebagai Rumah Sakit rujukan di Jawa Timur) atau – “ Pengaruh ASI pada Kesehatan Bayi: Studi Kasus Bayi Terinfeksi Covid-19″ (bila partisipan penelitian ini Bukan hanya dari RS Soetomo tetapi dari berbagai Rumah Sakit dan penekanannya pada Subyek Bayi yang Terinfeksi Covid-19 terhadap teori Pengaruh ASI pada Kesehatan Bayi secara umum yang selama ini sudah diyakini (Obyek Penelitian).

Berikut ini contoh-contoh pemilihan Studi Kasus berdasarkan Research Question yang ingin dijawab.

Berdasarkan TUJUAN nya, sebuah Penelitian Studi Kasus dapat dikategorikan sebagai:

  • EXPLORATORY case study Studi kasus yang dipergunakan untuk menggambarkan sebuah fenomena tertentu yang umumnya untuk menjawab pertanyaan “Apa” ( What ) atau “Siapakah” ( Who ). Umumnya tujuan penelitian Studi Kasus ini karena belum diketahui faktor-faktor yang akan di kaji, belum adanya questionnaire untuk mengumpulkan data serupa sebelumnya, untuk melakukan Eksperimen belum diketahui perilaku-perilaku partisipan atau efek-efek yang mungkin terjadi sehingga belum diketahui referensi skenario eksperimen, dll. Jadi Exploratory case study umumnya penelitian awal untuk penelitian yang lebih besar.
  • DESCRIPTIVE case study – Menggambarkan sebuah event di dalam konteknya, apa yang kita lihat dalam Case tersebut. Contoh: Studi tentang bagaimana mahasiswa-mahasiswa dengan nilai TOEFL yang berbeda-beda berperilaku saat mengambil Kelas Internasional.
  • EXPLANATORY case study Study kasus yang dipergunakan untuk menggali dan mengidentifikasi sebuah hubungan Sebab-Akibat (apa yang menjadi Sebab, & apa yang menjadi Akibat). Umumnya untuk menjawab pertanyaan “Mengapa” ( Why ) sesuatu terjadi (seperti motivasi atau faktor penyebab) dan “Bagaimana” ( How ) dapat terjadi (mekanisme). Contoh: Penelitian terkait Pengaruh Pendemi Covid-19 terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Surabaya, Penelitian tentang Mengapa ABG cenderung susah diperintah orang tua, Bagaimana teknologi Video Conference dapat diterima berbagai kalangan saat Pandemi. Contoh lain Studi Kasus Explanatory yang akhirnya bermanfaat untuk sistem secara umum adalah Studi Kasus-Studi Kasus Faktor Penyebab suatu kecelakaan (misal investigasi kecelakaan pesawat, mobil, dll). Metode selain Case Study yang sebenarnya lebih Powerful untuk Explanatory Research adalah Metode Eksperimen .

Berdasarkan CAKUPAN KASUS (Case) yang diamati, Studi Kasus dapat: 1. Individual Case Study : yakni studi kasus tentang 1 orang/barang tertentu . 2. Set of Individual Case Studies : yakni studi kasus dengan beberapa kasus (case), contoh: mengamati dan membandingkan layanan Puskesmas di 3 Kecamatan yang berbeda. 3. Community Studies : yakni studi kasus yang mengamati 1/lebih Komunitas, misal meneliti Pengaruh kebijakan Pendidikan Daring terhadap 1 Desa terpencil di Bali. 4. Social Group Studies: yakni studi tentang kelompok-kelompok manusia, misal studi tentang kelompok Perokok. 5. Studi tentang Organisasi/Institusi : contoh studi kasus terkait Perusahaan Microsoft. 6. Studi tentang Kejadian, Peran, dan Hubungannya : contoh studi kasus tentang peran Istri dalam keluarga, studi kasus Perang Irak.

Bagaimana PEMILIHAN KASUS (Case) ?

Terdapat 7 opsi Alasan sebuah Kasus ( case ) dapat dipilih dalam penelitian (Seawright & Gerring, 2014): 1. Kasus Khas ( Typical cases ) : 1/lebih dari 1 kasus yang dipilih merepresentasikan populasi kasus-kasus lainnya yang jauh lebih besar sehingga tujuan penelitian dengan Studi Kasus di sini untuk mendalami kasus (bukan membandingkan antar kasus).

2. Kasus Variatif ( Diverse cases ) : kasus-kasus yang memiliki karakteristik nilai variabel yang berbeda-beda sehingga dengan memilihnya akan dapat mewakili populasi secara utuh.

3. Kasus Ekstrem ( Extreme cases ) : kasus yang memiliki nilai variabel ekstrem berbeda dibanding kasus-kasus lainnya.

4. Kasus Anomali ( Deviant cases ): kasus selain memiliki nilai variabel ekstrem berbeda dibanding kasus-kasus lainnya, juga melanggar teori/pengetahuan/logika umum yang diyakini selama ini, khususnya terkait hubungan antar variabel.

5. Kasus Berpengaruh ( Influential cases ) : kasus yang menjadi referensi/acuan bagi teori/model. Contoh: NAZI Jerman sebagai referensi teori-teori Fasisme dan gerakan ekstrem kanan.

6. Kasus paling mirip ( the most similar cases ) : kasus-kasus yang dipilih hampir semua variabel independennya mirip, kecuali variabel yang memang ingin diamati Peneliti.

7. Kasus paling berbeda ( the most different cases ) : kasus-kasus yang dipilih hampir semua variabel independennya berbeda, kecuali variabel yang memang ingin diamati Peneliti.

Dari ketujuh opsi strategi pemilihan Kasus (Case) atau Subyek Penelitian Studi Kasus ini, jelas bahwa Pemilihan Kasus TIDAK BOLEH HANYA BERDASARKAN KENYAMANAN/KEMUDAHAN Peneliti saja ( Convenient Sampling )! Namun harus memilih 1/lebih alasan atau justifikasi dari 7 strategi di atas. Pemilihan Subyek Studi Kasus (termasuk Narasumbernya) harus berdasarkan Purposive Sampling yakni sebuah/lebih case dipilih karena memang sejak awal (sebelum pemilihan kasus) sudah didefinisikan dahulu karakteristiknya dahulu.

GENERALISASI Hasil Penelitian STUDI KASUS?

Hal yang juga merupakan perdebatan panjang di kalangan Akademisi terkait Studi Kasus adalah “ Bagaimana mengeneralisasi hasil penelitian sebuah Studi Kasus? “. Kan kasus yang digali cuman satu atau beberapa saja, masak berlaku juga di semua populasi unit tersebut? (misal studi kasus hanya di 1 UMKM, apakah hasilnya berlaku untuk semua UMKM di Indonesia?)

Menjawab pertanyaan ini memang kita harus kembali kepada Filosofi Penelitian dan perbedaan mindset Metodologi Kualitatif vs. Kuantitatif. Dalam Metode Penelitian Studi Kasus (Case Study), Subyek Penelitian dipilih Bukan sebuah Sampel, BUKAN UNTUK MEWAKILI POPULASI! Subyek penelitian (Case) dipilih karena Subyek/Case tersebut: – Menarik – Tidak Biasa atau 5 alasan lain yang sudah saya jelaskan di atas (di bagian “Bagaimana Pemilihan Kasus?”

Jika ada Peneliti lain yang menuntut sebuah hasil Penelitian Kualitatif (termasuk Studi Kasus) harus dapat digeneralisasi di level Populasi maka Peneliti tersebut masih berfikir dalam mindset Metodologi Kuantitatif yang memiliki keyakinan filosofis Realism dan Positivism yakni bahwa kebenaran itu hanya 1 versi dengan Peneliti berusaha independen tidak mempengaruhi/terpengaruh oleh obyek penelitian. Sementara dalam metode Kualitatif, filosofi kebenaran adalah Relativism dan Interpretivism, bahwa kebenaran itu ada lebih dari 1 versi dan hanya dapat diungkap dan digali apabila Peneliti “masuk” dan berinteraksi ke dalam obyek penelitian.

Studi Kasus memiliki ciri khusus yakni mengumpulkan data dari berbagai sumber data dengan berbagai metode pengumpulan data, dapat kombinasi antara Metodologi Kuantitatif (seperti survey, eksperimen) maupun Kualitatif (seperti Etnografi, Action Research).

Studi Kasus sebagai Metode Penelitian Kualitatif tidak menggunakan istilah Populasi tetapi menggunakan istilah “ Social Situation ” atau Situasi Sosial (Spradley, ..), yang terdiri atas: – Pelaku ( actors ) dapat manusia, hewan, atau sesuatu – Tempat ( place ) – Aktivitas ( activity ) yang saling berinteraksi membentuk konteks tertentu.

Penelitian Kualitatif (termasuk Studi Kasus) Tidak Bertujuan melakukan Generalisasi ke Populasi, namun bertujuan untuk hasilnya dapat ditransfer (diterapkan) ke Obyek lain dengan Situasi Sosial yang sama. Sampel dalam Penelitian Kualitatif tidak disebut Responden tetapi disebut Nara sumber , Partisipan , atau Informan . Sampel penelitian Kualitatif tidak disebut Sampel Statistik tetapi disebut Sampel Teoritis .

TAHAPAN-TAHAPAN Penelitian Studi Kasus (Case Study)

  • Memastikan Metode Studi Kasus ini benar-be nar sesuai untuk menjawab Research Questions dan mencapai Tujuan Penelitian. Metode Case Study umumnya dipilih untuk mengekplorasi berbagai faktor hingga mengumpulkan berbagai insight (penjelasan terdalam) atau menjawab pertanyaan “What” ( Exploratory Research ), mencari penjelasan tentang hubungan antar faktor atau menjawab pertanyaan “Why” ( Explanatory Research ), dan juga cocok untuk mendeskripsikan sesuatu ( Descriptive Research ).
  • Memilih Kasus (Case) : Menentukan Jumlah Kasus , dapat berupa – Single Case Study , contoh: 1 Perusahaan UMKM di antara populasi UMKM di Indonesia. Umumnya Single Case Study dipilih bila kajiannya akan mencakup berbagai aspek secara menyeluruh sekaligus mendalam. – Multiple Case Study , contoh: beberapa Perusahaan UMKM (misal 5 – 10) di antara populasi UMKM di Indonesia. Umumnya Multiple Case Study dipilih apabila kajiannya hanya akan di aspek tertentu saja dan Peneliti berkepentingan membandingkan aspek tersebut di lebih dari 1 Subyek Penelitian. Memilih Subyek Kasus , yakni spesifik organisasi/event/orang/entitatas mana yang akan diamati. Di atas telah dijelaskan 7 opsi pertimbangan memilih Kasus/Case. Sebuah Case dipilih tidak boleh karena faktor kemudahan ( convenient ) namun yang mampu: – memberikan informasi-informasi menarik atau perpespektif baru – kemungkinan membantah asumsi atau teori umum yang diyakini – berpotensi menghasilkan rekomendasi tindakan praktis untuk menyelesaikan masalah – membuka peluang baru bagi penelitian ke depan Case yang dipilih dapat mewakili Populasi ( Typical Cases atau Diverse Cases ), Case yang dipilih dapat merupakan kasus yang popular sehingga kerap menjadi rujukan ( Influential Cases ) Case yang dipilih dapat yang berbeda atau diabaikan ( Extreme Cases atau Deviant Cases ) Case yang dipilih dapat merepresentasikan case yang sesuai dan case yang berlawanan , misal jika kita meneliti faktor-faktor penyebab kesuksesan sebuah perusahaan, apakah Case yang dipilih cukup perusahaan yang Sukses saja, ataukah kita juga perlu menggali dari case perusahaan yang Gagal?
  • Menentukan KEDALAMAN Kajian ( Depth ) : Terdapat 2 pilihan: – Holistic Case Study : mengkaji secara mendalam & menyeluruh kasus. Contoh: misal Studi Kasus mengkaji faktor-faktor kesuksesan Marketing Perusahaan maka jika memakai Holistic Case Study maka penelitian akan mengkaji semua fungsi-fungsi perusahaan (Marketing, SDM, Produksi, dll), proses/aktivitas dan menganalis hubungannya. Umumnya Holictic Case Study akan memilih Single Case Study . – Embedded Case Study : mengkaji hanya aspek-aspek tertentu dari kasus. Contoh: Penelitian hanya mengkaji fungsi Marketing saja. Embedded Case Study umumnya memilih Multiple Case Study karena dapat membandingkan antar Kasus/Perusahaan.
  • Membangun KERANGKA TEORI ( Build a Theoritical Framework ) Sebuah Penelitian Studi Kasus umumnya dibutuhkan untuk: – Mendetailkan dan mencari contoh pendukung atau implementasi sebuah Teori, – Pengembangan sebuah Teori dengan menemukan atau merekomendasikan aspek-aspek lain yang terkait dengan teori tersebut, – Menguji sebuah Teori dengan mengeksplore kasus yang berbeda dengan asumsi-asumsi teori tersebut. Dengan demikian di tahapan ini, Peneliti Studi Kasus harus mengidentifikasi dan memahami Konsep-Konsep Kunci dan Teori-Teori yang akan menjadi referensi dalam penelitiannya melalui Studi Pustaka serta membangun sebuah Kerangka Teori .
  • Mengumpulkan Data Selanjutnya untuk menjawab Pertanyaan-Pertanyaan Penelitian, Peneliti mulai mengumpulkan Data. Data dapat berupa data Kuantitatif maupun Data Kualitatif guna memperoleh informasi mendalam dan menyeluruh. Contoh: untuk Pengaruh Pandemi Covid-19 bagi Kota di Indonesia (Studi Kasus Kota Surabaya) maka Data Kuantitatif dapat berupa jumlah pendapatan Pemkot Surabaya, rata-rata penghasilan per-kapita. Sementara Data Kualitatif dapat berupa persepsi dan pengalaman masyarakat Surabaya akibat pengaruh Pandemi dan liputan-liputan media. Metode pengumpulan datanya pun dapat saling melengkapi dari wawancara, observasi, survey, FGD, dll.
  • Mendeskripsikan dan Menganalisis Kasus Menyajikan secara tertulis analisis Kasus dari berbagai aspek yang dikaji secara komprehensif. Penyajian tulisan/laporan dapat dengan format seperti paper akademik (yakni: Metodologi, Hasil, & Diskusi) atau dalam bentuk Cerita (Naratif) dari berbagai sudut pandang dan menganalisis arti/makna dan implikasinya. Lebih jauh bagaimana Menulis Laporan Studi Kasus khususnya di bidang Sistem Informasi dapat dibaca Block 2003 di link berikut: https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiqza–psjrAhXGH7cAHXAjArwQFjAAegQIAhAB&url=https%3A%2F%2Fwww.researchgate.net%2Fpublication%2F233024336_Writing_case_studies_in_information_systems_research&usg=AOvVaw1bq63OrRYlDx4V5wX-b7ko

Beberapa contoh paper akademik tentang Case Study di bidang Engineering dan Computing: 1. Issues in wearable computing for medical monitoring applications: a case study of a wearable ECG monitoring device https://ieeexplore.ieee.org/abstract/document/888463 2. Understanding the impact of multi-core architecture in cluster computing : A case study with intel dual-core system https://ieeexplore.ieee.org/abstract/document/4215413 3. Enterprise information systems project implementation: A case study of ERP in Rolls-Royce https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0925527303002974 4. Information systems evaluation in practice: a case study of organizational change https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/026839620001500202 5. Transforming Work Through Information Technology: A Comparative Case Study of Geographic Information Systems in County Government https://pubsonline.informs.org/doi/abs/10.1287/isre.7.1.93 6. A case study for implementing a B2B collaborative information system: a textile case https://www.emerald.com/insight/content/doi/10.1108/17410380910936783/full/html?skipTracking=true

Kalo kalian mau mengambil referensi dari tulisan ini tolong jangan lupa tulisin sitasinya ya:

Susanto, Tony Dwi (2020, August 30). Metode Penelitian STUDI KASUS (Case Study) . Notes Tony Dwi Susanto . https://notes.its.ac.id/tonydwisusanto/2020/08/30/metode-penelitian-studi-kasus-case-study/

Post Disclaimer

Dilarang meng-copy-paste seluruh tulisan. Dipersilahkan apabila mengambil sebagian dari tulisan ini dan demi Etika Akademik mohon mencantumkan Judul Tulisan di Blog ini, Penulis Blog ini, Tahun Tulisan, Tanggal mensitasi, dan alamat tautan di SITASI dan/atau DAFTAR PUSTAKA tulisan anda. Terima Kasih semoga menjadi Ilmu yang Bermanfaat, aamiin.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Deepublish Store

Pengertian Studi Kasus: Jenis, Cara Membuat dan Contoh

Pengertian Studi Kasus : Cara Membuat dan Contoh — Banyak dari kamu tentunya pernah mendengar kata studi kasus. Terutama bagi kamu yang masih berstatus mahasiswa dan pelajar. Kamu pastinya kerap mendengar kata ini selama masa sekolah dan perkuliahan. Terlebih lagi, kamu akan lebih akrab dengan studi kasus ketika membahas tentang penelitian.

Kira-kira kamu sudah tahu belum apa sih sebenarnya studi kasus itu? Ternyata studi kasus memiliki banyak pengertian loh. studi kasus juga sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Meskipun tidak sebanyak dalam penelitian kualitatif, studi kasus juga digunakan di dalam penelitian kuantitatif. Supaya kamu tidak bingung, artikel ini akan membantu kamu dalam memahami studi kasus. Penasaran? Yuk langsung saja baca di bawah ini.

Pengertian Studi Kasus

Studi kasus secara sederhana diartikan sebagai proses penyelidikan atau pemeriksaan secara mendalam, terperinci, dan detail pada suatu peristiwa tertentu atau khusus yang terjadi. Studi kasus dapat diperoleh dari metode-metode penelitian formal. Banyak disiplin ilmu yang menggunakan studi kasus dalam proses penelitiannya, baik itu ilmu sosial maupun ilmu eksakta. 

Kata kasus yang terdapat di dalam studi kasus bisa merujuk pada individu, kelompok, peristiwa, fenomena, perilaku dan banyak lainnya. Makna yang dirujuk oleh kata kasus, dapat berbeda pada setiap penelitian atau topik. Hal ini tergantung dari si peneliti memaknainya dalam penelitian yang ia lakukan.

Menukil dari penelitian “ Studi kasus dalam Penelitian Kualitatif: Konsep dan Prosedurnya ” karya Mudjia Rahardjo, studi kasus berasal dari terjemahan dalam bahasa Inggris “A Case Study” atau “Case Studies”. Kata “Kasus” diambil dari kata “Case” yang menurut Kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English 3 (1989; 173), diartikan sebagai:

Affiliate Buku

  • instance or example of the occurrence of sth (contoh kejadian) 
  • actual state of affairs; situation (kondisi aktual dari keadaan lain)
  • circumstances or special conditions relating to a person or thing (lingkungan atau kondisi tertentu tentang orang atau sesuatu”

Pengertian Studi Kasus Menurut Para Ahli

1. robert k. yin.

Yin mendefinisikan studi kasus sebagai proses pencarian pengetahuan untuk menyelidiki dan memeriksa fenomena yang terjadi di dalam kehidupan nyata. Ia menjelaskan bahwa studi kasus dapat digunakan ketika fenomena dan kehidupan nyata memiliki batas yang samar atau kabur.

Selain batas yang samar, studi kasus juga harus memiliki berbagai sumber untuk dijadikan alat pencarian bukti dan informasi. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi maka penelitian tersebut tidak dapat menggunakan studi kasus.

2. Polit dan Hungler

Studi kasus menurut Polit dan Hungler, adalah fokus untuk menentukan dinamika terkait pertanyaan mengapa individu berpikir dan bertindak, serta mengembangkan dirinya. Mereka menilai bahwa fokus tersebut merupakan sesuatu yang penting.

3. Susilo Rahardjo dan Gudnanto

Sedangkan menurut Susilo Rahardjo dan Gudnanto, studi kasus merupakan metode untuk mengetahui dan memahami seseorang dengan menggunakan praktek inklusif dan menyeluruh atau komprehensif. 

Dalam prakteknya, peneliti akan mengumpulkan individu yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Selanjutnya, peneliti akan melakukan penggalian informasi pada subjek agar dapat memperoleh pemahaman lebih dalam lagi. Jika sudah didapatkan, pemahaman dan informasi tersebut dapat digunakan oleh subjek sendiri ketika melakukan penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi. Sehingga subjek dapat berkembang lagi setelah dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.

