Juragan Desa

Juragan Desa

Widget atas posting, kelebihan dan kekurangan metode problem solving.

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

Rikaariyani.com

Rikaariyani.com

Metode problem solving: pengertian, kelebihan dan kekurangan.

Metode Problem Solving: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan - salah satu metode pembelajaran yang perlu dipahami oleh seorang guru adalah metode problem solving . Melalui penggunaan metode problem solving diharapkan peserta didik belajar memecahkan masalah. Metode problem solving dinilai dapat melatih siswa berpikir kreatif saat menghadapi masalah pribadi maupun masalah kelompok. Melalui metode problem solving, peserta didik belajar secara mandiri mengidentifikasi penyebab masalah dan solusi dalam memecahkan masalah.   

Lalu apa saja kelebihan dan kekurang metode problem solving? Simak artikel berikut ini:

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

Pengertian Metode Problem Solving Menurut Para Ahli

1. Rahmat  

Menurut Rahmat (2005), problem solving atau pemecahan masalah adalah proses berpikir memahami realitas dalam konteks pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan menghasilkan hal-hal baru (kreativitas).

2. Nana Sudjana

Menurut Nana Sudjana (2010), problem solving atau pemecahan masalah merupakan model yang digunakan untuk mengajarkan konsep dan prinsip kepada peserta didik. Metode problem solving ini menitikberatkan pada aktivitas belajar peserta didik dalam memecahkan masalah, baik individual maupun kelompok. Akivitas peserta didik dimulai dengan mengidentifikasi masalah, kemudian mencari alternatif pemecahan masalah, menilai setiap alternatif pemecahan masalah, dan menarik kesimpulan alternatif yang tepat sebagai jawaban dari masalah tersebut. 

4. Hamzah B. Uno

Menurut Hamzah B. Uno (2014: 13), problem solving adalah proses berpikir dalam memecahkan masalah dengan mengumpulkan fakta, menganalisis informasi, menyusun alternatif solusi, serta memilih solusi masalah yang lebih efektif. Artinya problem solving merupakan pencarian solusi melalui proses berpikir yang sistematis.

5. Lucenario

Menurut Lucenario dkk yang dikutip oleh Khoiriyah dan Husana (2018:151), problem solving adalah aktivitas yang membutuhkan seseorang untuk memilih jalan keluar yang dapat dilakukan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

Menurut Gagne yang dikutip oleh Made (2016: 52), mengemukakan bahwa problem solving dapat dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru. 

7. Purwanto

Menurut Purwanto, metode problem solving adalah suatu proses dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai keinginan yang ditetapkan.

Kelebihan Metode Problem Solving

Metode problem solving memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis

Setiap masalah pasti ada solusi, tetapi tidak semua masalah bisa dipecahkan dengan baik. Setiap orang berbeda-beda dalam menghadapi problema atau masalah. Dalam metode problem solving, peserta didik dituntun atau diarahkan bagaimana memecahkan suatu problem secara logis.

2. Merangsang perkembangan berpikir peserta didik

Metode problem solving (pemecahan masalah) dapat merangsang peserta didik untuk mampu berpikir dengan pola pemikiran yang maju agar ketepatan dalam menyelesaikan problem bisa tercapai.

3. Berpikir dan bertindak kreatif

Peserta didik dituntut untuk logis dalam berpikir sehingga masalah bisa terselesaikan dengan baik. Peserta didik juga dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam memecahkan suatu problem sehingga problem tersebut bisa terselesaikan dengan baik.

4. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan

Selain di tuntut untuk berpikir logis dalam menghadapi masalah, peserta didik juga diberikan arahan dalam menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan dari solusi masalah yang diberikan sehingga siswa mengetahui bagaimana mengevaluasi hasil dari solusi masalah tersebut.

5. Melatih peserta didik untuk mendesain suatu penemuan

Peserta didik juga diarahkan untuk memiliki skill dalam menyiapkan suatu strategi dalam mengetahui suatu masalah sehingga bisa dievaluasi bagaimana cara penyelesaiannya.