4. Bimo Walgito

Sedangkan menurut Bimo Walgito, studi kasus adalah metode yang ditujukan untuk menyelidiki dan mempelajari peristiwa dan fenomena terkait individu merupakan pengertian dari studi kasus. Individu yang dijadikan objek penelitian tersebut nantinya akan diselidiki lebih lanjut.

Hasil penyelidikan bisa berbentuk beberapa laporan, salah satunya seperti biografi atau riwayat hidup. Menurut Bimo Walgito, dalam melakukan studi kasus, dibutuhkan banyak informasi dan akurasi data agar diperoleh hasil data yang sesuai, mendalam dan akurat. 

5. Winston M. Tellis

Reseller Buku

Studi kasus didefinisikan oleh Tellis sebagai metode penelitian yang memiliki unit analisis yang lebih mengacu pada tindakan individu atau lembaga dibandingkan dengan diri individu maupun lembaga itu sendiri. Dapat dikatakan studi kasus lebih berfokus pada tindakan atau perilaku yang dihasilkan. Sehingga menghindari bias atas penilaian diri pada individu atau lembaga tertentu yang menjadi subjek penelitian. Selain itu, unit analisis dapat berbeda dan bervariasi pada setiap individu dan lembaga.

6. Feagin, Anthonly M.  Orum dan Andree F. Sjoberg

Feagin, Orum dan Sjoberg mendefinisikan studi kasus sebagai metode penelitian yang bersifat multi-perspectival analyses. Multi-perspectival analyses sendiri merupakan penelitian yang membutuhkan analisis dari berbagai sudut pandang dan tidak hanya berfokus pada satu hal.

Misalnya saja, tidak hanya berfokus pada individu itu sendiri. Tetapi harus menggunakan analisis dari hal-hal selain individu tersebut, seperti alasan perilaku, faktor eksternal dan lain sebagainya. Selain itu, peneliti juga harus memperhatikan kelompok yang memiliki kaitan dengan individu tersebut.

7. Bogdan dan Biklen

Terakhir Bogdan dan Biklien secara singkat mengartikan studi kasus sebagai tes yang rinci dan detail dari suatu topik, penyimpanan dokumen dan dari suatu peristiwa tertentu.

Rekomendasi Buku Penunjang SKRIPSI (Spesial)

Dapatkan buku pendukung skripsi & penelitian lainnya di Buku penelitian

Jenis Studi Kasus

Setelah membaca mengenai beberapa pengertian studi kasus dari para ahli, tentunya kamu lebih memahami maknanya. Selain pengertian, ada baiknya kamu juga memahami jenis-jenis dari studi kasus. Ada tiga jenis studi kasus yakni:

1. Intrinsik

Studi kasus jenis ini digunakan pada kasus yang akan dipelajari dengan mendalam. Dimana, kasus tersebut memiliki sesuatu yang menarik dan mengandung minat intrinsik atau yang biasa disebut sebagai intrinsic interest .

Promo Buku

2. Instrumental

Studi kasus instrumental ditujukan untuk mempelajari suatu kasus yang mana hasilnya akan digunakan untuk memperbaiki atau melengkapi suatu teori yang sudah ada. Selain untuk menyempurnakan teori yang sudah ada, hasil penelitian studi kasus Instrumental juga dapat digunakan untuk mencetuskan teori baru. 

3. Kolektif

Jenis studi kasus ini digunakan ketika dalam penelitian, subjek yang diteliti terdiri dari beberapa kolektif atau kelompok. Akan tetapi tidak hanya semata kelompok itu yang dipelajari. Individu-individu di dalamnya juga akan tetap dipelajari secara mendalam. hal ini bertujuan guna memperoleh karakter umum yang bervariasi. Baik itu dari kelompok maupun individu-individu di dalamnya.

Di dalam penelitian kualitatif , studi kasus sangat sering digunakan. Penelitian kualitatif yang bersifat menggali pertanyaan mengapa dan bagaimana, menjadi paduan yang tepat dengan studi kasus. Hal ini karena sifat studi kasus yang mempelajari secara mendalam hingga dapat menemukan realitas.

Data kasus dalam penelitian kualitatif dapat dikumpulkan dengan beberapa metode. Seperti halnya penelitian kualitatif pada umumnya, data dapat diperoleh dari wawancara, observasi, dokumentasi, forum group discussion (FGD), dan lainnya. Data ini nantinya akan diperdalam dan dipertajam hingga dapat memahami permasalahan yang sedang diteliti.

Kasus yang diteliti juga merupakan kasus atau fenomena atau kejadian yang sedang berlangsung dan sangat khas. Kekhasan kasus dapat dilihat dari segi subjek, fenomena, lokasi dan lainnya yang terbilang jarang terjadi. Untuk memperoleh pemahaman, data juga dapat diperoleh dari pihak lain yang mengetahui kasus tersebut dengan baik. Sehingga akan melengkapi data yang sudah diperoleh dari data utama.

Meskipun tidak sebanyak dalam penelitian kualitatif, nyatanya studi kasus juga dapat digunakan dalam penelitian kuantitatif . Pada penelitian kuantitatif, studi kasus dapat memberikan data yang memungkinkan peneliti untuk memperluas bukti. Bukti yang dimaksud adalah data yang memperkuat hipotesis penelitian . Tentunya, bukti ini akan membahas tentang tema atau topik yang sedang diteliti.

Langkah-Langkah Cara Membuat Penelitian Studi Kasus 

Nah itu dia pembahasan singkat tentang studi kasus yang digunakan dalam penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Sekarang kamu akan masuk tahap selanjutnya yakni membuat kerangka penelitian dengan menggunakan metode studi kasus. Di bawah ini sudah ada cara mudah untuk membuat penelitian studi kasus.

Berikut langkah-langkahnya yang bisa kamu ikuti:

1. Memilih tema atau kasus yang akan diteliti.

Pemilihan kasus juga harus didasarkan pada kekhasan kasus dan juga tujuan. Selain itu, kamu juga harus mempertimbangkan peluang dan resiko yang akan dihadapi saat memilih kasus, tema atau topik tersebut. Waktu pengerjaan dan keterjangkauan juga harus diperhitungkan dalam pemilihan kasus.

2. Referensi

Jika sudah memilih kasus apa yang akan diteliti, maka kamu perlu untuk mengumpulkan bahan untuk referensi.

3. Kerangka Penelitian

Selanjutnya, kamu dapat menyusun kerangka penelitianmu. Kamu juga bisa membuat daftar informasi apa yang akan kamu butuhkan. Serta, kamu perlu untuk membuat kerangka agar dapat mengerucutkan informasi yang akan digali lebih dalam lagi.

Baca juga : Sistematika Penulisan Skripsi Dari Bab 1 sampai Bab 5

4. Data Primer dan Data Sekunder

Jika kerangkanya sudah jadi, lakukan pengambilan data primer dan data sekunder.

Baca : Data Kualitatif dan Kuantitatif dalam Penelitian

5. Analisa Data

Setelah memperoleh data yang kamu butuhkan, lakukan analisis data berdasarkan teori yang kamu peroleh pada langkah kedua.

6. Validasi Data

Uji Validitas dan Kredibilitas data yang sudah dianalisis.

Baca : Validasi Data Penelitian : Pengertian, Manfaat dan Contoh

7. Laporan Penelitian

Yang terakhir, kamu perlu membuat laporan hasil dari penelitian yang kamu lakukan tersebut.

Jika kamu masih bingung bagaimana membuat studi kasus,

untuk lebih memudahkanmu lagi,

Contoh Studi Kasus

kamu bisa membaca contoh singkat dari studi kasus di bawah ini:

Resiliensi Pada Penyintas Kasus Perdagangan Manusia

Penutup : apa itu studi kasus.

Itu dia pembahasan tentang studi kasus pada artikel ini. Dimulai dari pengertian, jenis-jenis, penggunaan studi kasus pada penelitian kualitatif dan kuantitatif, langkah-langkah, hingga contohnya. Semoga artikel ini bisa membantu kamu untuk lebih memahami apa itu studi kasus, ya.

Rekomendasi Buku Metode Penelitian (PROMO)

Baca juga artikel terkait “Pengertian Studi Kasus” berikut :

  • Pengertian Subjek Penelitian
  • Data Kualitatif dan Kuantitatif
  • Validasi Data Penelitian
  • Pengertian Roadmap Penelitian
  • Pengertian Objek Penelitian
  • Pengertian Etika Penelitian
  • Pengertian Manfaat Penelitian
  • Pengertian Instrumen Penelitian
  • Pengertian Paradigma Penelitian
  • Pengertian Populasi dan Sampel
  • Teknik Pengambilan Sampel
  • Pengertian Metodologi Penelitian
  • Pengertian Variabel Penelitian

FAQ mengenai studi kasus

Isi dari studi kasus, antara lain ada tema atau topik yang diteliti, referensi yang jelas, kerangka penelitian, data dan laporan yang jelas.

Bentuk dari penelitian studi kasus adalah penelitian yang fokusnya bagaimana mendeskripsikan sebuah studi kasus sedetail mungkin dengan memberikan alternatif pilihan yang mudah diterapkan.

Banyak cara untuk menjalankan penelitian studi kasus, antara lain dengan data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, baik melalui wawancara, observasi, partisipasi, dan dokumentasi.

Kontributor : Ana W | Penyunting : Ridwan Karim

Tinggalkan komentar Batalkan balasan

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Gramedia Literasi

Metode Penelitian Studi Kasus: Metodologi, Jenis, dan Manfaatnya

Studi kasus

Studi kasus – Bagi kamu yang sedang duduk di bangku kuliah, frasa “studi kasus” pasti terdengar tidak asing. Salah satu metode penelitian ini banyak digunakan oleh mahasiswa di tingkat Sarjana (S1), Magister (S2), maupun Doktoral (S3). Meski begitu, sudah sejak lama kalau studi kasus dianggap sebagai metode penelitian yang “lemah” karena objektivitas, kekuatan penelitian, dan ketepatannya yang tidak memadai.

Anehnya, fakta di lapangan membuktikan sebaliknya. Studi kasus banyak menghasilkan pengetahuan baru dalam ilmu-ilmu sosial, seperti psikologi, antropologi, sosiologi, sejarah, ekonomi, ilmu politik, pendidikan, dan lain sebagainya.

Terlepas dari perdebatan mengenai kelemahan metode penelitian studi kasus, Grameds pasti ingin memahami lebih jauh tentang metode ini. Untuk itu, dalam artikel ini kita akan membahas beberapa hal, mulai dari pengertian dan jenis-jenis studi kasus, hingga langkah-langkah membuat penelitian studi kasus.

Apa Itu Studi Kasus?

Secara singkat, studi kasus merupakan penelitian tentang suatu kasus yang setiap prosesnya dilakukan secara rinci, tajam, dan mendalam. Kasus di sini bisa berupa individu, kelompok, organisasi, maupun lembaga. Dari penelitian kasus tersebut, diharapkan peneliti akan mendapatkan pengetahuan mendalam tentang kasus yang diteliti tersebut.

Kasus yang diteliti biasanya harus hal yang sedang terjadi sekarang (aktual), bukan yang sudah terlewati dan harus benar-benar spesifik atau “unik”. Dengan kata lain, peneliti lebih disarankan untuk memilih satu kasus saja, baik yang sangat sederhana maupun yang kompleks.

Lantas bagaimana sebuah kasus bisa dikatakan “unik”? Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si menyebutkan 6 rambu-rambu yang bisa dijadikan pertimbangan oleh peneliti, yaitu:

  • Hakikat atau sifat kasus yang akan diteliti
  • Latar belakang atau alasan kasus tersebut muncul
  • Setting fisik dari kasus tersebut
  • Konteks yang mengelilinginya, seperti faktor ekonomi, politik, dan sebagainya.
  • Kasus lain yang bisa menerangkan kasus tersebut
  • Informan yang benar-benar menguasai kasus yang akan diteliti

Dengan rambu-rambu ini, bisa disimpulkan bahwa studi kasus menjadi metode penelitian yang tepat untuk memahami sebuah fenomena.

Tujuan Studi Kasus

Pada dasarnya, studi kasus dirancang untuk menggali informasi yang dapat dipelajari dari suatu kasus, karena itu peneliti tidak bisa sembarangan memilih kasus yang akan dijadikan tema penelitiannya.

Stake, dalam bukunya yang berjudul The Art of Research (1995) menjelaskan tujuan utama dari penelitian studi kasus adalah untuk “ mengungkapkan keunikan karakteristik yang ada di dalam suatu kasus ”.

Maka dari itu, seperti yang sudah disebutkan oleh Prof. Rahardjo, semua hal yang berhubungan dengan kasus harus diteliti agar peneliti dapat memahami kasus secara komprehensif.

Jenis-Jenis Penelitian Studi Kasus

Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si, dalam STUDI KASUS DALAM PENELITIAN KUALITATIF: KONSEP DAN PROSEDURNYA (2017) menyebut lima jenis penelitian studi kasus, diantaranya:

1. Studi Kasus Kolektif ( Collective Case Study )

Studi kasus kolektif merupakan jenis studi kasus yang meneliti lebih dari satu kasus. Dengan catatan bahwa kasus-kasus tersebut harus saling berhubungan dan peneliti harus menguasai semuanya. Dengan begitu, peneliti dapat membandingkan satu kasus dengan kasus yang lainnya.

2. Studi Kasus Retrospektif ( Retrospective Case Study )

Studi kasus retrospektif merupakan studi kasus yang memungkinkan adanya perbaikan atau treatment pada kasus yang diteliti. Treatment ini harus diselesaikan oleh orang lain yang benar-benar kompeten di bidang tersebut, peneliti hanya menyumbang masukan dari hasil penelitiannya.

3. Studi Kasus Prospektif ( Prospective Case Study )

Studi kasus prospektif umumnya digunakan agar peneliti bisa mengetahui arah perkembangan dari suatu kasus. Tindak lanjut dari studi kasus ini adalah Penelitian Tindakan atau Action Research yang dilakukan oleh orang lain yang sudah ahli.

4. Instrumental Case Study

Instrumental Case Study merupakan jenis penelitian yang mengharuskan peneliti memilih kasus dengan hati-hati. Maksudnya, peneliti yakin bahwa dia bisa mendapatkan pengetahuan yang mendalam dari kasus tersebut.

5. Studi Kasus Intrinsik ( Intrinsic Case Study )

Dalam studi kasus yang terakhir, studi kasus intrinsik, peneliti bisa memilih kasus berdasarkan pada minat pribadi atau ketertarikannya pada suatu persoalan. Misalnya, kenakalan remaja, cyber bullying , fenomena single parents , bahkan fenomena “ Citayam Fashion Week ”.

Grameds bisa mempelajari lebih dalam tentang kelima jenis studi kasus ini dalam buku Studi Kasus (Desain & Metode) yang ditulis oleh Robert K. Yin.

https://www.gramedia.com/products/study-kasus-desain-metode?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Langkah-langkah Melakukan Penelitian Studi Kasus

Saat Grameds memilih metode penelitian studi kasus, maka kamu harus menyelesaikan semua prosesnya secara teratur dan berkelanjutan. Adapun tahapan dalam proses melakukan penelitian studi kasus, yaitu:

1. Memilih Tema, Topik, dan Kasus

Dalam tahap ini, peneliti harus bisa menemukan kasus yang menjadi bagian dari bidang yang dipelajari. Misalnya, saat ini kamu sedang menyelesaikan studi di jurusan Ilmu Sosial, maka Grameds bisa mencari kasus yang terjadi di kantor pemerintahan di daerah tempat tinggalmu.

Mengapa demikian? Karena secara logika, Grameds hanya dapat menghasilkan penelitian yang baik dalam bidang yang kamu kuasai. Kasusnya bisa kamu dapatkan dengan cara membaca buku, majalah ilmiah, koran, atau hasil penelitian terdahulu.

Bisa juga melalui pengamatan yang kamu lakukan sendiri, berdasarkan pengalaman yang kamu rasakan. Misalnya saat magang atau mengurus administrasi di kantor pemerintah atau hasil diskusi dengan teman dan dosen pembimbing.

Jika kamu ingin mencari kasus dengan membaca buku atau penelitian terdahulu, maka Grameds harus memahami seluruh isinya terlebih dahulu agar bisa menentukan tema besar penelitian. Dari tema ini, nantinya akan dipersempit lagi menjadi beberapa topik.

Selanjutnya, dari topik penelitian tersebut, kamu bisa memberikan penekanan pada objek kajiannya. Dengan begitu, maka kamu akan mendapatkan sebuah kasus. Dari tiga hal ini, Grameds bisa merumuskan judul penelitian. Jadi, judul penelitian harus dibuat setelah kamu mendapatkan tema, topik, dan objek kajian.

2. Kajian Literatur

Kajian literatur ini selain bisa membuat wawasan dalam bidang yang akan diteliti semakin luas, juga bisa semakin mempertajam rumusan masalah yang akan kamu ajukan. Maka dari itu, carilah bahan bacaan sebanyak-banyaknya. Bisa berupa penelitian dan jurnal yang relevan, majalan ilmiah, buku, atau surat kabar yang berhubungan dengan kasus tersebut.

Dalam proses pengumpulan bahan bacaan, kamu harus memperhatikan dua aspek penting. Pertama, relevansi dengan kasus yang diteliti dan kedua, kemutakhiran. Idealnya, semakin mutakhir bahan bacaannya, maka kamu semakin tahu perkembangan paling up to date dalam bidang yang kamu geluti.

3. Merumuskan Fokus dan Masalah Penelitian

Fokus penelitian sangat membantu untuk memusatkan perhatian Grameds pada satu titik. Disamping itu, kamu juga harus lebih teliti saat merumuskan pokok masalah yang akan diteliti. Soalnya, rumusan masalah ini akan membuat masalah yang kamu hadapi jadi makin jelas dan menghindari hasil penelitian yang “biasa saja” atau kurang mendalam atau kurang detail.

Oleh sebab itu, penelitian studi kasus harus dapat menjawab pertanyaan “apa”, “bagaimana”, dan “mengapa”. Pertanyaan “apa” bertujuan agar kamu mendapatkan pengetahuan deskriptif terkait masalah penelitian, pertanyaan “bagaimana” agar kamu mendapatkan pengetahuan eksplanatif, dan “mengapa” untuk mendapatkan pengetahuan eksploratif.

Mudahnya, pertanyaan “bagaimana” ini menanyakan proses terjadinya suatu peristiwa sementara pertanyaan “mengapa” mencari alasan yang menyebabkan suatu peristiwa bisa terjadi.

4. Pengumpulan Data

Dalam penelitian studi kasus, objek penelitian harus dapat mendeskripsikan dirinya sendiri secara detail, sehingga kamu mendapatkan gambaran yang utuh. Dengan kata lain, data-data yang kamu kumpulkan akan dipelajari sebagai sebuah kesatuan yang utuh dan terintegrasi.

Jadi, kamu tidak bisa hanya sekadar paham kasus yang diteliti pada permukaannya saja, tapi juga bagian dalamnya. Itulah sebabnya, teknik pengumpulan data yang disarankan pada studi kasus adalah:

  • Dokumentasi
  • Observasi terlibat
  • Observasi langsung,
  • Artefak fisik.

Dalam proses pengumpulan data, kamu juga harus memperhatikan tiga hal penting, yaitu alamiah, holistik, dan mendalam. Alamiah di sini maksudnya, proses mengumpulkan data dilangsungkan secara alamiah dan dalam konteks kehidupan nyata. Kamu tidak harus memberikan perlakuan tertentu pada subjek atau konteks tempat penelitian berlangsung atau bisa dibilang biarkan saja semuanya berjalan secara alami.

Sementara itu, holistik berarti kamu harus dapat menghasilkan data yang lengkap dari sebanyak mungkin informasi atau sumber yang bisa didapatkan. Kemudian, mendalam berarti kamu harus bisa mengungkap makna yang tersurat dan tersirat dari semua data yang telah dikumpulkan.

Misalnya begini, anggaplah kamu sedang menyusun penelitian yang melibatkan Kepala Sekolah sebagai partisipannya. Setelah melakukan wawancara, kamu akan mendapatkan informasi berdasarkan apa yang disebutkan oleh kepala sekolah tersebut. Nah, kamu harus bisa menangkap makna tersirat dari ucapannya.

5. Penyempurnaan Data

Setelah semua data yang Grameds perlukan terkumpul, kamu harus menyempurnakannya terlebih dulu. Dalam artian, cek seluruh datanya dan lihat apakah sudah bisa menjawab rumusan masalah yang kamu tentukan atau belum.

Jika sudah, maka data dianggap sempurna dan kamu bisa melanjutkan ke tahap berikutnya. Sebaliknya, jika belum maka kamu wajib kembali ke lapangan dan mengumpulkan data tambahan untuk melengkapinya.

6. Mengolah Data

Sebelum melakukan analisis, olah dulu data yang sudah dianggap sempurna. Cek kebenaran dari data-data tersebut, susun dan klasifikasi berdasarkan kategori yang sesuai dengan penelitianmu, dan lakukan penyandian atau coding, bila perlu koreksi jawaban wawancara yang dianggap belum jelas. Seluruh proses dalam tahapan ini akan membantu memudahkan proses analisis data.

7. Analisis Data

Analisis data bisa dibilang sebagai “inti” dari penelitian. Oleh karena itu, harus dilakukan dengan benar dan sesuai tuntunan. Tidak sedikit peneliti, baik mahasiswa sarjana, pascasarjana, maupun doktoral mengalami kesulitan dalam tahap ini.

Akan tetapi, jika dilakukan dengan benar, analisis data akan menghasilkan informasi penting, yaitu temuan penelitian. Artinya, jika analisis data gagal, maka penelitian dianggap gagal. Kesulitan terbesar yang dihadapi oleh peneliti dalam tahapan ini adalah kemampuan analisis data dari peneliti itu sendiri.

For your information , analisis data dalam penelitian studi kasus hanya dapat dilakukan oleh peneliti sendiri karena hanya peneliti yang mengetahui semua masalah secara mendalam. Jadi baik teman, keluarga, orang lain, bahkan dosen pembimbing sekalipun tidak akan dapat menyelesaikan tahap ini.

Supaya kamu dapat menyelesaikan tahap ini, maka kamu memerlukan wawasan teoretik yang luas, pengalaman penelitian yang cukup, bimbingan dosen yang jelas, dan minat yang sangat kuat. Tanpa itu semua, besar kemungkinan penelitianmu akan sulit diselesaikan atau bahkan gagal.

Mengingat langkah ini menjadi inti dari penelitian studi kasus, maka kamu disarankan untuk membaca buku Implementasi Metode Penelitian Studi Kasus Dengan Pendekatan Kualitatif yang ditulis oleh S. Arifianto sebagai panduan lengkapnya.

https://www.gramedia.com/products/implementasi-metode-penelitian-studi-kasus-dengan-pendekatan-kualitatif?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

8. Proses Analisis Data

Secara prinsip, proses analisis data merupakan kegiatan yang bertujuan memberikan makna pada data dengan cara mengatur, mengelompokkan, mengurutkan, memberi kode, serta mengkategorikannya sesuai dengan pengelompokkan tertentu. Hal ini perlu dilakukan agar peneliti mendapatkan temuan pada rumusan masalah yang diajukan.

Dengan banyaknya proses yang dilewati, biasanya data yang terkumpul menjadi berserakan dan harus disederhanakan kembali agar lebih mudah dipahami. Berikut ini langkah-langkah yang bisa kamu jadikan pedoman dalam tahap ini:

  • Peneliti harus membaca seluruh transkrip untuk mendapatkan informasi umum (general)
  • Kumpulkan semua pesan umum yang didapatkan, kemudian ambil pesan khususnya (spesifik)
  • Dari pesan khusus yang ada akan ditemukan pola umum data, maka selanjutnya data tersebut bisa dikelompokkan kembali menurut kategori, topologi, dan urutan kejadiannya.

9. Konfirmabilitas atau Triangulasi Temuan

Supaya temuan penelitian dari data tidak dianggap bias, maka kamu harus melakukan konfirmabilitas atau triangulasi pertemuan. Caranya adalah dengan melaporkan temuan tersebut pada orang yang telah kamu wawancarai.

Banyak sekali mahasiswa yang menggunakan metode studi kasus melewatkan tahap ini. Biasanya karena takut hasil konfirmasi berbeda dengan temuan penelitian. Padahal, seorang peneliti harus jujur agar temuannya bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

10. Kesimpulan Penelitian

Ada satu kesalahan umum pada bagian ini yang terus dilakukan oleh mahasiswa. Mahasiswa kerap meringkas pernyataan yang ada di bagian-bagian sebelumnya. Idealnya, kesimpulan penelitian harus berisi sintesis atau dari semua pernyataan yang diuraikan sebelumnya. Termasuk uraian deskriptif tentang fakta-fakta di lapangan yang sesuai dengan pertanyaan penelitian.

11. Laporan Penelitian

Tahap terakhir dari penelitian studi kasus adalah membuat laporan penelitian. Laporan ini dianggap sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dari penelitian yang telah dilakukan. Umumnya, laporan ini ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh semua orang.

Satu hal penting yang harus kamu perhatikan saat membuat laporan ilmiah adalah memastikan bahwa penelitian yang telah dilakukan memenuhi syarat-syarat berikut ini:

  • Mengikuti metode ilmiah

Objektif berarti data benar-benar didapatkan dari subjek penelitian, bukan dari peneliti maupun pandangan peneliti. Sistematik berarti urut atau setiap bagian penelitian harus saling terkait satu sama lain dan menjadi satu kesinambungan yang logis.

Sementara itu, mengikuti metode ilmiah berarti seluruh kegiatan dalam penelitian yang kamu lakukan telah mengikuti prosedur ilmiah yang sudah disepakati oleh ilmuwan.

Manfaat dari Penelitian Studi Kasus

Meski dianggap lemah, bukan berarti penelitian “studi kasus” tidak mempunyai manfaat sama sekali. Lincoln dan Guba, menjabarkan manfaat metode ini sebagai berikut:

  • Studi kasus adalah sarana utama untuk penelitian emik yang mengutarakan pandangan subjek penelitian
  • Studi kasus memberikan uraian utuh yang sama dengan apa yang dialami oleh pembaca dalam kehidupan sehari-harinya.
  • Studi kasus sangat efektif dalam menunjukkan hubungan antara peneliti dengan subjek penelitian
  • Pembaca dapat memperoleh konsistensi gaya, faktual, dan juga kepercayaan dari penelitian studi kasus
  • Penelitian ini menyajikan uraian tebal yang dibutuhkan untuk penilaian transferabilitas
  • Studi kasus sangat terbuka terhadap penilaian atas konteks yang nantinya penilaian ini dapat berperan terhadap fenomena yang ada di dalam konteks tersebut.

Manfaat lain dari metode penelitian studi kasus bisa kamu temukan dalam buku Memahami Metodologi Studi Kasus, Grounded Theory, dan Mixed-Method karangan Nuriman, S.Pd.I., M.Ed., Ph.D.

https://www.gramedia.com/products/memahami-metodologi-studi-kasus-grounded-theory-dan-mixed-method?utm_source=literasi&utm_medium=literasibuku&utm_campaign=seo&utm_content=LiterasiRekomendasi

Tantangan Melakukan Penelitian Studi Kasus

Sejauh ini, menurut Prof. Rahardjo (2017), paling tidak ada tiga persoalan yang akan menjadi tantangan bagi peneliti yang memilih metode penelitian studi kasus. Tantangan tersebut adalah:

  • Memastikan bahwa kasus yang akan diteliti dianggap “berbobot” secara akademik
  • Menemukan data yang relevan untuk keperluan penelitian
  • Apa yang harus dilakukan setelah semua data terkumpul

Studi kasus adalah metode penelitian yang bisa dipilih oleh mahasiswa atau peneliti untuk mencari kebenaran ilmiah yang tentatif atau tidak absolut. Dengan kata lain, kebenaran ini masih bisa diuji, dikritik, atau direvisi. Namun, biar bagaimanapun, studi kasus merupakan metode penelitian yang cukup menantang.

Di samping itu, studi kasus juga sangat tepat untuk menemukan hal-hal tersembunyi dari fenomena sosial dan budaya untuk kemudian disebarkan hingga menjadi pengetahuan publik.

Saat Grameds mencari informasi tentang studi kasus di internet, mungkin ada perbedaan antara tulisan ini dengan yang lainnya. Namun, perbedaan tersebut merupakan hal yang wajar sebab penelitian kualitatif tidak memiliki standar yang baku.

Selesai sudah pembahasan tentang metode penelitian studi kasus ini, semoga bermanfaat dan sampai jumpa di tulisan lainnya!

Bagi Grameds yang ingin mencari buku karya ilmiah, metode penelitian, maka bisa menemukannya di Gramedia.com . Bersama Gramedia kamu bisa dapatkan informasi #LebihDenganMembaca

Penulis: Gilang

Buku Terkait Sejarah Indonesia

  • Buku Ensiklopedia
  • Buku Geografi
  • Buku  Obat Tradisional
  • Buku Sastra Indonesia
  • Buku Sejarah Indonesia
  • Buku Sejarah & Peradaban Agama Islam
  • Buku Sosiologi

Materi Terkait Sejarah Indonesia

  • Analisis Komparatif
  • Cara Membuat Abstrak
  • Cara Menentukan Judul Skripsi
  • Contoh Kata Pengantar Skripsi
  • Ciri-Ciri Teks Laporan Hasil Observasi
  • Contoh Teks Laporan Hasil Observasi
  • Hipotesis Komparatif
  • Identifikasi Masalah
  • Metode Komparatif
  • Pengertian Identifikasi
  • Karya Ilmiah Populer
  • Langkah Mempersiapkan Wawancara
  • Contoh Outline Skripsi
  • Laporan Teks Percobaan
  • Objek Penelitian
  • Penelitian Deskriptif
  • Penelitian Komparatif
  • Perbedaan Artikel dan Jurnal
  • Studi Kasus
  • Studi Pustaka
  • Variabel Penelitian

You may also like

jelaskan apa yang dimaksud case study method

Hipotesis Komparatif: Pengertian, Ciri, Langkah dan...

jelaskan apa yang dimaksud case study method

Memahami Analisis Komparatif: Langkah-Langkah...

jelaskan apa yang dimaksud case study method

Mengupas Penelitian Komparatif: Pengertian dan Metode...

jelaskan apa yang dimaksud case study method

Mengenal Metode Komparatif: Pengertian, Prinsip, dan...

Contoh Judul Penelitian Kuantitatif

80 Contoh Judul Penelitian Kuantitatif untuk Ide dan...

Cara Membuat Abstrak

Cara Membuat Abstrak, Pengertian, dan Unsur-Unsur...

About the author.

jelaskan apa yang dimaksud case study method

dunia dosen

Home » Informasi » Penelitian Studi Kasus: Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkapnya

Penelitian Studi Kasus: Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkapnya

  • February 27, 2023
  • No Comments
  • 130,944 views

penelitian studi kasus

Penelitian studi kasus. Bagi kamu yang menggeluti bidang akademik dijamin sudah tidak asing dengan istilah penelitian studi kasus yang juga disebut dengan istilah studi kasus. Studi kasus sendiri termasuk ke dalam satu diantara beberapa jenis penelitian kualitatif yang kemudian cukup sering digunakan. 

Khususnya untuk penelitian yang melibatkan subjek penelitian dari kelompok masyarakat tertentu. Sekaligus penelitian yang tujuannya untuk mendalami karakter maupun aspek sosial tertentu. Metode penelitian satu ini juga umum digunakan untuk meneliti suatu fenomena atau objek penelitian yang kompleks. 

Jika di benak kamu sendiri metode penelitian satu ini masih asing maka bisa mempelajarinya dari dasar dulu. Salah satunya dimulai dari definisi atau pengertiannya, yang memang disampaikan oleh banyak ahli. Mengapa? Selain setiap pakar menyampaikan pendapatnya, juga karena belum ada definisi pasti dari studi kasus. Berikut informasinya. 

Pengertian Penelitian Studi Kasus Menurut Para Ahli 

Sebagai salah satu metode penelitian yang cukup sering digunakan, maka tidak tertutup kemungkinan kamu juga akan menjadikannya sebagai pilihan. Sehingga sangat tepat jika mempelajarinya, supaya bisa memahami apa itu studi kasus dan tidak mengalami kesulitan pada saat mempraktekannya di lapangan. 

Berbicara mengenai definisi dari penelitian studi kasus maka akan membicarakan pendapat yang dikemukakan oleh beberapa pakar. Beberapa diantaranya adalah: 

1. Yin 

Pendapat pertama disampaikan oleh Yin (1996) yang menjelaskan bahwa studi kasus merupakan proses pencarian pengetahuan yang empiris guna menyelidiki dan meneliti berbagai fenomena dalam konteks kehidupan nyata. 

Metode studi kasus menurut Yin juga baru bisa diterapkan ketika batas antara fenomena dengan konteks kehidupan nyata cenderung samar. Sehingga tidak terlihat begitu jelas, yang tentu memunculkan suatu topik penelitian yang harus ditemukan jawaban atau solusinya. 

2. Pollit dan Hungler 

Pendapat berikutnya datang dari Pollit dan Hungler (1990), keduanya menjelaskan bahwa studi kasus adalah metode penelitian yang fokusnya terletak pada penentuan dinamika mengenai pertanyaan lebih lanjut mengapa seseorang berpikir, melakukan sesuatu, atau bahkan mengembangkan diri. 

Keduanya juga berpendapat bahwa fokus tersebut sangat penting untuk metode studi kasus karena memang dibutuhkan analisis yang intensif. Fokus utamanya adalah alasan mengapa seseorang ingin mencapai suatu tujuan, bukan hasil atau pencapaian tujuan orang tersebut. 

Baca Juga: Tips Menulis Buku Hasil Penelitian

3. Susilo Rahardjo dan Gudnanto 

Menurut Susilo Rahardjo dan Gudnanto (2011), penelitian studi kasus adalah metode yang diterapkan untuk memahami individu lebih mendalam dengan dipraktekkan secara integratif dan komprehensif. Langkah tersebut dilakukan untuk memahami karakter individu yang diteliti secara mendalam. 

Selain mempelajari karakter individu, juga membantu menentukan solusi atas permasalahan yang dihadapi individu tersebut. Harapannya adalah ketika masalah yang dihadapi bisa terselesaikan. Maka individu tadi akan memiliki karakter dan cara berpikir yang lebih baik. 

4. Bimo Walgito 

Menurut Bimo Walgito (2010), metode studi kasus adalah metode yang bertujuan untuk mempelajari dan menyelidiki suatu kejadian atau fenomena mengenai individu, seperti riwayat hidup seseorang yang menjadi objek penelitian. 

Bimo juga menambahkan bahwa untuk melaksanakan penelitian studi kasus diperlukan informasi sebanyak mungkin dan integrasi data. Integrasi data ini bisa diperoleh dari metode penelitian lain untuk bisa memberikan informasi yang lebih detail dan mendalam. 

5. Tellis 

Tellis (1997) juga menjelaskan mengenai definisi dari metode studi kasus. Tellis menjelaskan bahwa metode ini merupakan metode penelitian yang memiliki memiliki unit analisis yang lebih mengacu pada sistem tindakan yang dilakukan dibanding pada individunya sendiri atau suatu lembaga tertentu.

Menurut Tellis, unit analisis merupakan komponen paling kritikal dalam penerapan studi kasus. Unit analisis ini kemudian juga disampaikan Tellis bisa bervariasi, antara individu maupun dengan suatu lembaga. 

Penelitian dengan metode studi kasus dilakukan secara mendalam dan terperinci, sehingga peneliti bisa mengenal individu (seseorang) maupun sekelompok kecil individu. Tidak salah jika penelitian dengan metode ini masuk kategori penelitian kualitatif yang hasil penelitiannya berupa penelitian deskriptif naratif. 

Hal menarik dari studi kasus adalah penekanannya ada pada eksplorasi dan deskripsi suatu fenomena yang menjadi objek penelitian. Sehingga tidak berfokus pada sebab akibat dan tidak juga memiliki fokus pada tujuan menemukan kebenaran yang bisa digeneralisasi maupun diprediksi sebelumnya. 

Baca Juga: 3 Kiat Menemukan Masalah Penelitian agar Tesis Cepat Selesai

Jenis Penelitian Studi Kasus 

Sama seperti metode penelitian lainnya, penelitian studi kasus juga terbagi menjadi beberapa jenis. Satu sama lain memiliki perbedaan baik dari segi hipotesis (jawaban sementara) maupun dari tesis yang akan dibuktikan. Jenis-jenis dari studi kasus ini kemudian bisa diterapkan di berbagai bidang. 

Seperti bidang psikologi, bisnis, seni, dan lain sebagainya. Adapun jenis-jenis penelitian studi kasus yaitu: 

1. Studi Kasus Eksplanatori 

Jenis pertama adalah studi kasus eksplanatori, yakni jenis metode studi kasus yang digunakan oleh peneliti ketika tidak lagi bisa menemukan atau memiliki kendali atas fenomena yang diteliti. Sehingga peneliti kemudian memiliki pertanyaan “mengapa” atau bagaimana” fenomena tersebut tidak bisa lagi dikendalikan. 

Jenis studi kasus ini sendiri juga diketahui berfokus pada fenomena dalam kehidupan nyata. Penerapannya cocok untuk fenomena maupun suatu kelompok individu yang tidak atau belum bisa dijelaskan. Hal ini lumrah karena dalam setiap individu atau manusia dijamin ada satu dua variabel yang tidak bisa dijelaskan. 

Maka tujuan utama dari metode studi kasus eksplanatori adalah untuk menunjukan data yang tidak bisa dijelaskan tadi. Sekaligus melakukan deskripsi investigasi kausal. 

2. Studi Kasus Eksploratori 

Jenis kedua dari penelitian studi kasus adalah studi kasus eksploratori, yaitu metode penelitian yang tujuannya adalah untuk menjawab pertanyaan “apa” dan juga “siapa”. Data yang dikumpulkan peneliti berasal dari dua sumber, yakni dari data eksplorasi dan data tambahan. 

Data tambahan bisa diperoleh peneliti dari kegiatan wawancara, eksperimen, kuesioner, dan lain sebagainya. Umumnya metode satu ini sangat cocok diterapkan pada penelitian formal dan berskala besar. Tujuannya adalah membantu peneliti mendapatkan lebih banyak informasi latar belakang dibanding studi kasus biasa. 

Dilakukan kegiatan ekstra untuk mendapat data tambahan juga dimaksud untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik. Selain itu juga bisa bertujuan untuk memberikan lebih banyak waktu kepada peneliti mencerna dan memahami informasi yang didapatkan selama proses pelaksanaan penelitian. 

3. Studi Kasus Deskriptif 

Berikutnya adalah studi kasus deskriptif yang diterapkan dengan tujuan menganalisis urutan peristiwa tertentu yang terjadi di masa lalu. Topik di jenis penelitian ini biasanya mencakup bidang budaya atau disebut juga sebagai bidang sejarah. 

Adapun tujuan dari metode ini adalah untuk membandingkan teori atau penemuan baru dengan teori dan penemuan yang sudah ada di bidang yang sama. Sehingga bisa diketahui mana yang paling benar dengan melihat analisis urutan peristiwanya. 

Baca Juga: 4 Strategi Mengubah Tesis Menjadi Buku, Langsung Terbit! 

Bentuk Penelitian Studi Kasus Berdasarkan Permasalahan Penelitian 

Creswell membagi studi kasus menjadi tiga bentuk, dilihat dari permasalahan atau kasus yang diteliti. Bentuk studi kasus berdasarkan permasalahan penelitian yaitu:

1. Studi Kasus Instrumental Tunggal 

Bentuk yang pertama adalah studi kasus instrumental tunggal atau single instrumental case study . Merupakan bentuk penelitian studi kasus yang dilakukan dengan menggunakan sebuah kasus untuk memberi gambaran mengenai suatu isu. 

Dalam hal ini, peneliti akan mencoba mencari isu yang menarik perhatian untuk kemudian dikaji. Kemudian peneliti akan menggunakan suatu kasus untuk dijamin sarana atau instrumen dalam menyusun penggambaran kasus secara terperinci. 

Sehingga dari satu isu, peneliti akan menemukan kasus yang diakibatkan oleh isu tersebut. Kasus inilah yang kemudian akan digambarkan atau dipaparkan sejelas mungkin oleh peneliti. Sehingga pembaca hasil penelitian bisa tahu bahwa kasus tersebut merupakan instrumen penting dalam suatu isu. 