Kekurangan metode problem solving

Adapun kekurangan metode problem solving adalah sebagai berikut:

1. Melibatkan lebih banyak orang

Metode problem solving (pemecahan masalah) ini bukan individualisme saja yang dikaitkan tetapi mengikutsertakan banyak orang untuk menyelesaikan problem yang muncul sehingga lamban terselesaikan.

2. Memerlukan banyak waktu

Selain melibatkan banyak orang, metode problem solving ini juga membutuhkan banyak waktu dalam menyelesaikan suatu masalah. 

*Artikel ini ditulis oleh Muhammad Syahdoe MZ, S.IP (Mahasiswa Pascasarjana UIN STS Jambi.

Baca juga artikel lainnya:

  • Kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi  
  • Penggunaan metode demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa  

Post a Comment for "Metode Problem Solving: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan"

Menu halaman statis.

  • Privacy Policy

Gurubantu.com︱Blog Berbagi Doc & Informasi

Gurubantu.com︱Blog Berbagi Doc & Informasi

Keunggulan dan kelemahan metode berbasis masalah (problem solving).

Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) merupakan metode yang modern dalam arti benar - benar melibatkan murid - murid dalam proses belajar yang menuntut kreativitas inisiatif dan logika. Metode ini akan dirasakan berat jika sebelumnya seseorang sudah terbiasa menerima pelajaran dengan metode ceramah.

Karena metode Pemecahan Masalah ini menuntut kegiatan berfikir logis dan sistematis maka metode ini baik sekali jika digunakan bagi pemecahan problema yang memiliki beberapa atau berbagai kunci penyelesaian, atau beberapa alternatif.

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

Soal-soal yang hanya memiliki satu jawaban saja tidak tepat dijadikan bahan untuk metode Pemecahan Masalah. Tetapi jika pertanyaan (problema) itu berupa pertanyaan: "Apa yang dapat dan harus dilakukan untuk mengatasi masalah kekurangan gizi di daerah X", maka persoalan semacam itu akan mengundang berbagai ragam pendapat yang timbul karena muncul dari berbagai sudut pandangan pula.

Dengan demikian, metode Pemecahan Masalah digunakan bila bahan pelajaran yang akan diberikan mengandung beberapa macam alternatif jawaban bagi keperluan pemecahan masalah itu. Atau, jika bahan pelajaran itu menuntut berfikir analisa (sistem analisis). 

Berikut ini adalah Keunggulan dan kelemahan dari penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah:

a. Keunggulan

Sebagai suatu strategi pembelajaran, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki beberapa keunggulan, di antaranya: 

  • Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.
  • Pemecahan masalah (problem solving) dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
  • Pemecahan masalah (problem solving) dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
  • Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk masalah-masalah dalam kehidupan nyata.
  • Pemecahan masalah (problem solving) dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Di samping itu, pemecahan masalah itu juga dapat mendorong untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
  • Melalui pemecahan masalah (problem solving) bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran (bahasa Indonesia , sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja. 
  • Pemecahan masalah (problem solving) dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
  • Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan kemampuan siswa  untuk  berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
  • Pemecahan masalah (problem solving) dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
  • Pemecahan masalah (problem solving) dapat mengembangkan minat siswa untuk secara  terus menerus belajar sekali pun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

b.    Kelemahan

Disamping keunggulan, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah juga memiliki kelemahan diantaranya:

  • Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
  • Keberhasilan strategi pembelajaran melalui problem solving membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
  • Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka meeka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

Metode pemecahan masalah (problem solving) bukan hanya sekadar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metodemetode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan atau dengan arti lain metode pemecahan masalah adalah suatu cara mengajar yang merangsang dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk atas inisiatif sendiri mampu melakukan analisis dan sintesis terhadap persoalan yang dihadapi sehingga diperoleh penyelesaiannya. 

Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis pemecahan masalah ini para siswa dihadapkan kepada suatu masalah dan mereka diharuskan mencari sendiri cara pemecahan atau penyelesaiannya. Hal itu akan mendorong para siswa untuk belajar melakukan analisis dan kemudian sintesis setelah kunci pemecahan masalah itu ditemukan.

Metode pembelajaran yang berbasis  pemecahan masalah  sudah jelas mencoba membimbing para siswa agar mampu berpikir logis, dapat menemukan sebab akibat, dan menemukan kunci permecahan masalah serta menyimpulkannya menjadi suatu jawaban yang diharapkan. Mendidik para siswa untuk mau menggunakan akalnya sendiri dan bukan hanya dapat menerima sesuatu dari orang lain merupakan suatu cara yang harus dikembangkan dalam pembaharuan dan penyempurnaan pendidikan pada umumnya dan metode mengajar pada khususnya di sekolah.

Melihat  model pembelajaran berbasis pemecahan masalah akan dapat merangsang dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk atas inisiatif sendiri mampu melakukan analisis dan sintesis terhadap persoalan yang dihadapi sehingga diperoleh penyelesaiannya.

Maka jelas bahwa untuk dapat melakukan analisis diperlukan terlebih dahulu suatu usaha pengumpulan data. Kemudian diperlukan kemampuan untuk melihat relasi antara data yang telah terkumpulkan atau dengan kata lain mencari sebab akibat antara data yang terkumpul. Setelah itu mempradugakan suatu pendapat yang bisa disebut „hipotesis“. Kemudian menguji kebenaran hipotesis dengan mengolah data yang diperoleh. Dan akhirnya, menarik kesimpulan atau membuat suatu sintesis. 

Cara berfikir seperti yang dilalui di atas biasanya dinamakan “berpikir secara ilmiah”. Cara semacam itu mengikuti jenjang-jenjang tertentu untuk sampai pada pemecahan masalahnya. Cara berpikir semacam itu, walaupun terasa agak lama, menghasilkan suatu kesimpulan atau pendapat yang diyakini kebenarannya karena seluruh proses pemecahan masalah diikuti, diteliti dan dikontrol mulai dari data pertama sampai yang terakhir. Demikian pula dengan proses analisis dan sintesisnya. 

Nyata bahwa metode mengajar  berbasis pemecahan masalah ini menuntut suatu cara bekerja yang sistematis. Keberhasilan belajar siswa yang ditunjukkan oleh nilai belajar yang tinggi terwujud, sangat tergantung dengan kemampuan dan keterampilan guru memanfaatkan metode pembelajaran. Penggunaan berbagai metode pembelajaran justru dimaksudkan agar para siswa dapat berkembang dan memperoleh kepribadiannya dan bukan menjadi seonggok atau setumpuk ilmu pengetahuan belaka. Dalam hal itulah metode pembelajaran yang berbasis pemecahan masalah memiliki kelebihannya. Metode pembelajaran yang berbasis pemecahan masalah ini tidak bermaksud membentuk manusia yang memiliki “pengetahuan siap” melainkan suatu pribadi yang mampu menghadapi setiap persoalan dengan akalnya. 

Mungkin lebih mudah mengajarkan bahan-bahan pelajaran kepada para siswa dengan cara memberitahukan atau mendiktekan dan menyuruh hafalkan daripada memberikan kesempatan untuk memikirkan sendiri cara memecahkan atau mencari penyelesaian bagi suatu masalah yang disodorkan .Tetapi, sesuatu “yang mudah” belum tentu baik dan sesuatu “yang sukar” belum tentu buruk.

Zenius Fellow

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

  • Zenius untuk Guru

Pembelajaran Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) – Zenius untuk Guru

  • Posted by by Zenius untuk Guru
  • Mei 15, 2022

Bapak dan Ibu Guru, pasti pernah dong bermain teka-teki? Atau, justru sering memecahkannya untuk mengisi waktu luang?

Nggak hanya untuk hiburan Bapak dan Ibu Guru, teka-teki juga bisa digunakan di kelas, lho. Contohnya, sebelum memulai pelajaran IPA, kita bisa memberikan pertanyaan atau teka-teki yang merangsang pemikiran siswa. 

Nah, coba perhatikan teka-teki di bawah ini.  

Gigiku panjang, tapi juga pendek. Gigiku berakhir dengan cepat. Siapakah aku?