2. Studi Kasus Jamak 

Studi kasus berikutnya adalah berbentuk studi kasus jamak, sehingga berkebalikan dengan studi kasus instrumental tunggal. Pada instrumental tunggal peneliti hanya menggunakan atau mempelajari satu kasus. Sementara pada studi kasus jamak maka jumlah kasus yang dipelajari atau diteliti lebih dari satu. 

Jadi, secara sederhana studi kasus jamak diartikan sebagai penelitian yang menggunakan banyak isu maupun banyak kasus dalam satu penelitian yang dilakukan. Supaya pembahasan dan kegiatan penelitian lebih terfokus, maka fokus utamanya adalah pada satu isu dan beberapa kasus yang menyertai isu tersebut. 

Bisa juga dibalik, yakni fokus pada satu kasus (satu lokasi) yang kemudian meneliti beberapa isu di dalam satu lokasi tersebut. Penelitian dengan metode ini kemudian terbilang kompleks, sebab melibatkan banyak isu dan lebih banyak kasus di dalam isu-isu tersebut. 

3. Studi Kasus Mendalam 

Bentuk berikutnya adalah studi kasus mendalam, merupakan bentuk penelitian studi kasus yang diterapkan pada suatu kasus yang memiliki suatu kekhasan atau ciri khas dan juga keunikan yang cukup tinggi dibanding kasus pada umumnya. Sehingga kasus ini sejak awal sudah mencuri perhatian peneliti untuk dikaji. 

Sekilas, bentuk penelitian satu ini mirip dengan penelitian naratif namun prosedurnya sendiri lebih terperinci. Yakni pada kasus dan juga kaitan atau hubungannya dengan lingkungan yang ada di sekitarnya secara terintegrasi. 

Baca Juga: 8 Tips untuk Mengubah Skripsi Menjadi Jurnal, Mudah Banget!

Tujuan Studi Kasus 

Penelitian dengan metode studi kasus kemudian juga memiliki tujuan, dan tujuan ini sendiri terbagi menjadi dua. Tujuan penelitian studi kasus adalah: 

Tujuan Secara Umum 

Secara umum, tujuan dari metode studi kasus ini memiliki setidaknya 4 tujuan utama. yaitu: 

  • Menggambarkan situasi individu, sehingga dalam metode penelitian ini peneliti akan mencoba menggambarkan secara detail mengenai situasi yang dialami oleh individu yang statusnya adalah subjek penelitian. Individu disini bisa sebagai seseorang, sebuah bisnis, sebuah organisasi, dan lain-lain. 
  • Mengidentifikasi masalah utama pada suatu kasus, sehingga peneliti bisa melakukan identifikasi berbagai masalah dan menentukan masalah yang menjadi masalah utama dari suatu kasus. 
  • Menganalisa kasus menggunakan konsep teoritis, tentunya teori yang digunakan masih relevan dari unit atau bidang disiplin ilmu tertentu. 
  • Merekomendasikan tindakan yang bisa menjadi penyelesaian dari suatu kasus, atau bisa dikatakan peneliti bisa merekomendasikan solusi atas masalah yang menjadi penyebab suatu kasus. 

Tujuan Secara Spesifik 

Selain memiliki sejumlah tujuan umum di atas, penelitian studi kasus juga memiliki tujuan yang lebih spesifik. Yaitu disesuaikan dengan bidang ilmu tertentu yang dikaji kasusnya. Seperti: 

  • Tujuan studi kasus di bidang psikologi adalah untuk informasi yang lebih mendalam mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan otak manusia, perilaku, dan juga pemikiran secara kognitif dari otak manusia tersebut. 
  • tujuan studi kasus di bidang sosiologi adalah untuk mendapat informasi mendalam seperti di bidang psikologi. Hanya saja tidak memperhatikan perilaku maupun interaksi yang terjadi di dalam atau diantara suatu organisasi, komunitas, kelompok, dan sebagainya. 
  • Tujuan studi kasus yang dilakukan para ilmuwan adalah untuk melakukan eksperimen diantara sejumlah teori untuk menghasilkan teori baru. Para ilmuwan tersebut kemudian bisa mengembangkan hipotesis dan kemudian melakukan penelitian dengan memakai metode studi kasus. 

Baca Juga: Update Jurnal Predator 2021, Wajib Hati-Hati Ya!

Contoh Penelitian Studi Kasus 

Secara umum, penelitian studi kasus diterapkan pada ilmu sosial dan juga pengaturan pendidikan. Contoh dari penelitian dengan metode studi kasus ini sendiri kemudian sangat beragam. Adapun contoh-contoh sederhananya antara lain: 

  • Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana perkembangan seorang anak yang dibesarkan oleh orangtua tunggal atau single parent . 
  • Penelitian yang dilakukan kepada anak yang mengalami isolasi atau diabaikan kehadirannya sampai anak tersebut menginjak usia 12 tahun. 
  • Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui riwayat kesehatan seseorang sejak lahir sampai menginjak usia remaja, atau bisa juga dari usia remaja misalnya 12 tahun sampai memasuki usia dewasa di usia 35 tahun. 
  • Penelitian untuk mengetahui peningkatan atau perkembangan karir seseorang di suatu lingkungan kerja atau perusahaan. 
  • Penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efek dari kelas menulis yang diikuti oleh anak-anak dari kelas VI di sekolah X. 
  • Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan kemampuan atau keterampilan menggambar anak-anak kelas VI di sekolah X setelah mengikuti kelas menggambar secara intensif. 
  • Penelitian yang dilakukan di sebuah perusahaan untuk mengetahui apa saja inovasi yang sudah berhasil dilakukan dan rencananya akan dilakukan oleh perusahan tersebut. 
  • Penelitian yang dilakukan di suatu perusahan yang memproduksi sepatu sehingga peneliti bisa mengetahui bagaimana proses pembuatan sepatu dan berbagai kendala yang dihadapi karyawan selama proses produksi berlangsung. 
  • Penelitian yang dilakukan di sebuah jalan raya atau suatu ruas jalan untuk mengetahui apa saja yang menjadi penyebab kecelakaan di ruas jalan tersebut. 
  • Penelitian terhadap implementasi kebijakan pemerintah, sehingga bisa diketahui efek dari penerapan kebijakan tersebut apakah cenderung positif atau menguntungkan dan bisa juga cenderung sebaliknya atau merugikan. 
  • Penelitian di suatu perusahaan untuk mengetahui bagaimana perusahaan tersebut bisa menjalin kerjasama dengan perusahaan lain. Masing-masing perusahaan yang bekerjasama memiliki satu tujuan, yakni terus berkembang dan menjadi perusahaan yang lebih baik lagi. 
  • Penelitian terhadap kebijakan terbaru dari pemerintah di bidang perekonomian, apakah mendorong peningkatan ekonomi masyarakat atau sebaliknya. 
  • Penelitian yang dilakukan di suatu sekolah untuk mengetahui seberapa besar perkembangan anak-anak ketika berkumpul dengan anak-anak berprestasi lainnya. 
  • Penelitian yang dilakukan untuk melihat perkembangan anak-anak yang sering atau dibiasakan membaca cerita dongen sebelum tidur. 
  • Penelitian yang dilakukan di suatu daerah untuk mengetahui bagaimana perkembangan kesehatan masyarakat pasca erupsi gunung di dekat daerah tersebut. 

Masih ada banyak sekali penelitian studi kasus yang bisa ditemukan dan bisa juga diterapkan. Penelitian ini sendiri condong kepada penelitian terhadap masalah psikologis atau karakter suatu individu maupun organisasi dan kelompok. Selain itu, untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat. 

Peneliti kemudian tidak hanya fokus pada subjek atau kasus yang diangkat menjadi tpik penelitian saja. Melainkan juga menilai dan mempelajari berbagai aspek yang menyertai dan melingkupi kasus atau subjek dan objek penelitian tadi. 

Pertanyaan Seputar Penelitian Studi Kasus:

Menurut Susilo Rahardjo dan Gudnanto (2011), penelitian studi kasus merupakan metode yang diterapkan untuk memahami individu lebih mendalam dengan dipraktekkan secara integratif dan komprehensif. Langkah tersebut dilakukan untuk memahami karakter individu yang diteliti secara mendalam. 

Penelitian studi kasus termasuk penelitian analisis deskriptif.

Artikel Terkait:

Hipotesis Statistik: Ciri-Ciri, Jenis, dan Contoh Lengkap

Penelitian Korelasional: Ciri-Ciri dan Cara Menuliskannya

Pengertian Data Penelitian, Jenis-Jenis, dan Contoh Lengkap

jelaskan apa yang dimaksud case study method

Leave a Comment Cancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

RELATED POST

kalau mau jadi dosen

Ini 7 Hal yang Harus Kamu Siapkan Kalau Mau Jadi Dosen

tahap setelah SK asisten ahli keluar

5 Tahap Setelah SK Asisten Ahli Keluar, Dosen Muda Wajib Tahu!

Contoh Essay Beasiswa Pendidikan Indonesia

Contoh Essay Beasiswa Pendidikan Indonesia

Penjiplakan Artikel

Dugaan Penjiplakan Artikel Ilmiah Dosen Universitas Cambridge oleh Dosen ITPLN

rumpun ilmu dikti

Rumpun Ilmu dari Dikti yang Perlu Dipahami Para Dosen Muda

program inovasi kreatif untuk mitra vokasi

Program Inovasi Kreatif untuk Mitra Vokasi Resmi Dibuka, Begini Cara Daftarnya

integritas akademik

8 Faktor yang Mempengaruhi Integritas Akademik Dosen

Naikkan Angka Kredit Anda dengan Menulis Buku [DOWNLOAD GRATIS]

Download Ebook Cara Praktis Menulis Buku White

Jangan Lewatkan

tahap setelah SK asisten ahli keluar

  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi

Get Started

  • Daftar Kontributor
  • S&K Kontributor
  • Menerbitkan Buku

Hubungi kami

  • Jl. Rajawali, Gg. Elang 6, No.2 Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I.Yogyakarta 55581

Email :  [email protected]

Telpon : 081362311132

Dunia Dosen

Dunia Dosen

Dunia Dosen adalah portal informasi seputar dosen yang telah hadir sejak tahun 2016. Dunia Dosen memiliki visi untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, serta produktivitas rekan-rekan dosen dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk negeri.

  • Tim Redaksi

Hubungi Kami

  • [email protected]
  • 081362311132

2024 © All Reserved – Dunia Dosen

08 Apr 2022

Apa itu penelitian studi kasus pengertian, tujuan dan contohnya.

Artikel - FAS,

Artikel - FET,

Artikel - FOB,

Artikel - FOE,

 alt=

Menjadi salah satu penelitian bidang akademik dan kerap digunakan dalam penelitian, penelitian studi kasus termasuk dalam satu di antara beberapa jenis penelitian kualitatif yang sering digunakan penelitian. Utamanya penelitian yang melibatkan subjek penelitian dari kelompok masyarakat tertentu, sekaligus mendalami karakter maupun aspek sosial tertentu.

Meskipun metode penelitian yang satu ini termasuk masih asing, sehingga perlu mempelajari dasarnya terlebih dahulu. Jenis penelitian ini juga digunakan untuk metode penelitian kuantitatif, walau tak sebanyak saat digunakan dalam penelitian kualitatif. Studi kasus juga digambarkan sebagai investigasi intensif dan sistematis dari suatu individu.

Pengertian Penelitian Studi Kasus Menurut Para Ahli

Robert k. yin.

Definisi studi kasus menurut Robert K. Yin adalah proses pencarian pengetahuan guna menyelidiki dan memeriksa fenomena yang terjadi dalam kehidupan nyata. Studi kasus bisa digunakan saat fenomena dan kehidupan nyata memiliki batas yang samar atau tidak jelas. Studi kasus juga memiliki berbagai sumber yang dijadikan sebagai alat pencarian dan bukti.

Polit dan Hungler

Merupakan fokus dalam menentukan dinamika terkait pertanyaan mengapa individu berpikir dan bertindak, selain itu mengembangkan diri dan menilai bahwa fokus tersebut adalah sesuatu yang penting untuk dicari.

Susilo Rahardjo dan Gudnanto

Studi kasus merupakan metode dalam mengetahui dan memahami seseorang menggunakan praktek inklusif dan menyeluruh atau komprehensif. Lewat praktek yang dilakukan, peneliti akan mengumpulkan individu yang dijadikan sebagai subjek penelitian. Penggalian informasi secara mendalam akan dilakukan peneliti demi pemahaman secara detail.

Bimo Walgito

Studi kasus adalah metode yang ditujukan untuk menyelidiki dan mempelajari peristiwa atau fenomena tentang sesuatu. Sesuatu atau individu yang dijadikan sebagai objek ini nantinya diteliti lebih lanjut, sementara hasil penyelidikan dapat berbentuk beberapa laporan seperti biografi hingga riwayat hidup dan membutuhkan banyak informasi.

Winston M. Tellis

Tellis menyebutkan bahwa studi kasus adalah salah satu cara penelitian yang mempunyai unit analisis yang mengacu pada tindakan individu maupun lembaga ketimbang dengan diri individu maupun lembaga itu sendiri. Studi kasus berfokus pada tindakan atau perilaku yang dihasilkan sehingga menghindari ketidakjelasan pada individu atau lembaga tertentu.

Baca juga: Penelitian Deskriptif, Tujuan Hingga Contohnya

Tujuan Penelitian Studi Kasus

Tujuan umum.

  • Menggambarkan kondisi individu, penelitian ini mencoba memperlihatkan secara detail terkait kondisi yang dialami oleh individu dengan statusnya sebagai subjek penelitian. Individu ini bisa berupa perorangan, bisnis, organisasi, lembaga tertentu dan yang lainnya.
  • Melakukan identifikasi masalah utama pada kasus, peneliti mampu melakukan identifikasi dalam berbagai masalah dan menentukan masalah yang menjadi masalah utama dari suatu kasus menggunakan metode ini.
  • Melakukan analisis kasus menggunakan konsep teoritis dan teori yang digunakan untuk identifikasi berbagai masalah dan menentukan masalah yang menjadi  masalah utama dari suatu kasus tersebut atau yang sedang diteliti.
  • Analisa kasus menggunakan konsep teoritis, merupakan teori yang masih relevan dari bidang disiplin ilmu tertentu, sehingga penggunaannya diperlukan dalam meneliti suatu individu dengan masalah yang sedang dialami.
  • Memberi rekomendasi terkait tindakan yang bisa menjadi penyelesaian dari suatu kasus, atau dapat dikatakan peneliti mampu merekomendasikan solusi dari masalah dan penyebab yang membuat muncul masalah tersebut.

Tujuan Spesifik

  • Di bidang psikologi sebagai informasi yang lebih mendalam terkait segala sesuatu yang berhubungan dengan otak manusia, termasuk perilaku dan pemikiran secara kognitif.
  • Bidang sosiologi untuk mendapat informasi mendalam, namun tidak memperhatikan perilaku maupun interaksi yang terjadi di dalam atau antara suatu organisasi, bisa komunitas atau kelompok.
  • Melakukan eksperimen seperti halnya sejumlah teori yang mampu menghasilkan teori baru, para ilmuwan memiliki kesempatan mengembangkan hipotesis dan melakukan penelitian studi kasus.

Jenis- jenis Penelitian Studi Kasus

Studi kasus eksplanatori.

Studi kasus yang dipakai oleh peneliti saat tak lagi bisa menemukan atau memiliki kendali atas fenomena yang diteliti. Sehingga muncul pertanyaan mengapa dan bagaimana atas peristiwa tersebut, studi kasus diketahui berfokus pada fenomena dalam kehidupan nyata dan penerapannya sangat cocok dengan fenomena maupun suatu kelompok individu yang tak bisa dijelaskan.

Tujuan utama dari metode penelitian studi kasus eksplanatori adalah untuk menunjukkan data yang tak bisa dijelaskan sebelumnya. Selain itu, penelitian ini juga digunakan untuk melakukan deskripsi investigasi kausal terhadap suatu peristiwa yang tengah diteliti.

Studi Kasus Eksploratori

Metode penelitian yang tujuannya menjawab pertanyaan apa dan siapa, untuk pengumpulan data berasal dari dua sumber yakni data eksplorasi dan data tambahan. Data tambahan bisa diperoleh peneliti dari wawancara, eksperimen, kuesioner dan lain sebagainya. Metode ini sangat cocok digunakan untuk penelitian formal berskala besar.

Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan lebih banyak informasi latar belakang ketimbang studi kasus biasa. Memerlukan kegiatan ekstra untuk mendapat data tambahan dan mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik, selain itu tujuan untuk memberi lebih banyak waktu kepada peneliti mencerna dan memahami informasi yang didapat.

Studi Kasus Deskriptif

Studi kasus deskriptif yang diterapkan dengan tujuan melakukan analisis urutan peristiwa yang terjadi di masa lalu. Topik dalam jenis penelitian biasanya mencakup bidang budaya atau disebut juga sebagai bidang sejarah. Tujuan dari metode ini adalah untuk membandingkan teori atau penemuan baru dengan teori dan penemuan yang sudah ada di bidang yang sama. Sehingga dapat diketahui mana yang paling benar dengan melihat analisis urutan dari peristiwa tersebut.

Bentuk-bentuk Studi Kasus Berdasarkan Permasalahan Penelitian

Studi kasus instrumental tunggal.

Desain penelitian studi kasus ini juga disebut single instrumental case study, suatu bentuk penelitian yang dilakukan dengan menggunakan sebuah kasus guna memberi gambaran terkait suatu hal. Peneliti akan mencoba mencari isu baru untuk menarik perhatian, setelah itu dikaji. Suatu kasus untuk jaminan sarana atau instrumen dalam menyusun penggambaran kasus.

Peneliti akan menemukan kasus yang diakibatkan oleh isu yang diangkat, kasus ini kemudian digambarkan atau dipaparkan dengan sangat jelas. Sehingga pembaca hasil penelitian mampu mengetahui bahwa kasus yang diangkat merupakan instrumen penting dalam suatu kasus.

Studi Kasus Jamak

Kebalikan dari studi kasus instrumen tunggal, peneliti hanya akan menggunakan atau mempelajari satu kasus. Sementara pada studi kasus jamak, sehingga jumlah kasus yang dipelajari atau diteliti lebih dari satu. Sederhanannya studi kasus jamak diartikan sebagai penelitian yang menggunakan banyak isu maupun banyak kasus dalam satu penelitian yang dilakukan.

Hal ini dikarenakan pembahasan dan kegiatan penelitian lebih terfokus, sehingga fokus utamanya terdapat pada isu dan beberapa kasus yang menyertainya. Fokus pada satu kasus kemudian diteliti dalam beberapa isu di lokasi tersebut. Penelitian dengan metode ini terbilang kompleks karena melibatkan isu yang lebih banyak.

Studi Kasus Mendalam

Studi kasus mendalam merupakan bentuk penelitian studi kasus yang diterapkan pada suatu kasus yang memiliki keunikan yang cukup tinggi ketimbang kasus pada umumnya. Kasus ini sejak awal sudah membuat para peneliti menaruh minat dalam meneliti, bentuk penelitian ini mirip dengan penelitian naratif tapi dengan prosedurnya sendiri lebih rinci.

Ciri-ciri Penelitian Studi Kasus yang Baik

  • Merupakan strategi penelitian dan penyelidikan empiris yang dilakukan untuk menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan nyata.
  • Studi kasus berdasarkan pada investigasi mendalam terhadap satu individu, kelompok dan peristiwa guna melakukan eksplorasi penyebab prinsip yang mendasarinya.
  • Studi kasus sebagai analisis deskriptif dan eksploratif dari seseorang atau individu, kelompok atau peristiwa yang sedang terjadi.
  • Penelitian berupa studi kasus tunggal dan ganda, termasuk bukti penelitian kuantitatif tergantung pada berbagai sumber bukti dan manfaat dari pengembangan proposisi teoritik sebelumnya.
  • Sebuah analisis terhadap orang, kelompok, peristiwa, keputusan, periode, lembaga atau sistem lain yang dipelajari secara holistik dengan satu arah metode atau lebih.

Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Studi Kasus

  • Studi kasus bisa mengungkap hal-hal spesifik, detail dan rinci dan bisa dijelaskan dengan penelitian yang lain. Penelitian studi kasus juga bisa menguak makna di balik permasalahan atau fenomena yang diteliti dengan kondisi sesuai fakta.
  • Tak hanya sekadar memberi laporan secara faktual, namun juga memberi suasana dan pikiran yang mampu dikembangkan lebih menjadi bahan-bahan penelitian lain untuk selanjutnya digunakan sebagai bahan penelitian.
  • Untuk penelitian kuantitatif, metode studi kasus dipersoalkan karena segi reliabilitas, validitas dan generalisasi.
  • Studi kasus tidak selalu cocok dengan menggunakan penelitian kuantitatif, karena tujuan yang digunakan untuk menggeneralisasi.
  • Studi kasus bersifat observasional yang mengharuskan peneliti untuk terjun langsung, sehingga bisa mendapatkan data yang valid.

Langkah-langkah dalam Penelitian Studi Kasus

Pemilihan kasus.

Pemilihan kasus harus berdasarkan alasan yang matang, sehingga penelitian berjalan dengan proses-proses penelitian teratur sesuai prosedur dan bisa mencapai tujuan penelitian. Kasus harus bisa disesuaikan pada bidang-bidang dengan tujuan penelitian, selain itu kasus yang dijadikan permasalahan harus masuk akal dan memiliki latar belakang jelas.

Pengumpulan Data

Dilakukan dengan mendapatkan data-data yang sesuai dengan penelitian, pengumpulan data bisa disesuaikan dengan penelitian. Observasi, wawancara, analisis dokumen, survei dan beberapa di antaranya menjadi pilihan yang bisa dipakai. Selain itu juga harus memperhatikan objek yang diteliti, sehingga data yang didapatkan mampu dibuktikan atau diuji secara valid.

Analisis Data

Dilakukan setelah mendapatkan data berdasarkan teknik-teknik pengumpulan data yang sesuai, setelah data dikumpulkan sehingga peneliti akan melakukan analisis dan mengorganisasi serta melakukan klarifikasi temuan-temuan yang ada. Teknik analisis data yang dipakai juga harus jelas, sehingga tak menemukan masalah.

Dilakukan guna hasil penelitian bisa sempurna, sehingga perbaikan diperlukan meskipun data-data yang sudah dikumpulkan kemudian diklasifikasi. Tujuannya untuk penguatan atau penyempurnaan hasil penelitian, peneliti ternyata membutuhkan data-data baru sehingga peneliti harus terjun ke lapangan dalam mendapatkan data.

Penulisan Laporan

Langkah ini harus dilakukan secara urut sehingga bisa dipahami dengan mudah, selain itu penulisan laporan terhadap penelitian juga harus komunikatif dengan memakai bahasa baku, efektif dan efisien serta jelas.

Contoh Penelitian Studi Kasus

Penelitian studi kasus psikologi.

  • Studi Kasus Penerimaan Seorang Ayah terhadap Anak Autis, penelitian oleh Ade Surya Febrianto dan Ida Darmawati dari Program Studi Psikologi Universitas Negeri Surabaya.
  • Studi Kasus Kematangan Sosial pada Siswa Homeschooling, penelitian oleh Lisa Rahmi Ananda dan Ika Febrian Kristiana dari Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

Penelitian Studi Kasus Bidang Sosiologi

  • Penelitian Tentang Konflik Sosial di Kampung Nelayan (Studi Kasus di Pantai Utara Kota Cirebon, Jawa Barat) Penelitian oleh Soni A. Nulhaqim dan Maulana Irfan, Diana Harding dan Dyana C. Jatnika dari Departemen Kesejahteraan Sosial FISIP dan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran.
  • Penelitian mengenai Perilaku Kaum Muda dalam Konflik (Studi Kasus di Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran) penelitian oleh oleh Dewi Sri Leni Indah, Darsono dan Risma M. Sinaga dari Pascasarjana Pendidikan IPS FKIP Universitas Lampung.

Demikian penjelasan mengenai penelitian studi kasus, pengertian, tujuan, hingga contoh yang ada dan sudah digunakan. Sampoerna University memberi informasi lebih detail melalui jurnal-jurnal yang dibagikan kepada mahasiswa. Termasuk salah satunya jurnal dalam penelitian, sehingga mahasiswa Sampoerna University lebih mudah dalam melakukan penelitian.

Sampoerna University menyediakan fasilitas lengkap untuk para mahasiswa, menggunakan kurikulum berstandar internasional. Kurikulum internasional dan soft skills relevan yang diajarkan Sampoerna University membantu para lulusan tak hanya dibutuhkan oleh perusahaan nasional tetapi juga perusahaan internasional.

Referensi Dunia Dosen – Penelitian Studi Kasus

Recent Post

Featured Image

5 Film Animasi Indonesia Yang Mendunia

Featured Image

Internet of Things: Definisi, Contoh & Cara Kerja

Featured Image

3 Profesi Bergengsi Di Dunia Penerbangan Selain Pilot

Share This Article

Recent More

film animasi indonesia

Mei, 08 2024

Industri animasi Indonesia telah mencatatkan perkembangan yang signifikan dan mulai mencuri perhatian di panggung...

Apa itu Internet of things?

Apa Itu IoT (Internet Of Things)? Internet of Things (IoT) adalah konsep yang mengacu...

profesi bergengsi di dunia penerbangan

Industri penerbangan terus berkembang pesat, membuka berbagai peluang menarik bagi kamu yang ingin berkarier...

  • Privacy Policy

Research Method

Home » Case Study – Methods, Examples and Guide

Case Study – Methods, Examples and Guide

Table of Contents

Case Study Research

A case study is a research method that involves an in-depth examination and analysis of a particular phenomenon or case, such as an individual, organization, community, event, or situation.

It is a qualitative research approach that aims to provide a detailed and comprehensive understanding of the case being studied. Case studies typically involve multiple sources of data, including interviews, observations, documents, and artifacts, which are analyzed using various techniques, such as content analysis, thematic analysis, and grounded theory. The findings of a case study are often used to develop theories, inform policy or practice, or generate new research questions.

Types of Case Study

Types and Methods of Case Study are as follows:

Single-Case Study

A single-case study is an in-depth analysis of a single case. This type of case study is useful when the researcher wants to understand a specific phenomenon in detail.

For Example , A researcher might conduct a single-case study on a particular individual to understand their experiences with a particular health condition or a specific organization to explore their management practices. The researcher collects data from multiple sources, such as interviews, observations, and documents, and uses various techniques to analyze the data, such as content analysis or thematic analysis. The findings of a single-case study are often used to generate new research questions, develop theories, or inform policy or practice.

Multiple-Case Study

A multiple-case study involves the analysis of several cases that are similar in nature. This type of case study is useful when the researcher wants to identify similarities and differences between the cases.

For Example, a researcher might conduct a multiple-case study on several companies to explore the factors that contribute to their success or failure. The researcher collects data from each case, compares and contrasts the findings, and uses various techniques to analyze the data, such as comparative analysis or pattern-matching. The findings of a multiple-case study can be used to develop theories, inform policy or practice, or generate new research questions.

Exploratory Case Study

An exploratory case study is used to explore a new or understudied phenomenon. This type of case study is useful when the researcher wants to generate hypotheses or theories about the phenomenon.

For Example, a researcher might conduct an exploratory case study on a new technology to understand its potential impact on society. The researcher collects data from multiple sources, such as interviews, observations, and documents, and uses various techniques to analyze the data, such as grounded theory or content analysis. The findings of an exploratory case study can be used to generate new research questions, develop theories, or inform policy or practice.

Descriptive Case Study

A descriptive case study is used to describe a particular phenomenon in detail. This type of case study is useful when the researcher wants to provide a comprehensive account of the phenomenon.

For Example, a researcher might conduct a descriptive case study on a particular community to understand its social and economic characteristics. The researcher collects data from multiple sources, such as interviews, observations, and documents, and uses various techniques to analyze the data, such as content analysis or thematic analysis. The findings of a descriptive case study can be used to inform policy or practice or generate new research questions.

Instrumental Case Study

An instrumental case study is used to understand a particular phenomenon that is instrumental in achieving a particular goal. This type of case study is useful when the researcher wants to understand the role of the phenomenon in achieving the goal.

For Example, a researcher might conduct an instrumental case study on a particular policy to understand its impact on achieving a particular goal, such as reducing poverty. The researcher collects data from multiple sources, such as interviews, observations, and documents, and uses various techniques to analyze the data, such as content analysis or thematic analysis. The findings of an instrumental case study can be used to inform policy or practice or generate new research questions.

Case Study Data Collection Methods

Here are some common data collection methods for case studies:

Interviews involve asking questions to individuals who have knowledge or experience relevant to the case study. Interviews can be structured (where the same questions are asked to all participants) or unstructured (where the interviewer follows up on the responses with further questions). Interviews can be conducted in person, over the phone, or through video conferencing.

Observations

Observations involve watching and recording the behavior and activities of individuals or groups relevant to the case study. Observations can be participant (where the researcher actively participates in the activities) or non-participant (where the researcher observes from a distance). Observations can be recorded using notes, audio or video recordings, or photographs.

Documents can be used as a source of information for case studies. Documents can include reports, memos, emails, letters, and other written materials related to the case study. Documents can be collected from the case study participants or from public sources.

Surveys involve asking a set of questions to a sample of individuals relevant to the case study. Surveys can be administered in person, over the phone, through mail or email, or online. Surveys can be used to gather information on attitudes, opinions, or behaviors related to the case study.

Artifacts are physical objects relevant to the case study. Artifacts can include tools, equipment, products, or other objects that provide insights into the case study phenomenon.

How to conduct Case Study Research

Conducting a case study research involves several steps that need to be followed to ensure the quality and rigor of the study. Here are the steps to conduct case study research:

  • Define the research questions: The first step in conducting a case study research is to define the research questions. The research questions should be specific, measurable, and relevant to the case study phenomenon under investigation.
  • Select the case: The next step is to select the case or cases to be studied. The case should be relevant to the research questions and should provide rich and diverse data that can be used to answer the research questions.
  • Collect data: Data can be collected using various methods, such as interviews, observations, documents, surveys, and artifacts. The data collection method should be selected based on the research questions and the nature of the case study phenomenon.
  • Analyze the data: The data collected from the case study should be analyzed using various techniques, such as content analysis, thematic analysis, or grounded theory. The analysis should be guided by the research questions and should aim to provide insights and conclusions relevant to the research questions.
  • Draw conclusions: The conclusions drawn from the case study should be based on the data analysis and should be relevant to the research questions. The conclusions should be supported by evidence and should be clearly stated.
  • Validate the findings: The findings of the case study should be validated by reviewing the data and the analysis with participants or other experts in the field. This helps to ensure the validity and reliability of the findings.
  • Write the report: The final step is to write the report of the case study research. The report should provide a clear description of the case study phenomenon, the research questions, the data collection methods, the data analysis, the findings, and the conclusions. The report should be written in a clear and concise manner and should follow the guidelines for academic writing.

Examples of Case Study

Here are some examples of case study research:

  • The Hawthorne Studies : Conducted between 1924 and 1932, the Hawthorne Studies were a series of case studies conducted by Elton Mayo and his colleagues to examine the impact of work environment on employee productivity. The studies were conducted at the Hawthorne Works plant of the Western Electric Company in Chicago and included interviews, observations, and experiments.
  • The Stanford Prison Experiment: Conducted in 1971, the Stanford Prison Experiment was a case study conducted by Philip Zimbardo to examine the psychological effects of power and authority. The study involved simulating a prison environment and assigning participants to the role of guards or prisoners. The study was controversial due to the ethical issues it raised.
  • The Challenger Disaster: The Challenger Disaster was a case study conducted to examine the causes of the Space Shuttle Challenger explosion in 1986. The study included interviews, observations, and analysis of data to identify the technical, organizational, and cultural factors that contributed to the disaster.
  • The Enron Scandal: The Enron Scandal was a case study conducted to examine the causes of the Enron Corporation’s bankruptcy in 2001. The study included interviews, analysis of financial data, and review of documents to identify the accounting practices, corporate culture, and ethical issues that led to the company’s downfall.
  • The Fukushima Nuclear Disaster : The Fukushima Nuclear Disaster was a case study conducted to examine the causes of the nuclear accident that occurred at the Fukushima Daiichi Nuclear Power Plant in Japan in 2011. The study included interviews, analysis of data, and review of documents to identify the technical, organizational, and cultural factors that contributed to the disaster.

Application of Case Study

Case studies have a wide range of applications across various fields and industries. Here are some examples:

Business and Management

Case studies are widely used in business and management to examine real-life situations and develop problem-solving skills. Case studies can help students and professionals to develop a deep understanding of business concepts, theories, and best practices.

Case studies are used in healthcare to examine patient care, treatment options, and outcomes. Case studies can help healthcare professionals to develop critical thinking skills, diagnose complex medical conditions, and develop effective treatment plans.

Case studies are used in education to examine teaching and learning practices. Case studies can help educators to develop effective teaching strategies, evaluate student progress, and identify areas for improvement.

Social Sciences

Case studies are widely used in social sciences to examine human behavior, social phenomena, and cultural practices. Case studies can help researchers to develop theories, test hypotheses, and gain insights into complex social issues.

Law and Ethics

Case studies are used in law and ethics to examine legal and ethical dilemmas. Case studies can help lawyers, policymakers, and ethical professionals to develop critical thinking skills, analyze complex cases, and make informed decisions.

Purpose of Case Study

The purpose of a case study is to provide a detailed analysis of a specific phenomenon, issue, or problem in its real-life context. A case study is a qualitative research method that involves the in-depth exploration and analysis of a particular case, which can be an individual, group, organization, event, or community.

The primary purpose of a case study is to generate a comprehensive and nuanced understanding of the case, including its history, context, and dynamics. Case studies can help researchers to identify and examine the underlying factors, processes, and mechanisms that contribute to the case and its outcomes. This can help to develop a more accurate and detailed understanding of the case, which can inform future research, practice, or policy.

Case studies can also serve other purposes, including:

  • Illustrating a theory or concept: Case studies can be used to illustrate and explain theoretical concepts and frameworks, providing concrete examples of how they can be applied in real-life situations.
  • Developing hypotheses: Case studies can help to generate hypotheses about the causal relationships between different factors and outcomes, which can be tested through further research.
  • Providing insight into complex issues: Case studies can provide insights into complex and multifaceted issues, which may be difficult to understand through other research methods.
  • Informing practice or policy: Case studies can be used to inform practice or policy by identifying best practices, lessons learned, or areas for improvement.

Advantages of Case Study Research

There are several advantages of case study research, including:

  • In-depth exploration: Case study research allows for a detailed exploration and analysis of a specific phenomenon, issue, or problem in its real-life context. This can provide a comprehensive understanding of the case and its dynamics, which may not be possible through other research methods.
  • Rich data: Case study research can generate rich and detailed data, including qualitative data such as interviews, observations, and documents. This can provide a nuanced understanding of the case and its complexity.
  • Holistic perspective: Case study research allows for a holistic perspective of the case, taking into account the various factors, processes, and mechanisms that contribute to the case and its outcomes. This can help to develop a more accurate and comprehensive understanding of the case.
  • Theory development: Case study research can help to develop and refine theories and concepts by providing empirical evidence and concrete examples of how they can be applied in real-life situations.
  • Practical application: Case study research can inform practice or policy by identifying best practices, lessons learned, or areas for improvement.
  • Contextualization: Case study research takes into account the specific context in which the case is situated, which can help to understand how the case is influenced by the social, cultural, and historical factors of its environment.

Limitations of Case Study Research

There are several limitations of case study research, including:

  • Limited generalizability : Case studies are typically focused on a single case or a small number of cases, which limits the generalizability of the findings. The unique characteristics of the case may not be applicable to other contexts or populations, which may limit the external validity of the research.
  • Biased sampling: Case studies may rely on purposive or convenience sampling, which can introduce bias into the sample selection process. This may limit the representativeness of the sample and the generalizability of the findings.
  • Subjectivity: Case studies rely on the interpretation of the researcher, which can introduce subjectivity into the analysis. The researcher’s own biases, assumptions, and perspectives may influence the findings, which may limit the objectivity of the research.
  • Limited control: Case studies are typically conducted in naturalistic settings, which limits the control that the researcher has over the environment and the variables being studied. This may limit the ability to establish causal relationships between variables.
  • Time-consuming: Case studies can be time-consuming to conduct, as they typically involve a detailed exploration and analysis of a specific case. This may limit the feasibility of conducting multiple case studies or conducting case studies in a timely manner.
  • Resource-intensive: Case studies may require significant resources, including time, funding, and expertise. This may limit the ability of researchers to conduct case studies in resource-constrained settings.

About the author

' src=

Muhammad Hassan

Researcher, Academic Writer, Web developer

You may also like

Questionnaire

Questionnaire – Definition, Types, and Examples

Observational Research

Observational Research – Methods and Guide

Quantitative Research

Quantitative Research – Methods, Types and...

Qualitative Research Methods

Qualitative Research Methods

Explanatory Research

Explanatory Research – Types, Methods, Guide

Survey Research

Survey Research – Types, Methods, Examples

MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG STUDI KASUS

jelaskan apa yang dimaksud case study method

Sebagai seorang pengampu matakuliah Metodologi Penelitian, saya sering ditanya tentang masalah penelitian studi kasus. Pertanyaan itu tidak saja dari mahasiswa tetapi juga dari kolega yang punya minat pada metodologi penelitian. Berikut uraiannya.

Dalam tradisi penelitian kualitatif dikenal terminologi studi kasus (case study) sebagai sebuah jenis penelitian. Studi kasus diartikan sebagai  metode atau strategi dalam penelitian untuk mengungkap kasus tertentu. Ada juga pengertian lain, yakni hasil dari suatu penelitian sebuah kasus tertentu. Jika pengertian pertama lebih mengacu pada strategi penelitian, maka pengertian kedua lebih pada hasil penelitian. Dalam sajian pendek  ini diuraikan pengertian yang pertama.

Selain studi kasus, ada fenomenologi, grounded theory, etnografi, dan etnometodologi yang masuk dalam varian penelitian kualitatif. Penelitian studi kasus memusatkan perhatian pada satu objek tertentu yang diangkat sebagai sebuah kasus untuk dikaji secara mendalam sehingga mampu membongkar realitas di balik fenomena. Sebab,  yang kasat mata hakikatnya bukan sesuatu yang riel (realitas). Itu hanya pantulan dari yang ada di dalam.

Sebagaimana lazimnya perolehan data dalam penelitian kualitatif,  data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang bersangkutan, baik melalui wawancara, observasi, partisipasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dari berbagai cara itu hakikatnya untuk saling melengkapi. Ada kalanya data yang diperoleh dari wawancara belum lengkap, sehingga harus dicari lewat cara lain, seperti observasi, dan partisipasi.

Berbeda dengan metode penelitian kuantitatif yang menekankan pada jumlah atau kuantitas sampel dari populasi yang diteliti, sebaliknya penelitian model studi kasus lebih menekankan kedalaman pemahaman atas masalah yang diteliti. Karena itu, metode studi kasus dilakukan secara  intensif, terperinci dan mendalam terhadap suatu gejala  atau fenomena  tertentu dengan lingkup yang sempit. Kendati lingkupnya sempit, dimensi yang digali harus luas, mencakup berbagai aspek hingga tidak ada satu pun aspek yang tertinggal. Oleh karena itu, di dalam studi kasus sangat tidak relevan pertanyaan-pertanyaan seperti berapa banyak subjek yang diteliti, berapa sekolah, dan berapa banyak sampel dan sebagainya. Perlu diperhatikan bahwa sebagai varian penelitian kualitatif, penelitian studi kasus lebih menekankan kedalaman subjek ketimbang banyaknya jumlah subjek yang diteliti.

Sebagaimana sifat metode penelitian kualitatif pada umumnya, metode studi kasus juga sebaiknya dilakukan terhadap peristiwa atau gejala yang sedang berlangsung. Bukan gejala atau peristiwa yang sudah selesai (ex post facto). Unit of analysis bisa berupa individu, kelompok, institusi atau masyarakat.

Perlu dipraktikkan konsep part and whole dalam penelitian jenis studi kasus. Apa artinya? Penelitian studi kasus harus dilakukan secara dialektik antara bagian dan keseluruhan. Maksudnya, untuk memahami aspek tertentu perlu diperoleh gambaran umum tentang aspek itu. Sebaliknya, untuk memperoleh gambaran umum diperlukan pemahaman bagian-bagian khusus secara mendalam.