Dari teka-teki di atas, mintalah siswa untuk mencari jawabannya sendiri. Biarkan mereka berpikir kreatif dan berimajinasi akan kemungkinan jawabannya.

Kalau menurut Bapak dan Ibu Guru sendiri, kira-kira apa jawabannya? 

Iya, betul banget. Jawabannya adalah petir!

Setelah siswa berhasil menjawab, Bapak dan Ibu Guru bisa mengaitkan jawabannya dengan materi. Misalnya, materi tentang proses terjadinya petir atau fenomena listrik statis.

Wah, teka-teki menyenangkan juga, ya. Tapi, tahu nggak Bapak dan Ibu Guru? Teka-teki bisa bantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah atau problem solving , lho.

Teka-teki membantu kita untuk berpikir logis, menguji prediksi, memecahkan masalah, dan menggunakan penalaran Matematika. Bahkan, dengan bermain teka-teki, kemampuan kerjasama atau kolaborasi juga meningkat.

Sebab itu, teka-teki bisa jadi salah satu media dalam model pembelajaran pemecahan masalah. Meskipun awalnya membingungkan, teka-teki memaksa siswa untuk berpikir tentang cara menyederhanakan informasi. Inilah keterampilan yang bermanfaat untuk pemecahan masalah.

Selain teka-teki, apa saja kegiatan yang bisa dilakukan dalam pembelajaran pendekatan pemecahan masalah? Yuk, kita bahas bersama, Bapak dan Ibu Guru.

Apa yang Dimaksud Pemecahan Masalah?

Pastinya, kita sudah nggak asing lagi dengan yang namanya masalah. Karena, setiap individu dihadapkan dengan suatu permasalahan yang menuntut penyelesaian.

Contohnya, setelah lulus S1, saya ingin melanjutkan pendidikan S2. Tapi, biaya yang dibutuhkan nggak sedikit. Nah, penyelesaiannya adalah dengan saya tetap harus bekerja sambil berkuliah atau mencari beasiswa.

Dalam buku Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktik (2015) dijelaskan bahwa pemecahan masalah adalah proses pemikiran dan pencarian jalan keluar. Macam-macam metode pemecahan masalah di antaranya lewat pengalaman masa lalu, berdasarkan firasat, trial and error , pemikiran ilmiah, dan secara rasional.

Dalam prosesnya, ada empat tahap yang dilalui seseorang untuk menyelesaikan masalah. Prosedur pemecahan masalah selengkapnya bisa dilihat di gambar berikut ini.

empat fase pemecahan masalah

Lefudin dalam bukunya Belajar & Pembelajaran (2017) juga menyebutkan bahwa pemecahan masalah mempunyai strategi tersendiri. Beberapa di antaranya adalah melalui gambar atau diagram, menemukan pola, membuat tabel, memperhatikan semua kemungkinan secara sistematik, atau menebak dan memeriksa.

Lalu, bagaimana kaitannya pemecahan masalah ini dalam pembelajaran?

Baca Juga: Problem Based Learning, Belajar dari Masalah

Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran

Nggak cuma ditemui dalam kehidupan sehari-hari, suatu persoalan dalam pembelajaran juga termasuk masalah yang harus diselesaikan. Jika sering dihadapkan pada suatu masalah di kelas, siswa akan terbiasa untuk mencari jalan keluarnya.

Menurut buku Metodologi Pengajaran (2016), pembelajaran pendekatan pemecahan masalah menggunakan kegiatan yang melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah agar dipecahkan sendiri atau bersama-sama. Di pendekatan ini, orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang didasarkan pemecahan masalah.

tujuan pembelajaran problem solving

Jadi, model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar dari proses penggunaan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki untuk memecahkan masalah.

Baca Juga : Ragam Strategi Pembelajaran

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Pemecahan Masalah

Untuk menerapkan pembelajaran pendekatan problem solving , ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Di antaranya:

  • Merumuskan masalah , untuk mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas. 
  • Menelaah masalah , dengan menggunakan pengetahuan untuk merinci dan menganalisis masalah dari berbagai sudut.
  • Merumuskan hipotesis , sehingga siswa bisa berimajinasi dan memahami ruang lingkup, sebab akibat, serta alternatif penyelesaian.
  • Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis.
  • Pembuktian hipotesis, dengan mengkaji dan membahas data.
  • Menentukan penyelesaian masalah , melalui kegiatan penarikan kesimpulan dan memperhitungkan akibat yang terjadi.