Untuk memperoleh pengetahuan secara mendalam, data studi kasus dapat diperoleh tidak saja dari kasus yang diteliti, tetapi juga dari semua pihak yang mengetahui dan mengenal kasus tersebut dengan baik. Data atau informasi bisa dari banyak sumber, tetapi perlu dibatasi hanya pada kasus yang diteliti. Untuk memperoleh informasi yang mendalam terhadap sebuah kasus, maka diperlukan informan yang handal yang memenuhi syarat sebagai informan, yakni maximum variety, yakni orang yang tahu banyak tentang masalah yang diteliti, kendati tidak harus bergelar akademik tinggi.

Pertanyaan yang sering muncul adalah apa yang membedakan penelitian studi kasus dengan penelitian lainnya? Penelitian studi kasus menekankan kedalaman analisis pada kasus tertentu yang lebih spesifik. Metode ini sangat tepat dipakai untuk memahami fenomena tertentu di suatu tempat tertentu dan waktu yang tertentu pula. Misalnya, tentang metode pengajaran matakuliah tertentu, di lembaga pendidikan tertentu dalam waktu tertentu ( yang masih dalam proses).

Pertanyaan lain yang tidak kalah seringnya adalah apa hasil penelitian studi kasus bisa digeneralisasi atau berlaku secara umum. Secara jujur saya risau dengan pertanyaan itu. Sebab, selain istilah generalisasi tidak dikenal dalam metode penelitian kualitatif, hasil studi kasus memang tidak dimaksudkan untuk digeneralisasi, karena lingkupnya sempit.

Sebagai padanannya dikenal istilah transferabilitas, yakni hasil penelitian itu bisa berlaku di tempat lain manakala tempat lain itu memiliki ciri-ciri yang sama dengan tempat atau lokus di mana penelitian itu dilakukan. Transferabilitas semacam itu bisa dilakukan jika penelitian bisa sampai tahap temuan formal, bukan sekadar substantif.

Umumnya penelitian hanya berakhir pada temuan substantif, yakni ketika masalah yang diajukan telah dijawab berdasarkan data. Padahal, maslh ada satu tahap lagi yang harus dilalui jika diharapkan penelitian menjadi karya ilmiah yang baik, yaitu tahap temuan formal, berupa thesis statement dari hasil abstraksi temuan substantif.  Selamat mencoba!

Berita Terkait

jelaskan apa yang dimaksud case study method

MAHASISWA ANGKATAN 2019 MENINGGALKAN MA’HAD

jelaskan apa yang dimaksud case study method

SELEKSI DARING JALUR BEASISWA TELADAN

jelaskan apa yang dimaksud case study method

SELEKSI ONLINE PENERIMAAN MABA JALUR BEASISWA TELADAN UIN MALIKI MALANG

jelaskan apa yang dimaksud case study method

KATA DIRJEN DIKTI TENTANG KONSEP KAMPUS MERDEKA

  • ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
  • Pendidikan Agama Islam
  • Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
  • Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
  • Pendidikan Bahasa Arab
  • Pendidikan Islam Anak Usia Dini
  • Manajemen Pendidikan Islam
  • Tadris Bahasa Inggris
  • Tadris Matematika
  • Pendidikan Profesi Guru (PPG)
  • Magister Pendidikan Agama Islam
  • Magister Pendidikan Matematika
  • Doktor Pendidikan Agama Islam Berbasis Studi Interdisipliner
  • Bahasa Dan Sastra Arab
  • Sastra Inggris
  • Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhsiyyah)
  • Hukum Ekonomi Syari'ah (Mu'amalah)
  • Hukum Tata Negara (Siyasah)
  • Ilmu al-Qur'an dan Tafsir
  • Magister Psikologi
  • Perbankan Syari'ah
  • SAINS DAN TEKNOLOGI
  • Teknik Informatika
  • Teknik Arsitektur
  • Perpustakaan dan Sains Informasi
  • Magister Biologi
  • Magister Informatika
  • KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
  • Pendidikan Dokter
  • Profesi Dokter
  • Profesi Apoteker
  • PASCASARJANA
  • Magister Manajemen Pendidikan Islam
  • Magister Pendidikan Bahasa Arab
  • Magister Studi Ilmu Agama Islam
  • Magister Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
  • Magister Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah
  • Magister Ekonomi Syariah
  • Doktor Manajemen Pendidikan Islam
  • Doktor Pendidikan Bahasa Arab
  • Doktor Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhshiyyah)
  • S3 Ekonomi Syari'ah
  • Doktor Studi Islam
  • Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M)
  • Lembaga Penjaminan Mutu (LPM)
  • Pusat Perpustakaan
  • Pusat Teknologi Informasi Dan Pangkalan Data
  • Pusat Bahasa
  • Pusat Ma'had Al-Jami'ah
  • Pusat Pengembangan Bisnis
  • Informasi Publikasi
  • Bagian Organisasi, Kepegawaian, dan Hukum
  • Bagian Perencanaan
  • Bagian Umum
  • Bagian Akademik
  • Bagian Kerjasama
  • Kemahasiswaan

facebook

serupa.id

seni belajar untuk hidup

Metode Penelitian Studi Kasus: Pengertian, Teknik Analisis, dsb

jelaskan apa yang dimaksud case study method

Pengertian Metode Penelitian Studi Kasus

Metode Penelitian studi kasus adalah penelitian yang menguraikan penjelasan secara menyeluruh mengenai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi sehingga pada penelitian tersebut peneliti harus mengolah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti (Mulyana, 2018, hlm. 201).

Kata kasus sendiri maksudnya adalah keadaan yang sebenarnya dari suatu urusan atau perkara; keadaan atau kondisi khusus yang berhubungan dengan seseorang atau suatu hal (KBBI, 2016). Oleh karena itu, jelas bahwa studi kasus adalah upaya yang dilakukan untuk mengetahui suatu keadaan, atau kondisi lewat pencarian fakta atau data sebanyak-banyaknya yang dapat ditemukan. Pada studi kasus, sering kali data ini disebut juga sebagai bukti.

Lebih lanjut, Wahyuningsih (2013, hlm. 3) mengemukakan bahwa studi kasus adalah sebuah eksplorasi dari “suatu sistem yang terikat” atau “suatu kasus/beragam kasus” yang dari waktu ke waktu melalui pengumpulan data yang mendalam serta melibatkan berbagai sumber informasi yang “kaya” dalam suatu konteks.

Sistem terikat ini diikat oleh waktu dan tempat sedangkan kasus dapat dikaji dari suatu program, peristiwa, aktivitas atau suatu individu. Dengan kata lain, studi kasus merupakan penelitian di mana peneliti menggali suatu fenomena tertentu (kasus) dalam suatu waktu dan kegiatan (program, peristiwa, proses, institusi atau kelompok sosial) serta mengumpulkan informasi secara terinci dan mendalam dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama periode tertentu.

Pertanyaan pada Studi Kasus

Menurut Creswell (dalam Wahyuningsih, 2013, hlm. 5) dalam studi kasus kualitatif, seseorang dapat menyusun pertanyaan maupun sub pertanyaan melalui isu dalam tema yang dieksplorasi, juga sub pertanyaan tersebut dapat mencakup langkah-langkah dalam prosedur pengumpulan data, analisis dan konstruksi format naratif. Berbagai pertanyaan yang dapat memandu peneliti dalam melakukan penelitian studi kasus sebagai berikut.

  • Apa yang terjadi?
  • Siapa yang terlibat dalam respons terhadap suatu peristiwa tersebut?
  • Tema respons apa yang muncul selama 8 bulan mengikuti peristiwa ini?
  • Konstruksi teori apa yang dapat membantu kita memahami respons di kampus?
  • Konstruksi apa yang unik dalam kasus ini?

Kemudian, pertanyaan-pertanyaan prosedural yang dapat diajukan adalah sebagai berikut:

  • Bagaimana suatu kasus dan peristiwa tersebut digambarkan? (deskripsi kasus)
  • Tema apa yang muncul dari pengumpulan informasi tentang kasus? (analisis materi kasus)
  • Bagaimana peneliti menginterpretasikan tema-tema dalam teori sosial dan psikologi yang lebih luas? (pelajaran yang dipelajari dari kasus berdasarkan literatur).

Karakteristik Metode Penelitian Studi Kasus

Creswell (dalam Wahyuningsih, 2013, hlm. 2) mengemukakan beberapa karakteristik dari metode penelitian studi kasus adalah sebagai berikut.

  • Mengidentifikasi “kasus” untuk suatu studi.
  • Kasus tersebut merupakan sebuah “sistem yang terikat” oleh waktu dan tempat.
  • Studi kasus menggunakan berbagai sumber informasi dalam pengumpulan datanya untuk memberikan gambaran secara terinci dan mendalam tentang respons dari suatu peristiwa, dan
  • Ketika menggunakan pendekatan studi kasus, peneliti akan banyak “menghabiskan waktu” atau lebih banyak berurusan dalam menggambarkan konteks atau setting untuk suatu kasus.

Sementara itu, menurut Martha (2016), karakteristik dari studi kasus antara lain adalah:

  • Fokusnya pada keadaan/peristiwa nyata dalam konteks sebenarnya,
  • Mengeksplor secara mendalam dan menyempit,
  • Kegiatannya dibatasi oleh ruang dan waktu,
  • Hanya meneliti secara longitudinal dari suatu keadaan yang sudah terjadi atau yang sedang terjadi, atau bahkan hanya sekilas saja tapi dilihat secara mendalam dan dari berbagai sudut pandang serta dari berbagai sumber informasi,
  • Hasilnya disajikan secara deskriptif namun mendalam,
  • Dilihat secara menyeluruh serta meneliti hubungan dan keterikatan satu sama lai,
  • Fokus pada keadaan apa adanya yang terjadi, keadaan yang tidak biasa, dan yang penting,
  • Studi kasus ini berguna untuk membangun bahkan menguji suatu teori.

Pengumpulan Data Metode Penelitian Studi Kasus

Menurut Creswell (dalam Wahyuningsih, 2013, hlm. 3) beberapa teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan dalam metode penelitian studi kasus meliputi:

  • materi audio-visual,
  • dokumentasi, dan

Disebut informasi karena “data” yang kita himpun sudah berupa data yang dapat dikonsumsi, tidak harus diolah terlebih dahulu seperti pada data kuantitatif.

Sejalan dengan Creswell namun mengungkapkannya dengan lebih mendetail, menurut Yin (dalam Wahyuningsih, 2013, hlm. 5) mengungkapkan enam bentuk pengumpulan data dalam metode penelitian studi kasus, yakni:

  • dokumentasi yang terdiri dari surat, memorandum, agenda, laporan-laporan suatu peristiwa, proposal, hasil penelitian, hasil evaluasi, kliping, artikel;
  • rekaman arsip yang terdiri dari rekaman layanan, peta, data survei, daftar nama, rekaman-rekaman pribadi seperti buku harian, kalender dsb;
  • wawancara biasanya bertipe open-ended;
  • observasi langsung;
  • observasi partisipan dan
  • perangkat fisik atau kultural yaitu peralatan teknologi, alat atau instrumen, pekerjaan seni dll.

Selanjutnya, Yin mengungkapkan bahwa keenam cara pengumpulan data sumber di atas dapat dimaksimalkan apabila kita mengikuti dan menerapkan beberapa prinsip sebagai berikut.

  • menggunakan bukti multisumber;
  • menciptakan data dasar studi kasus, seperti: catatan-catatan studi kasus, dokumen studi kasus, bahan-bahan tabulasi, narasi;
  • memelihara rangkaian bukti.

Jika diperhatikan, berbagai pengumpulan data dalam studi kasus tampak sangat jenuh dan sulit untuk diproses, tidak seperti data sederhana dari wawancara apalagi survei. Lalu bagaimana cara mengolahnya?

Menganalisis data studi kasus adalah suatu hal yang relatif lebih sulit karena strategi dan tekniknya belum teridentifikasikan secara baik. Oleh karena itu, setiap penelitian studi kasus hendaknya dimulai dengan strategi analisis umum yang mengandung prioritas mengenai apa dan mengapa suatu hal itu yang menjadi prioritas analisis.

Teknik Analisis Metode Penelitian Studi Kasus

Menurut Creswell, analisis data pada studi kasus harus terinci beserta setting atau latarbelakangnya. Apabila suatu kasus menampilkan kronologis suatu peristiwa maka analisisnya akan memerlukan banyak sumber data untuk menentukan bukti pada setiap fase dalam evolusi kasusnya.

Stake (dalam Wahyuningsih, 2013, hlm. 6) mengungkapkan empat bentuk analisis data beserta interpretasinya yang dapat digunakan dalam penelitian studi kasus, yakni sebagai berikut.

  • Pengumpulan kategori, peneliti mencari suatu kumpulan dari contoh-contoh data serta berharap menemukan makna yang relevan dengan isu yang akan muncul.
  • Interpretasi langsung, peneliti studi kasus melihat pada satu contoh serta menarik makna darinya tanpa mencari banyak contoh. Hal ini merupakan suatu proses dalam menarik data secara terpisah dan menempatkannya kembali secara bersama-sama agar lebih bermakna.
  • Peneliti membentuk pola dan mencari kesepadanan antara dua atau lebih kategori. Kesepadanan ini dapat dilaksanakan melalui tabel 2×2 yang menunjukkan hubungan antara dua kategori.
  • Pada akhirnya, peneliti mengembangkan generalisasi naturalistik melalui analisa data, generalisasi ini diambil melalui orang-orang yang dapat belajar dari suatu kasus, apakah kasus mereka sendiri atau menerapkannya pada sebuah populasi kasus.

Sementara itu, Yin (dalam Wahyuningsih, 2013, hlm. 7) membagi tiga teknik analisis untuk studi kasus, yakni:

  • penjodohan pola , yaitu dengan menggunakan logika penjodohan pola. Logika seperti ini membandingkan pola yang didasarkan atas data empirik dengan pola yang diprediksikan (atau dengan beberapa prediksi alternatif). Jika kedua pola ini ada persamaan, hasilnya dapat menguatkan validitas internal studi kasus yang bersangkutan;
  • pembuatan eksplanasi , yang bertujuan untuk menganalisis data studi kasus dengan cara membuat suatu eksplanasi tentang kasus yang bersangkutan; dan
  • analisis deret waktu , yang banyak dipergunakan untuk studi kasus yang menggunakan pendekatan eksperimen dan kuasi eksperimen.
  • Martha, Evi dan Kresno, Sudarti. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Bidang Kesehatan. Depok: Raja Grafindo Persada.
  • Mulyana, Deddy. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
  • Wahyuningsih, Sri. (2013). Metode penelitian studi kasus. Madura: UTM Press.

Artikel Terkait

Tinggalkan komentar, batalkan balasan.

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.

Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.

Logo Deepublish

  • Profil Usaha
  • Daftar Menerbitkan Buku
  • Kirim Naskah
  • Cek Progess Buku
  • Cek Royalti Buku
  • Kerjasama Net Promoter
  • Jasa Parafrase
  • Jasa Pengurusan HAKI
  • Konsultasi Menulis
  • Kerjasama Workshop
  • Program Reseller
  • Promo Khusus Penulis Deepublish
  • Dasar Menulis
  • Cara Menerbitkan Buku
  • Memasarkan Buku
  • Teknik Menulis
  • Writing Advice
  • Writing Tools
  • (NEW 2024) Panduan Menulis Buku Ajar Sesuai RPS
  • (NEW 2024) Kunci Sukses Publikasi
  • (NEW 2024) Menulis dengan Etika untuk Hindari Plagiarisme
  • (PREMIUM) Cara Praktis Menulis Buku
  • (NEW) Sukses Menulis Buku Referensi
  • (NEW) Panduan Ringkas Menulis Buku Monograf
  • Panduan Menulis Buku Ajar (Versi Cepat Paham)
  • Rahasia Menulis Buku Ajar
  • Self Publishing
  • Pedoman Menulis Buku Tanpa Plagiarisme

logo deepublish

Home » Pendekatan Penelitian: Pengertian, Jenis, dan Contoh

Pendekatan Penelitian: Pengertian, Jenis, dan Contoh

  • Maret 17, 2023
  • No Comments

pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian – Apakah kamu sedang melakukan penelitian? Jika iya, sudahkah kamu menemukan pendekatan penelitian yang tepat untuk objek yang diteliti? Mungkin bagi orang awam tidak terlalu familiar dengan kata ini. Namun pada artikel ini, kami ingin mengajak kalian untuk mengetahui lebih lengkap tentang apa itu pendekatan penelitian. Dibaca sampai habis ya!

Pendekatan Penelitian

Sebelum membahasa lebih mengenai topik ini. Mari kita bahas pengertian pendeketan penelitian Pendekatan penelitian merupakan hal yang sangat esensial sebelum seorang peneliti lebih jauh melaksanakan sebuah penelitian.

Manfaat dari adanya pendekatan penelitian adalah ketika menjawab atau menentukan rumusan masalah, peneliti bisa terbantu/mempermudah. Pendekatan penelitian harus selaras dengan keperluan dalam menentukan dan menjawab pertanyaan penelitian.

Dalam penelitian sosial, pendekatan penelitian mencakup tiga jenis, yaitu metode kualitatif, kuantitatif dan campuran atau gabungan, juga disebut sebagai metode campuran.

Proses analisis data menggunakan salah satu dari tiga pendekatan tersebut dan dapat bersifat induktif, deduktif, atau kombinasi keduanya. Namun, secara umum hanya ada tiga pendekatan penelitian seperti yang disebutkan di atas.

EBOOK GRATIS : Panduan Menulis Buku Ajar (Versi Cepat Paham)

Pengertian Pendekatan Penelitian Menurut Para Ahli 

Pengertian pendekatan penelitian menurut para ahli sebagai berikut: 

1. Deirdre D. Johnston and Scott W. Vanderstoe

Menurut Deirdre D. Johnston dan Scott W. Vanderstoep, pendekatan adalah desain prosedur dan rencana yang dimulai dari tahap hipotesis yang berlanjut pada penghimpunan data, analisis dan kesimpulan. Sejatinya pendekatan penelitian telah diklasifikasikan menjadi dua yakni pendekatan analisis dan penghimpunan data.

Pendekatan data dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang menciptakan gambaran kejadian yang diteliti secara deskriptif dan naratif. Sementara pendekatan kuantitatif merupakan pengukuran secara numerik berdasarkan kejadian yang sedang diteliti.

2. Nazir (2014, hlm. 26) 

Sementara menurut Nazir, pendekatan penelitian adalah sebuah metode penelitian ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.

3. Hamid Darmadi (2014, hlm 153)

Menurut Hamid Darmadi, pendekatan penelitian adalah metode atau cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. 

4. Arikunto

Menurut Arikunto (2019, hlm. 136), metode penelitian adalah cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.

6. Sukandarrumidi

Sukandarrumidi menjelaskan pendekatan penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan (Sukandarrumidi, 2012, hlm. 111).

Baca Juga: Responden Penelitian : Karakteristik dan Syarat-Syaratnya

Jenis Pendekatan Penelitian 

Secara umum ada tiga pendekatan penelitian yang umum digunakan terutama dalam penulisan skripsi, tesis, dan disertasi. Jenis pendekatan penelitian ada 3, yaitu pendekatan metode kualitatif, pendekatan metode kuantitatif, dan pendekatan metode campuran/mix methods.

1. Pendekatan Metode Kualitatif

Pendekatan penelitian kualitatif adalah pendekatan yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi. Metode penelitian ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam (in-depth analysis ), yakni mengkaji masalah secara kasus per kasus karena metodologi kualitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari masalah lainnya. 

Tujuan dari pendekatan penelitian kualitatif ini bukan suatu generalisasi tetapi pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah. Penelitian kualitatif berfungsi memberikan kategori substantif dan hipotesis penelitian kualitatif.