Setelah memperhatikan langkah-langkahnya, kita juga harus memilih bahan pelajaran yang mempunyai permasalahan. Nggak terbatas dari buku sekolah saja, materi juga bisa didapatkan dari lingkungan sekolah atau peristiwa di masyarakat. 

Contohnya, masalah banjir yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Selain menemukan solusi alternatif dari masalah ini, kita juga bisa mengajarkan siklus air, proses terjadinya hujan, pentingnya mendaur ulang sampah, dan menjaga lingkungan.

Menurut Gulo dalam Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktik (2015), ada beberapa kriteria dalam memilih materi pelajaran, yaitu:

  • Materi bersifat isu konflik atau kontroversial.
  • Materi bersifat umum sehingga tidak asing dan mudah dipahami siswa.
  • Materi pelajaran mendukung pengajaran dan sesuai dengan kurikulum sekolah.
  • Materi mencakup kepentingan banyak orang dalam masyarakat.
  • Materi pelajaran bisa mengembangkan kelas dan membantu mencapai tujuan pembelajaran.
  • Materi menjamin kesinambungan pengalaman siswa.

Nah, selain materi pelajarannya, satu hal lagi yang nggak kalah penting. Bapak dan Ibu Guru perlu menggabungkan pendekatan pemecahan masalah dengan berbagai media pembelajaran.

Kalau ingin menggunakan media pembelajaran yang kreatif, Bapak dan Ibu Guru bisa baca informasinya di artikel 6 Tips Membuat Pembelajaran Kreatif .

Sekarang, mari kita lanjut membahas bagaimana menerapkan pemecahan masalah di kelas.

Baca Juga: Model Pembelajaran Discovery Learning

Contoh Pembelajaran Problem Solving

Dalam memecahkan masalah, siswa perlu menganalisis materi, memahaminya, dan menarik kesimpulan. Karena itu, pendekatan pemecahan masalah mengharuskan siswa berperan aktif dan bisa berpikir kritis.

Nah, seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Salah satu contoh pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran IPA adalah menggunakan media teka-teki.

morfologi jenis-jenis daun dalam bentuk teka-teki untuk pembelajaran

Menurut Jurnal Riset Pendidikan Dasar, Efektivitas Model Creative Problem Solving dengan Media Teka-Teki Silang Daun Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Sekolah Dasar (2018), diketahui kalau teka-teki silang bisa meningkatkan aktivitas pembelajaran sebesar 82,3%. Penelitian ini juga menemukan kalau hasil belajar siswa lebih baik dibandingkan dengan model pemecahan masalah yang nggak menggunakan media teka-teki.

Tapi, nggak hanya pelajaran IPA saja, teka-teki juga bisa diterapkan untuk ilmu lain. Contohnya, model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.

Wah, ternyata teka-teki bermanfaat banget dalam pembelajaran. Selain teka-teki dan kegiatan di kelas, Bapak dan Ibu Guru juga bisa mendorong kemampuan pemecahan masalah siswa melalui buku atau film.

Kaitannya sama buku dan film, saya punya rekomendasi nih, Bapak dan Ibu Guru. Salah satu buku yang bisa mengembangkan kemampuan pemecahan masalah kita adalah Detective Conan (1994–sekarang). 

Disajikan dalam bentuk komik, Detective Conan mengajak kita untuk berpikir dan memecahkan kasus yang diceritakan. Penyampaiannya juga cukup ringan, tapi bisa meningkatkan rasa penasaran. 

Jadi, kita bisa sama-sama berlatih memecahkan masalah lewat komik Detective Conan . Kalau Bapak dan Ibu Guru atau siswa nggak begitu tertarik dengan komik, ada juga video animasi dan filmnya.

Selain tentang pemecahan masalah, ada juga rekomendasi buku terkait pendidikan lainnya yang bisa Bapak dan Ibu Guru baca. Klik tautan di bawah ini, ya!

Baca Juga : Rekomendasi Buku Bertema Pendidikan untuk Guru

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Pendekatan Masalah

Setiap hal ada kelebihan dan kekurangannya, termasuk pendekatan pembelajaran yang satu ini. 

Dalam menerapkan pembelajaran pendekatan pemecahan masalah, kelebihannya antara lain:

  • Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
  • Mengembangkan pemikiran dan tindakan kreatif.
  • Siswa terbiasa untuk memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
  • Memudahkan siswa dalam mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
  • Siswa bisa menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  • Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
  • Membuat pengetahuan yang didapatkan di sekolah lebih relevan dengan kehidupan nyata.

Sementara itu, kekurangan dari model pembelajaran problem solving di antaranya:

  • Sulitnya menerapkan metode ini untuk beberapa pokok bahasan.
  • Membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan metode pembelajaran yang lainnya.

Nah, dari kelebihan dan kekurangannya di atas, apakah Bapak dan Ibu Guru sudah menentukan? Kira-kira, ingin menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau nggak di kelas?

Demikian penjelasan tentang pembelajaran pendekatan pemecahan masalah. Semoga artikel ini bisa membantu Bapak dan Ibu Guru dalam memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kelas.

Selain memilih pendekatan pembelajarannya, Bapak dan Ibu Guru juga bisa memanfaatkan LMS (Learning Management System) Zenius untuk Guru. Ada ratusan video materi dan latihan soal yang bisa dibagikan ke siswa lewat kelas virtual. Penasaran? Langsung saja klik gambar di bawah ini!

lms zenru

Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap) – Serupa (2022)

Belajar & Pembelajaran, Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran – Lefudin (2017)

Efektivitas Model Creative Problem Solving dengan Media Teka-Teki Silang Daun Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Sekolah Dasar – Erwin Putera Permana (2018)

Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktik – M. Thobroni (2015)

Metodologi Pengajaran – Jumanta Hamdayama (2016)

Leave a Comment

Tinggalkan balasan batalkan balasan.

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Model pembelajaran creative problem solving.

Menurut Miftahul Huda pendekatan CPS mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan-kelebihan dari pendekatan CPS ini adalah sebagai berikut:

  • Pendekatan CPS ini lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami konsep-konsep dengan cara menyelesaikan suatu permasalahan.
  • Pendekatan CPS dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran.
  • Dapat lebih mengembangkan kemampuan berfikir siswa karena disajikan masalah pada awal pembelajaran dan memberi keleluasaan kepada siswa untuk mencari arah-arah penyelesaiannya sendiri.
  • Dapat lebih mengembangkan kemampuan siswa untuk mendefinisikan masalah, mengumpulkan data, menganalisis data, membangun hipotesis, dan percobaan untuk memecahkan suatu masalah.
  • Pendekatan CPS dapat membuat siswa lebih dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya kedalam situasi baru.

Sedangkan kelemahan-kelemahan dari CPS adalah sebagai berikut:

  • Adanya perbedaan level pemahaman dan kecerdasan siswa dalam menghadapi masalah merupakan tantangan bagi guru.
  • Siswa mungkin mengalami ketidaksiapan untuk menghadapi masalah baru yang dijumpai di lapangan.
  • Pendekatan ini mungkin tidak terlalu cocok diterapkan untuk siswa taman kanak-kanak atau kelas-kelas awal sekolah dasar.
  • Membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mempersiapkan siswa melakukan tahap-tahap dalam CPS.

Menghasilkan Uang dari snack video

logo

  • Kenaikan Pangkat
  • Media Pembelajaran

Metode Pembelajaran

  • Karya Inovatif
  • Admin Sekolah

Home / Metode Pembelajaran

Senin, 20 Juni 2022 - 06:55 WIB

Model Pembelajaran Problem Solving

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

Pembelajaran Problem Solving – Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Maka dari itu, semakin bertambah tahun, bertambah pula kreasi maupun inovasi pendidikan. Mulai dari inovasi pada kurikulum, model pembelajaran, strategi serta format pada dokumen administrasi pendidikan.