Dikutip dari laman ranah research, menurut Creswell dalam Sugiyono (2012), pendekatan penelitian kualitatif dibagi menjadi lima macam. Macam-macam pendekatan penelitian kualitatif ada 5, yaitu phenomenological research, grounded theory, ethnography, case study, dan narrative research. Berikut penjelasannya:

a. Phenomenological research

Phenomenological research adalah salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan pengumpulan data dengan observasi partisipan untuk mengetahui fenomena esensial partisipan dalam pengalaman hidupnya.

b. Grounded theory

Grounded theory adalah salah satu jenis penelitian kualitatif, yang mana peneliti bisa menarik generalisasi apa yang diamati/dianalisis secara induktif, teori abstrak tentang proses, tindakan atau interaksi berdasarkan pandangan partisipan yang diteliti.

c. Ethnography

Ethnography merupakan jenis penelitian kualitatif dimana peneliti melakukan studi terhadap budaya kelompok dalam kondisi yang alamiah melalui observasi dan wawancara.

d. Case studies

Case studies adalah penelitian kualitatif dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap program, kejadian, proses, aktivitas, terhadap satu atau lebih orang. Suatu kasus terikat oleh waktu dan aktivitas dan peneliti melakukan pengumpulan data secara mendetail dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data dan dalam waktu yang berkesinambungan.

e. Narrative research

Narrative research merupakan penelitian kualitatif dimana peneliti melakukan studi terhadap satu orang individu atau lebih untuk mendapatkan data tentang sejarah perjalanan dalam kehidupannya. Data tersebut selanjutnya oleh peneliti disusun menjadi laporan naratif kronologis.

Baca Juga: Jenis Data Penelitian yang Perlu Anda Ketahui

2. Pendekatan Metode Kuantitatif 

Pendekatan penelitian kuantitatif adalah pendekatan yang berlandaskan pada filsafat positivisme, dipakai untuk meneliti pada populasi ataupun sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan alat ukur (instrumen) penelitian, analisa data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji dan membuktikan hipotesis yang telah dibuat/ditetapkan. Macam-macam pendekatan metode kuantitatif terdiri atas metode survei dan metode eksperimen.

a. Metode Survei

Metode penelitian survei ialah salah satu pendekatan penelitian kuantitatif yang digunakan untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat, karakteristik perilaku, hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variabel sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu. Teknik pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau kuesioner) dan hasil penelitian cenderung untuk digeneralisasikan.

b. Metode Eksperimen

Pendekatan penelitian selanjutnya adalah menggunakan eksperimen. Pendekatan penelitian metode eksperimen digunakan digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (treatment/perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil) dalam kondisi yang terkendalikan. Kondisi dikendalikan agar tidak ada variabel lain (selain variabel treatment) yang mempengaruhi variabel dependen. Agar kondisi dapat dikendalikan, maka dalam penelitian eksperimen menggunakan kelompok kontrol. Penelitian eksperimen sering dilakukan di laboratorium.

3. Pendekatan Metode Campuran 

Menurut Johnson (2007), Metode Campuran atau Mixed Methods adalah jenis penelitian di mana peneliti menggabungkan unsur-unsur pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode campuran berfokus pada pengumpulan, analisis, dan pencampuran data kuantitatif dan kualitatif dalam satu studi atau serangkaian studi. 

Premis dasar penggunaan metode campuran adalah bahwa menggabungkan lebih dari satu jenis sumber data memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang masalah penelitian daripada pendekatan tunggal atau mono-metode. 

Menurut Creswell dan Plano Clark (2011, p. 12) setidaknya ada enam potensi keuntungan untuk mengintegrasikan sejumlah pendekatan secara metodologis, yakni:

  • Kekuatan dari satu pendekatan mengimbangi kelemahan pendekatan yang lain.
  • Jika digunakan dengan benar, metode campuran dapat memberikan lebih banyak bukti yang komprehensif dan meyakinkan.
  • Metode campuran dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian tertentu meskipun pendekatan metode tunggal tidak dapat.
  • Metode campuran dapat mendorong kolaborasi antar disiplin ilmu.
  • Metode campuran mendorong penggunaan berbagai pandangan / paradigma dalam dunia penelitian.
  • Metode campuran “praktis” karena memungkinkan penggunaan berbagai teknik dan pendekatan yang paling baik dalam menjawab pertanyaan penelitian.

Tujuan umum metode campuran adalah menggabungkan komponen penelitian kualitatif dan kuantitatif guna memperluas dan memperkuat kesimpulan penelitian. Penggunaan metode campuran harus berkontribusi dalam menjawab pertanyaan penelitian dan bagaimana pengetahuan serta validitasnya akurat. Satu sumber data mungkin tidak cukup, seperti Hasil awal perlu dijelaskan lebih lanjut; metode kedua diperlukan untuk mendukung metode utama; dan proyek yang diteliti memiliki multi-fase.

Baca Juga: Kesulitan Menentukan Topik Penelitian? Temukan Jawabannya di Sini

Contoh Pendekatan Penelitian 

Contoh pendekatan metode kualitatif yaitu: 

Judul: Motivasi Kerja Guru Tidak Tetap di Berbagai SMA Swasta di Kota Semarang

Oleh: Ikhsan Gunawan

Publikasi: Skripsi, Program Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang

Metode penelitian: 

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Kirk dan Miller (dalam Moleong, 2006) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahan. 

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif karena peneliti menganggap permasalahan yang diteliti cukup kompleks dan dinamis sehingga data yang diperoleh dari para narasumber tersebut dijaring dengan metode yang lebih alamiah yakni interview langsung dengan para narasumber sehingga didapatkan jawaban yang alamiah. Selain itu, peneliti bermaksud untuk memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis, dan teori yang sesuai dengan data yang diperoleh di lapangan.

Fokus penelitian pada penelitian ini adalah motivasi Guru Tidak Tetap yang bertugas di beberapa SMA Swasta di Kota Semarang berikut faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Penelitian ini difokuskan di Kota Semarang karena peneliti berasumsi bahwa Kota Semarang yang merupakan ibukota Jawa Tengah bisa dijadikan gambaran situasi sosial di berbagai kota lain di Jawa Tengah dengan berbagai lapisan masyarakatnya yang masih memegang budaya Jawa sebagai dasar kehidupan sehari-hari. 

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi participant, wawancara mendalam studi dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau triangulasi

2. Pendekatan Metode Kuantitatif 

Contoh pendekatan metode kuantitatif sebagai berikut 

Judul: DAMPAK BENCANA BANJIR TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN BATU BENAWA KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH, KALIMANTAN SELATAN

Oleh: Reni Yunida, Rosalina Kumalawati, Deasy Arisanty Pendidikan Geografi , Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Indonesia.

Publikasi : JPG (Jurnal Pendidikan Geografi)

Metode Penelitian:

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2010).

Populasi dalam penelitian ini yaitu masyarakat di daerah banjir di Kecamatan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah sebanyak 1673 Kepala Keluarga dengan total 4 Desa yang terkena banjir.

Sampel Bentuk pengambilannya dalam penelitian ini adalah bentuk proporsional sampling, dengan teknik Snowball sampling. Data yang diperoleh secara langsung dari informan melalui wawancara.

Menetapkan informan pada penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling. snowball sampling dipilih agar memudahkan peneliti dalam menentukan sampel. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar.

Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.

Sampel Penelitian ini adalah 364 kepala keluarga dari seluruh populasi yang berjumlah 1673 kepala keluarga di daerah bencana banjir di Kecamatan Batu Benawa, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Mengacu pada Tabel Isaac dan Michael dalam Sugiyono, karena pada Tabel Isaac dan Michael tidak ada yang berjumlah 1673 kepala keluarga maka diambil jumlah yang mendekati yaitu 1700 kepala keluarga sehingga didapat 364 kepala keluarga dengan taraf kesalahan 5% atau dengan tingkat kepercayaan 95% seluruh kepala keluarga di 4 Desa di Kecamatan Batu Benawa.

Baca Juga: Penelitian Deskriptif: Pengertian, Kriteria, Metode, dan Contoh

3. Pendekatan Penelitian Campuran

Contoh pendekatan metode kualitatif: 

Judul: PENGARUH FASILITAS IBADAH TERHADAP KEPUASAN PENGUNJUNG MALL : STUDI KASUS DI EXECUTIVE MUSHOLA GRAND CITY SURABAYA.

Oleh: Siti Markhamah, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Publikasi: Skripsi Program Studi Dakwah dan Komunikasi

Metode Penelitian: 

Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran (Mixed method). Penelitian metode campuran adalah pendekatan penelitian yang mengkombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian secara kolektif sehingga kekuatan penelitian semakin besar. 

Metode ini digunakan karena ingin menghasilkan fakta yang lebih banyak dalam meneliti masalah penelitian, dengan tujuan untuk melengkapi gambaran hasil studi mengenai fenomena yang diteliti dan untuk memperkuat analisis penelitian.

Strategi metode campuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi Embedded Konkuren, yakni strategi metode campuran yang menerapkan satu tahap pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif dalam satu waktu. Strategi Embedded Konkuren memiliki metode primer yang memandu proyek dan database sekunder yang menjadi pendukung dalam prosedur penelitian. 

Metode sekunder yang kurang diprioritaskan (kualitatif) ditancapkan (embedded) pada metode yang lebih dominan (kuantitatif). Hal tersebut dilakukan untuk memperkaya deskripsi tentang partisipan yang menjadi sampel penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di Executive Mushola Grand City Surabaya, dimulai pada bulan November 2015 sampai Januari 2016. tancapkan (embedded) pada metode yang lebih dominan (kuantitatif). Hal tersebut dilakukan untuk memperkaya deskripsi tentang partisipan yang menjadi sampel penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah pengunjung yang beribadah di Executive Mushola Grand City Surabaya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Soeharto dalam Mahi M. Hikmat sampel merupakan objek dari populasi yang diambil melalui teknik sampling.

Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka digunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara dengan takmir dan beberapa pengunjung Executive Mushola Grand City Surabaya. 

Kemudian teknik pengambilan data juga menggunakan angket yakni metode pengambilan data dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Metode angket dipergunakan untuk mendapatkan data dan menggali data tentang sesuatu yang berkaitan dengan persepsi kepuasan pengunjung terhadap fasilitas ibadah di Grand City Surabaya. Angket disebarkan kepada pengunjung yang telah menggunakan fasilitas ibadah di Executive Mushola Grand City Surabaya.

Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teknik pengumpulan data observasi. Adapun observasi dilakukan terhadap fasilitas-fasilitas yang ada di dalam Executive Mushola Grand City Surabaya dan kegiatan yang berlangsung di mushola.

Itulah penjelasan mengenai jenis pendekatan metode penelitian yang bisa kamu pelajari. Semoga bermanfaat!

Pertanyaan Seputar Pendekatan Penelitian :

Definisi pendekatan penelitian telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Menurut Deirdre D. Johnston dan Scott W. Vanderstoep, pendekatan adalah desain prosedur dan rencana yang dimulai dari tahap hipotesis yang berlanjut pada penghimpunan data, analisis dan kesimpulan. Baca definisi dari ahli lainnya di artikel!

Metode pendekatan kualitatif antara lain phenomenological research, grounded theory, ethnography, case studies, narrative research. Macam metode lainnya dari pendekatan kuantitatif dan gabungan selengkapnya ada di artikel!

Pendekatan penelitian mencakup tiga jenis, yaitu metode kualitatif, kuantitatif dan campuran/gabungan. Baca penjelasan detailnya di artikel!

Contoh pendekatan penelitian kualitatif sebagai berikut: Judul: Motivasi Kerja Guru Tidak Tetap di Berbagai SMA Swasta di Kota Semarang Oleh: Ikhsan Gunawan Publikasi: Skripsi, Program Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang Metode penelitian: Lihat detail metode penelitian pada artikel!

Mau menulis tapi waktu Anda terbatas?

Gunakan saja layanan parafrase konversi.

Cukup siapkan naskah penelitian (skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah atau naskah lainnya), kami akan mengonversikan jadi buku yang berpeluang memperoleh nomor ISBN!

Picture of Salmaa

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

jelaskan apa yang dimaksud case study method

Dapatkan informasi terbaru dari kami seputar promo spesial dan event yang akan datang

logo deepublish

Penerbit Deepublish adalah penerbit buku yang memfokuskan penerbitannya dalam bidang pendidikan, pernah meraih penghargaan sebagai Penerbit Terbaik pada Tahun 2017 oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI).

Kritik/Saran Pelayanan  : 0811-  2846 – 130

  • Menerbitkan Buku
  • Pengadaan Buku
  • Reseller Buku
  • Mitra Net Promoter

Alamat Kantor

Jl.Rajawali G. Elang 6 No 3 RT/RW 005/033, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I Yogyakarta 55581

Telp/Fax kantor : (0274) 283-6082

E1 Marketing : [email protected] E2 Marketing : [email protected]

jelaskan apa yang dimaksud case study method

Phone : +62 274 563929 | Fax: +62 274 513235

Fakultas Bisnis UKDW

Merdeka Belajar, Case Based Learning, dan Project Based Learning: Sebuah Refleksi

Inspirasi tulisan ini berasal dari ingatan saya tentang ucapan dari Ibu Erni Ekawati, salah satu dosen Fakultas Bisnis UKDW, yang mengatakan bahwa mahasiswa-mahasiswa UKDW dipersiapkan sebagai manusia-manusia yang siap belajar , bukan siap kerja . Saya sangat setuju. Mengapa? Ada dua isu krusial. Pertama, sumber belajar . Dunia sekarang sangat dinamis. Sebelum munculnya teknologi internet dan digital, sumber belajar paling utama adalah kelas. Siswa dan mahasiswa tidak akan mendapatkan ilmu apa-apa jika tidak masuk kelas. Namun, sekarang? Sumber belajar terbuka lebar. Teknologi internet telah mendemokratisasi pengetahuan. Para pemilik pengetahuan (semua orang, tidak hanya para akademisi) dapat membagikan apa yang dia ketahui di internet, melalui berbagai platform dan kita dapat mengaksesnya. Dalam literatur manajemen pengetahuan, ini disebut dengan kodifikasi atau eksternalisasi. Pada akhirnya, kelas kuliah tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar. Lantas, bagaimana perubahan yang harus kita lakukan?

Kedua, siklus hidup pengetahuan . Dampak lain dari terdemokratisasinya pengetahuan melalui teknologi digital dan dinamisnya perubahan dunia hari ini adalah siklus hidupnya relatif semakin pendek. Apa yang kita ketahui 10 tahun atau 5 tahun lalu atau bahkan 5 hari yang lalu, bisa jadi tidak relevan lagi menghadapi hari ini dan masa depan. Ada banyak istilah baru yang muncul. Ada banyak definisi baru yang muncul. Fenomena ini disebut emergence . Akhirnya apa? Bagi kita yang memiliki isu kemelekatan ( attachment ) dengan bidang ilmu kita, dengan materi lama kita, dengan pengetahuan lama kita, bisa jadi membuat kita tidak berhasil memperbaharui diri. Oleh karena itu, betapa pentingnya membudayakan proses yang dalam literatur manajemen pengetahuan disebut sebagai unlearning-learning-relearning . Dekonstruksi dan rekonstruksi. Siap untuk dibaharui. Siap untuk dibangun ulang. Ada kerendahhatian intelektual ( intellectual humility ).

Ringkasnya, saya memaknai siap belajar dengan mempersiapkan mahasiswa sebagai manusia yang berpikir merdeka. Ada keteguhan, otonomi, dan integritas dalam berpikir dan bertindak. Mereka juga seharusnya adil sejak dalam pikiran, sebagaimana Pramoedya Ananta Toer, seorang penulis kebanggaan Indonesia, sampaikan. Biarlah mereka tidak disuapi dalam proses belajar, tapi dihidupkan ‘api’ pikiran sehingga mereka menjadi orang-orang yang terus penasaran, orang-orang yang terus bertanya: tentang eksistensinya dalam dunia ekonomi, politik, budaya, sosial. Tentang makna dan tujuan hidupnya. Tentang kebermanfaatan hidupnya untuk orang lain dan alam ini.

Case-Based Learning

Bagi saya, tujuan utama dari case-based learning adalah membangun empati dan nalar kritis mahasiswa.  Level kognitif pada taksonomi Bloom di model pembelajaran ini adalah level analisis dan evaluasi . Cara berpikir kritis adalah cara berpikir yang tidak puas hanya bermain di permukaan , tetapi ingin menggali dan menyelami lebih dalam , mencari akar masalah secara radikal ( radix =akar) , memaknai makna di balik makna , mendalami situasi di belakang layar suatu peristiwa . Format pembelajaran yang terjadi di kelas tidak lagi ceramah panjang, tetapi proses konfirmasi, diskusi, dan bahkan debat. Saya mencoba menerapkan ini di kelas Prinsip-Prinsip Bisnis dengan menugaskan tiap kelompok mencari studi kasus sehari-hari tentang usaha bisnis di sekitar mereka. Mereka mewawancarai pemilik usaha dengan fokus pertanyaan pada topik yang dibahas sesuai rencana pembelajaran semester. Secara asinkronus, mereka meminta masukan rancangan studi kasus yang dibuat dari saya dan akhirnya mereka akan membuat studi kasus tersebut dalam video kreatif berdurasi maksimal 5 menit, diputar di kelas sinkronus. Tautan video kreatif sudah disebarkan satu hari sebelum kelas sinkronus dan mahasiswa-mahasiswa lain menonton. Mahasiswa-mahasiswa lain kemudian diwajibkan membuat pertanyaan-pertanyaan kritis terhadap studi kasus ini. Kemudian, ketika di kelas sinkronus, saya berperan sebagai moderator/fasilitator dengan terus-menerus melontarkan pertanyaan ala Socratic Questioning . Cara bertanya ini adalah cara bertanya kritis yang memungkinkan orang yang diajak berdiskusi mengeluarkan perspektifnya, cara pandang dunianya, dan pendirian-pendiriannya tentang suatu kasus .

Sebagai tambahan, ada satu pendapat pribadi saya tentang mengapa banyak keluhan mengapa mahasiswa tidak aktif bertanya di kelas. Anggaplah ini hipotesis dan sangat terbuka untuk diperdebatkan. Budaya pendidikan kita belumlah budaya yang mendorong orang merdeka bersuara. Sejak kecil, tidak sedikit dari kita yang ketika memberikan pendapat di keluarga, dianggap “masih belum tahu apa-apa” “masih kecil” “masih muda”. Kita sudah dibungkam sejak kecil. Belum lagi penghargaan terhadap kemerdekaan berpendapat yang sangat kurang ketika mengalami bangku sekolah. Senioritas sangat menonjol. Feodalisme masih merajalela. Klaim ini setidaknya melalui pengalaman personal saya. Tentu saja, ini dapat dilanjutkan dengan wawancara mendalam untuk membuktikan hipotesis ini. Belum lagi kalau kita berbicara tentang pembungkaman struktural/sistemik akibat ketidakadilan dan ketimpangan. Ini sangat bisa dibicarakan di tulisan atau diskusi terpisah.

Project-Based Learning

Bagi saya, tujuan utama project-based learning adalah melatih mahasiswa untuk berpikir sistem dan berpikir desain . Level taksonomi Bloomnya adalah kreasi . Berpikir sistem adalah cara berpikir yang holistik , tidak silos atau tidak ego sektoral. Cara berpikir sistem adalah cara berpikir sintesis yang menyadari bahwa ada saling keterhubungan antar bagian sehingga menyelesaikan masalah harus terintegrasi. Berpikir desain adalah berpikir dengan selalu membuat peta empati untuk mengidentifikasi kebutuhan dan masalah di sekitar dan akhirnya merancang solusi, baik dalam bentuk produk, layanan, atau solusi lainnya . Kedua cara berpikir ini dapat dirancang di berbagai tugas kuliah.

Tugas mata kuliah nampaknya tidak perlu terlalu banyak. Sedikit tetapi fokus dan diulas setiap minggu pertemuan. Tidak adil rasanya memberi tugas karya dengan berstandar tinggi, tetapi tidak mendampingi dan memberi masukan secara rutin. Dengan memberi masukan secara rutin, mahasiswa dapat diajak untuk menghayati salah satu nilai UKDW: striving for excellence . Bahwa ketidaktahuan bukanlah “dosa”. Tahu bahwa dia tidak tahu adalah permulaan pengetahuan. Yang menjadi “dosa” adalah ketika ia bebal dan tidak mau memperbaharui diri setelah diberikan masukan.

Catatan Akhir

Beberapa catatan penutup berikut mungkin dapat “memprovokasi” kita untuk memikirkan dan merancang ulang desain kurikulum manajemen.

  • Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) seharusnya lebih diperdebatkan dan digali dari sudut pandang substansi filosofisnya, bukan administrasinya. Apakah MBKM sekadar merdeka memilih tempat belajar? Semerdeka apa proses pendidikan kita? Bagaimana dengan merdeka bersuara kritis?
  • Dari berbagai literatur tentang pendidikan manajemen, cased based learning dan project based learning adalah pilihan utama untuk menumbuhkan high order thinking skills sebagaimana tuntutan abad 21 (berpikir kritis, berpikir sistem/komputasional, berpikir desain). Bukankah perlu untuk memetakan dan mengelompokkan mana saja mata kuliah yang didesain berbasis cased-based learning , mana yang project-based learning ? Kedua model pembelajaran ini sepertinya perlu didiskusikan lebih lanjut penerapannya di setiap mata kuliah.
  • Dalam literatur manajemen pengetahuan, ada hierarki yang disebut DIKW: data, information, knowledge, wisdom. Banyak penulis jurnal di literatur ini menyatakan bahwa di era masa lalu dan sekarang, manusia berpengetahuan sudah banyak muncul. Kurikulum selalu dikembangkan untuk membentuk manusia berpengetahuan. Tetapi, tinjauan kritisnya adalah dunia belum menjadi lebih baik. Kejahatan lingkungan merajalela. Berbagai kejahatan kemanusiaan, termasuk dalam bisnis, juga mengemuka. Di era sekarang dan mendatang, manusia yang penuh kearifan menjadi penentu keberlanjutan kehidupan kita . Pertanyaannya, sudah sejauh mana proses pendidikan kita mendorong pembentukan manusia yang arif ? Nampaknya, kita harus kembali lagi mempelajari filsafat dan kearifan nenek moyang kita .

Leave a Comment Cancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

jelaskan apa yang dimaksud case study method

Pembelajaran Case Method dan Team-Based Project

by Admin | Jul 16, 2021 | Berita

jelaskan apa yang dimaksud case study method

Pada Kamis, 15 Juli 2021, pukul 13.00-15.07, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyelenggarakan seminar Pembelajaran Case Method dan Team-Based Project . Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting. Kegiatan ini dihadiri oleh Dekan FBS UNJ, Ibu Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd., dan para dosen Prodi PBSI yaitu Ibu Dra. Sri Suhita, M.Pd., Ibu N. Lia Marliana, S.Pd., M.Phil.(Ling.), Bapak Nur Sekhudin, S.Pd., M.Hum., dan Ibu Reni Oktaviani, M.Pd. Hadir pula wakil rektor I UNJ, para dekan, wakil dekan, para koordinator program studi, dan para dosen di lingkungan UNJ.

Narasumber dalam kegiatan ini yaitu Bapak Dr. Uwes Anis Cheruman, M.Pd. Materi yang dibahas dalam kegiatan ini meliputi Indikator Kinerja Utama (IKU) 7 yang mencakup case-base teaching method, team-based project, dan asesmen otentik. Selain itu, dipaparkan evidence yang merupakan jumlah mata kuliah dengan case-base teaching method atau team-based project dibagi dengan seluruh mata kuliah dikali dengan 100. Setelah pemaparan materi, sesi tanya jawab dilakukan. (RO)

jelaskan apa yang dimaksud case study method

How to Order Our Online Writing Services.

There is nothing easier than using our essay writer service. Here is how everything works at :

  • You fill out an order form. Make sure to provide us with all the details. If you have any comments or additional files, upload them. This will help your writer produce the paper that will exactly meet your needs.
  • You pay for the order with our secure payment system.
  • Once we receive the payment confirmation, we assign an appropriate writer to work on your project. You can track the order's progress in real-time through the personal panel. Also, there is an option to communicate with your writer, share additional files, and clarify all the details.
  • As soon as the paper is done, you receive a notification. Now, you can read its preview version carefully in your account. If you are satisfied with our professional essay writing services, you confirm the order and download the final version of the document to your computer. If, however, you consider that any alterations are needed, you can always request a free revision. All our clients can use free revisions within 14 days after delivery. Please note that the author will revise your paper for free only if the initial requirements for the paper remain unchanged. If the revision is not applicable, we will unconditionally refund your account. However, our failure is very unlikely since almost all of our orders are completed issue-free and we have 98% satisfied clients.

As you can see, you can always turn to us with a request "Write essay for me" and we will do it. We will deliver a paper of top quality written by an expert in your field of study without delays. Furthermore, we will do it for an affordable price because we know that students are always looking for cheap services. Yes, you can write the paper yourself but your time and nerves are worth more!

How Our Paper Writing Service Is Used

We stand for academic honesty and obey all institutional laws. Therefore EssayService strongly advises its clients to use the provided work as a study aid, as a source of ideas and information, or for citations. Work provided by us is NOT supposed to be submitted OR forwarded as a final work. It is meant to be used for research purposes, drafts, or as extra study materials.

Finish Your Essay Today! EssayBot Suggests Best Contents and Helps You Write. No Plagiarism!

jelaskan apa yang dimaksud case study method

"Research papers - Obsity in Children..."

slider image

Parents Are Welcome

No one cares about your academic progress more than your parents. That is exactly why thousands of them come to our essay writers service for an additional study aid for their children. By working with our essay writers, you can get a high-quality essay sample and use it as a template to help them succeed. Help your kids succeed and order a paper now!

How will you prove that the drafts are original and unique?

icon

is here to help you!

Student years are the best time of one’s life. You are in the prime of your life and hopeful about the bright future ahead. This is the period that leaves the funniest photos, the sweetest memories, and gives you the most faithful friends. However, there is one thing that spoils all the fun – assignment writing. Have you ever struggled to write an essay or prepare a speech only to find that the deadline is getting closer, and the work is not ready yet? Are you desperate for someone to have your paper done? Ordering it online is a really convenient option, but you must be sure that the final product is worth the price. is one of the leading online writing centers that deliver only premium quality essays, term papers, and research papers.

Once you place an order and provide all the necessary instructions, as well as payment, one of our writers will start working on it. Be sure we won’t choose a person to do your paper at random. The writer assigned will hold an academic degree in the respective area of expertise, which makes it possible for him/her to find the relevant information, carry out exhaustive research, and develop a comprehensible and well-organized document. The final product will meet all your specifications regarding the content and formatting style. What is more, you will not have to proofread it for any grammatical or spelling errors, because our professionals have a really good command of the English language.

10 question spreadsheets are priced at just .39! Along with your finished paper, our essay writers provide detailed calculations or reasoning behind the answers so that you can attempt the task yourself in the future.

is a “rare breed” among custom essay writing services today

All the papers delivers are completely original as we check every single work for plagiarism via advanced plagiarism detection software. As a double check of the paper originality, you are free to order a full plagiarism PDF report while placing the order or afterwards by contacting our Customer Support Team.

Being tempted by low prices and promises of quick paper delivery, you may choose another paper writing service. The truth is that more often than not their words are hollow. While the main purpose of such doubtful companies is to cash in on credulity of their clients, the prime objective of is clients’ satisfaction. We do fulfill our guarantees, and if a customer believes that initial requirements were not met or there is plagiarism found and proved in paper, they can request revision or refund. However, a refund request is acceptable only within 14 days of the initial deadline.

Our paper writing service is the best choice for those who cannot handle writing assignments themselves for some reason. At , you can order custom written essays, book reviews, film reports, research papers, term papers, business plans, PHD dissertations and so forth. No matter what academic level or timeframe requested is – we will produce an excellent work for you!

Customers usually want to be informed about how the writer is progressing with their paper and we fully understand that – he who pays the piper calls the tune. Therefore, with you have a possibility to get in touch with your writer any time you have some concerns or want to give additional instructions. Our customer support staff is there for you 24/7 to answer all your questions and deal with any problems if necessary.

Of course, the best proof of the premium quality of our services is clients’ testimonials. Just take a few minutes to look through the customer feedback and you will see that what we offer is not taking a gamble.

is a company you can trust. Share the burden of academic writing with us. Your future will be in safe hands! Buy essays, buy term papers or buy research papers and economize your time, your energy and, of course, your money!

Finished Papers

jelaskan apa yang dimaksud case study method

What is a good essay writing service?

Oddly enough, but many people still have not come across a quality service. A large number of users fall for deceivers who take their money without doing their job. And some still fulfill the agreements, but very badly.

A good essay writing service should first of all provide guarantees:

  • confidentiality of personal information;
  • for the terms of work;
  • for the timely transfer of the text to the customer;
  • for the previously agreed amount of money.

The company must have a polite support service that will competently advise the client, answer all questions and support until the end of the cooperation. Also, the team must get out of conflict situations correctly.

It is necessary to have several payment methods on the site to make it easier for the client to transfer money.

And of course, only highly qualified writers with a philological education should be present in the team, who will not make spelling and punctuation errors in the text, checking all the information and not stealing it from extraneous sites.

We value every paper writer working for us, therefore we ask our clients to put funds on their balance as proof of having payment capability. Would be a pity for our writers not to get fair pay. We also want to reassure our clients of receiving a quality paper, thus the funds are released from your balance only when you're 100% satisfied.

Looking for something more advanced and urgent? Then opt-in for an advanced essay writer who’ll bring in more depth to your research and be able to fulfill the task within a limited period of time. In college, there are always assignments that are a bit more complicated and time-taking, even when it’s a common essay. Also, in search for an above-average essay writing quality, more means better, whereas content brought by a native English speaker is always a smarter choice. So, if your budget affords, go for one of the top 30 writers on our platform. The writing quality and finesse won’t disappoint you!

Premium essay writers

Essay writing help from a premium expert is something everyone has to try! It won’t be cheap but money isn’t the reason why students in the U.S. seek the services of premium writers. The main reason is that the writing quality premium writers produce is figuratively out of this world. An admission essay, for example, from a premium writer will definitely get you into any college despite the toughness of the competition. Coursework, for example, written by premium essay writers will help you secure a positive course grade and foster your GPA.

Customer Reviews

Rebecca Geach

Total Price

In the order page to write an essay for me, once you have filled up the form and submitted it, you will be automatically redirected to the payment gateway page. There you will be required to pay the entire amount for taking up the service and writing from my experts. We will ask you to pay the entire amount before the service as that gives us an assurance that you will come back to get the final draft that we write and lets us build our trust in you to write my essay for me. It also helps us to build up a mutual relationship with you while we write, as that would ease out the writing process. You are free to ask us for free revisions until you are completely satisfied with the service that we write.

Advocate Educational Integrity

Our service exists to help you grow as a student, and not to cheat your academic institution. We suggest you use our work as a study aid and not as finalized material. Order a personalized assignment to study from.

My experience here started with an essay on English lit. As of today, it is quite difficult for me to imagine my life without these awesome writers. Thanks. Always.

How Our Essay Service Works

IMAGES

  1. (PDF) Presentasi dan Case Study Dalam Assessment Center

    jelaskan apa yang dimaksud case study method

  2. Jelaskan Apa Yang Dimaksud Dengan Organisasi Sosial

    jelaskan apa yang dimaksud case study method

  3. case study method merits and demerits

    jelaskan apa yang dimaksud case study method

  4. 😂 What is case study method. What is the Case Method?. 2019-02-12

    jelaskan apa yang dimaksud case study method

  5. 1. jelaskan apa yang dimaksud dengan karya ilmiah

    jelaskan apa yang dimaksud case study method

  6. Jelaskan Apa Yang Dimaksud Metodologi Penelitian Itu

    jelaskan apa yang dimaksud case study method

VIDEO

  1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan laut?

  2. Perbedaan proses penelitian dengan Metode Survey dan Studi Kasus

  3. Penerapan Case Method dalam Pembelajaran di Perguruan Tinggi

  4. Case Study

  5. CASE METHOD: BAGAIMANA SEHARUSNYA MAHASISWA BELAJAR?

  6. Sesi 2

COMMENTS

  1. Metode Penelitian STUDI KASUS (Case Study)

    A case study is like an in-depth and extended example that is used to illustrate a particular argument (Wholey et al, 1994) . A case study is defined as a method for developing a complete understanding of a process, program, event, or activity (Wholey et al, 1994). A case study is a strategy for doing research which involves an empirical investigation of a particular contemporary phenomenon ...

  2. Pengertian Studi Kasus: Jenis, Cara Membuat dan Contoh

    Pengertian Studi Kasus : Cara Membuat dan Contoh — Banyak dari kamu tentunya pernah mendengar kata studi kasus. Terutama bagi kamu yang masih berstatus mahasiswa dan pelajar. Kamu pastinya kerap mendengar kata ini selama masa sekolah dan perkuliahan. Terlebih lagi, kamu akan lebih akrab dengan studi kasus ketika membahas tentang penelitian.

  3. Metode Penelitian Studi Kasus: Metodologi, Jenis, dan Manfaatnya

    Studi kasus - Bagi kamu yang sedang duduk di bangku kuliah, frasa "studi kasus" pasti terdengar tidak asing. Salah satu metode penelitian ini banyak digunakan oleh mahasiswa di tingkat Sarjana (S1), Magister (S2), maupun Doktoral (S3). Meski begitu, sudah sejak lama kalau studi kasus dianggap sebagai metode penelitian yang "lemah" karena objektivitas, kekuatan penelitian, dan ...

  4. Penelitian Studi Kasus: Jenis, Contoh, Ciri

    Penelitian Studi Kasus. Ketika kita membaca sebuah penelitian, bisa berupa skripsi, artikel ilmiah, dan sebagainya, pasti pada penelitian tersebut menggunakan suatu jenis penelitian. Jenis penelitian tersebut bisa berupa termasuk pada penelitian kualitatif atau kuantitatif. Jenis penelitian pada suatu penelitian tersebut berdasarkan teori-teori ...

  5. Penelitian Studi Kasus: Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkapnya

    2. Studi Kasus Eksploratori. Jenis kedua dari penelitian studi kasus adalah studi kasus eksploratori, yaitu metode penelitian yang tujuannya adalah untuk menjawab pertanyaan "apa" dan juga "siapa". Data yang dikumpulkan peneliti berasal dari dua sumber, yakni dari data eksplorasi dan data tambahan.

  6. Apa Itu Penelitian Studi Kasus? Pengertian, Tujuan dan Contohnya

    Metode penelitian yang tujuannya menjawab pertanyaan apa dan siapa, untuk pengumpulan data berasal dari dua sumber yakni data eksplorasi dan data tambahan. ... Desain penelitian studi kasus ini juga disebut single instrumental case study, suatu bentuk penelitian yang dilakukan dengan menggunakan sebuah kasus guna memberi gambaran terkait suatu ...

  7. Pengertian Studi Kasus, Jenis, Tujuan, dan Contohnya

    Masing-masing jenis studi kasus berikut dapat digunakan dalam bidang atau disiplin apa pun. Baik itu psikologi, bisnis atau seni, dan berbagai bidang lainnya. ... Studi kasus mendalam (intrinsic case study) merupakan penelitian yang dilakukan pada suatu kasus yang mempunyai kekhasan dan keunikan yang tinggi. Penelitian ini berfokus pada kasus ...

  8. Studi kasus

    Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan menguji hipotesis. [1] Pendapat lain menyatakan bahwa studi kasus adalah suatu strategi riset, penelaahan empiris yang menyelidiki suatu gejala dalam latar kehidupan nyata. Strategi ini dapat menyertakan bukti kuatitatif yang bersandar pada berbagai sumber dan perkembangan sebelumnya dari ...

  9. Case Study

    A case study is a research method that involves an in-depth examination and analysis of a particular phenomenon or case, such as an individual, organization, community, event, or situation. It is a qualitative research approach that aims to provide a detailed and comprehensive understanding of the case being studied. Case studies typically ...

  10. Metodologi Penelitian Studi Kasus: Teori dan Praktek

    A case study, which is a series of scientific activities carried out in a detailed, intensive, and in-depth method about a program, activity, and event, either at the level of an individual, group ...

  11. MENGENAL LEBIH JAUH TENTANG STUDI KASUS

    Pertanyaan itu tidak saja dari mahasiswa tetapi juga dari kolega yang punya minat pada metodologi penelitian. Berikut uraiannya. Dalam tradisi penelitian kualitatif dikenal terminologi studi kasus (case study) sebagai sebuah jenis penelitian. Studi kasus diartikan sebagai metode atau strategi dalam penelitian untuk mengungkap kasus tertentu.

  12. Metode Penelitian Studi Kasus: Pengertian, Teknik Analisis, dsb

    Creswell (dalam Wahyuningsih, 2013, hlm. 2) mengemukakan beberapa karakteristik dari metode penelitian studi kasus adalah sebagai berikut. Mengidentifikasi "kasus" untuk suatu studi. Kasus tersebut merupakan sebuah "sistem yang terikat" oleh waktu dan tempat. Ketika menggunakan pendekatan studi kasus, peneliti akan banyak ...

  13. What Is a Case Study?

    A case study is a detailed study of a specific subject, such as a person, group, place, event, organization, or phenomenon. Case studies are commonly used in social, educational, clinical, and business research. A case study research design usually involves qualitative methods, but quantitative methods are sometimes also used.

  14. Pendekatan Penelitian: Pengertian, Jenis, dan Contoh

    Menurut Hamid Darmadi, pendekatan penelitian adalah metode atau cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu. 4. Arikunto. Menurut Arikunto (2019, hlm. 136), metode penelitian adalah cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan. 6.

  15. Pengertian Case Control, Kelebihan, Kekurangan, dan Contohnya

    Pengertian Case control. Case control adalah jenis studi observasi di mana terdapat dua kelompok yang berbeda dalam hasil di identifikasi dan dibandingkan berdasarkan beberapa atribut kausal yang seharusnya. Oleh karena itulah studi kasus kontrol sering digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin berkontribusi pada suatu kondisi ...

  16. Merdeka Belajar, Case Based Learning, dan Project Based Learning

    Anggaplah ini hipotesis dan sangat terbuka untuk diperdebatkan. Budaya pendidikan kita belumlah budaya yang mendorong orang merdeka bersuara. Sejak kecil, tidak sedikit dari kita yang ketika memberikan pendapat di keluarga, dianggap "masih belum tahu apa-apa" "masih kecil" "masih muda". Kita sudah dibungkam sejak kecil.

  17. Pembelajaran Case Method dan Team-Based Project

    Pada Kamis, 15 Juli 2021, pukul 13.00-15.07, Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyelenggarakan seminar Pembelajaran Case Method dan Team-Based Project. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom Meeting. Kegiatan ini dihadiri oleh Dekan FBS UNJ, Ibu Dr. Liliana Muliastuti, M.Pd., dan para dosen Prodi PBSI yaitu Ibu Dra.

  18. Apa itu Method? Ini Pengertian dan Modelnya

    Salah satu bahasa pemrograman populer di dunia adalah Java, dimana bahasa pemrograman ini menjalankan banyak website dan aplikasi populer, seperti LinkedIn, Spotify, dan Yahoo!. Jika kamu belajar Java, maka tidak akan asing lagi dengan istilah Method. Pada artikel ini, akan dijelaskan mengenai apa itu Method dalam Java dan informasi lainnya.

  19. Jelaskan Apa Yang Dimaksud Case Study Method

    Jelaskan Apa Yang Dimaksud Case Study Method, Sample Of Formal Essay Writing, A Speech On A Friend In Need Is A Friend Indeed, Case Study Peritonsillar Abscess, Essay Pflege, Apology Essay For Fighting, Critical Thinking Diagram Worksheet 46-1 Answers Confidentiality guarantee.

  20. Jelaskan Apa Yang Dimaksud Case Study Method

    At Essayswriting, it all depends on the timeline you put in it. Professional authors can write an essay in 3 hours, if there is a certain volume, but it must be borne in mind that with such a service the price will be the highest. The cheapest estimate is the work that needs to be done in 14 days. Then 275 words will cost you $ 10, while 3 ...

  21. Jelaskan Apa Yang Dimaksud Case Study Method

    A good essay writing service should first of all provide guarantees: confidentiality of personal information; for the terms of work; for the timely transfer of the text to the customer; for the previously agreed amount of money. The company must have a polite support service that will competently advise the client, answer all questions and ...

  22. Jelaskan Apa Yang Dimaksud Case Study Method

    Deadlines can be scary while writing assignments, but with us, you are sure to feel more confident about both the quality of the draft as well as that of meeting the deadline while we write for you. 928 Orders prepared. Nursing Business and Economics Management Aviation +109. 1423. Customer Reviews.

  23. Jelaskan Apa Yang Dimaksud Case Study Method

    Jelaskan Apa Yang Dimaksud Case Study Method, Convert Dissertation To Book, How To Write Application Letter To School Principal, Custom Writing Research Paper Service, Custom Masters Article Review Example, Business Plan Startup Catering Business, Type My Education Dissertation Chapter