Dari segi kurikulum sendiri, pemerintah sedang mencanangkan terlaksananya Kurikulum Merdeka. Kelak di tahun 2024, Kurikulum Merdeka akan diterapkan di seluruh Indonesia. Kemudian di sisi strategi pendidikan hari ini, mulai banyak inovasi yang dibuat oleh para pakar pendidikan.

Salah satu inovasi pendidikan yang menjadi perbincangan publik hari ini yakni kehadiran model pembelajaran. Dalam pendidikan, model pembelajaran diperlukan untuk ketercapaian target pada proses belajar mengajar.

Model belajar sendiri terkadang bisa diterapkan dengan memodifikasi beberapa model. Sebab terkadang satu model saja belum mampu mencukupi kebutuhan pembelajaran peserta didik.

Apalagi bila peserta didik datang dari berbagai latar pendidikan dengan tingkat kemampuan dimana perbedaannya sangat kentara. Tentu guru harus memikirkan dengan matang model seperti apa yang diterapkan. Salah satu yang menjadi perbincangan hari ini yakni model pembelajaran problem solving .

Definisi Model Pembelajaran Problem Solving

Model pembelajaran problem solving merupakan model yang berorientasi pada pemecahan masalah. Rangkaian kegiatannya berpusat pada strategi, teknik maupun cara untuk bisa memperkuat nalar dan daya kritis peserta didik khususnya berkaitan dengan materi yang disampaikan guru.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, problem solving memegang peranan penting. Jika peserta didik mengetahui cara penyelesaian masalah,maka pembelajaran akan lebih masuk dalam ingatan. Biasanya guru akan mengawali dengan menyampaikan beberapa studi kasus untuk dikaji. Beberapa unsur pelaksanaan pembelajaran solving yakni :

Pertama , peserta didik tidak mampu mengenali maupu  mengidentifikasi cara dalam penyelesaian suatu masalah. Hal ini biasanya terjadi lantaran mereka tak terbiasa melakukannya.

Apalagi pada zaman serba canggih sekarang, sebagian besar peserta didik mulai ikut dalam arus generasi rebahan. Walhasil, alih – alih belajar untuk menyelesaikan masalah malah mereka mencari pelarian berupa hiburan. Selain itu, sifat manja yang masih melekat pada generasi juga menjadi kendala dan menghambat peserta didik untuk belajar mencari solusi.

Kedua , peserta didik sudah mendapatkan bahan maupun materi pengantar dari guru. materi yang dimaksud yakni materi terkait topik yang akan dipelajari sekaligus sosialisasi model pembelajaran problem solving.

Ketiga , peserta didik memberikan beberapa soal yang mudah dimengerti oleh peserta didik.

Keempat , peserta didik memiliki tekad dalam pemecahan dan penyelesaian soal yang sudah diberikan oleh guru.

Tujuan Pembelajaran Problem Solving

Semua model pembelajaran yang diterapkan tentu memiliki tujuan masing – masing selain tujuan utama agar peserta didik dapat menyerap materi semaksimal mungkin. Adapun tujuan pembelajaran problem solving menurut Chotimah dan Fathurrohman (2018) yakni :

Pertama , pembelajaran tersebut dapat menjadikan peserta didik untuk meningkatkan keterampilan pada proses penyeleksian informasi yang relevan. Selain itu, peserta didik berpartisipasi dalam proses analisis serta melakukan penelitian pada hasil yang sudah diperoleh.

Kedua , pembelajaran tersebut dapat memunculkan adanya kepuasan intelektual pada diri peserta didik. mengapa demikian? Sebab mereka melakukan kegiatan pembelajaran tersebut secara mandiri. Sehingga mereka dapat merasakan suasana pembelajaran yang mereka cari dan pecahkan masalahnya sendiri bersama teman sekelas.

Ketiga, pembelajaran tersebut dapat meningkatkan potensi intelektual para peserta didik.

Keempat , pembelajaran tersebut dapat mengajarkan peserta didik cara berpartisipasi dalam kegiatan penemuan solusi.

Karakter Model Belajar Problem Solving

Adapun beberapa karakter dari pembelajaran problem solving yakni :

Pertama , terdapat pengajuan pertanyaan maupun masalah oleh guru.

Kedua , pembelajaran problem solving dapat mengorganisasikan pengajaran di sekitar masalah maupun pertanyaan sosial. Keduanya tentu penting dan memberikan makna tersendiri bagi peserta didik.

Ketiga , pembelajaran berfokus pada prinsip keterkaitan yang disiplin.

Keempat , masalah yang akan diselesaikan pada pembelajaran problem solving bisa ditinjau kembali dengan pemecahan masalah di setiap mata pelajaran.

Kelima, pembelajaran problem solving mewajibkan peserta didik untuk melakukan penyelidikan autentik. Peserta didik wajib melakukan analisis dalam proses pendefinisian masalah, pengembangan hipotesis, pembuatan perkiraan, pembuatan maupun pengumpulan eksperimen dan pembuatan inferensi serta perumusan kesimpulan.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving

Pembelajaran problem solving memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya yakni dapat membantu peserta didik meningkatkan daya kekritisan peserta didik. kemudian, pembelajaran tersebut juga menjadikan peserta didik untuk selalu terbiasa menyelesaikan berbagai masalah. Sedangkan kelemahannya, peserta didik tak dapat memiliki kepercayaan sendiri bahwa masalah yang sudah guru berikan padanya sulit untuk diselesaikan. Kemudian, salah satu kelemahannya yakni kurangnya waktu yang memadai sebab membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Sintaks Model Pembelajaran Problem Solving

Setelah memahami definisi dan unsur pelaksanaannya, penting bagi anda untuk mengenali sintaks pembelajaran model problem solving. Hal ini bertujuan agar anda dapat menerapkannya dengan benar.

1.    Mengklarifikasi Masalah

Langkah pertama yakni mengklarifikasi masalah. Aktivitas ini mewadahi kegiatan dimana guru akan memberi penjelasan pada peserta didik berkaitan dengan masalah yang mau diajukan.

Tujuannya, supaya peserta didik memahami tata cara dalam penyelesaian masalah dan model seperti apa yang akan diharapkan dari penyelesaian tersebut. Di langkah ini, guru harus memastikan bahwa peserta didik memahami perannya yakni sebagai problem solver.

Sang guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Jika guru baru pertama kali menerapkannya, maka usahakan peserta didik sudah mengetahui petunjuk teknis dan panduan pelaksanaannya. Mengapa hal itu penting? Sayang rasanya bila penerapan model tersebut gagal lantaran sejak awal peserta didik tak memahami mekanisme pembelajaran yang sedang diterapkan.

2.    Mengungkapkan Pendapat

Langkah kedua yakni mengungkapkan pendapat. Langkah ini mengharuskan para peserta didik  untuk memberikan argumentasi secara bergantian khususnya untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

Sebisa mungkin guru mengawasi serta memastikan bahwa seluruh peserta didik baik peserta aktif maupun pasif ikut memberikan argumentasi. Hal ini linear dengan diterapkannya problem solving untuk mengembangkan kemampuan berargumen berdasar data yang valid.

3.    Mengevaluasi dan Memilih

Langkah ketiga yakni membagi peserta didik dalam beberapa kelompok baik secara random maupun urutan supaya bisa melakukan diskusi untuk menemukan cara yang paling tepat digunakan sebagai solusi serta melakukan evaluasi.

Sebagai saran, jika ingin membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, pastikan komposisi kelompok sudah pas. Namun bila menggunakan aplikasi random, tentu anda tidak bisa memodifikasinya.

Sehingga kebutuhan penentuan anggota kelompok disesuaikan saja dengan kemampuan peserta didik. Jika memang dalam kelompok tersebut ada grup yang isinya beranggotakan low-thinker alangkah baiknya bila ditukar atau ganti dengan salah satu anggota grup yang lain.

4.    Langkah Implementasi

Langkah keempat yakni menerapkan cara yang sudah dipilih dan efektif menurut perspektif kelompok masing – masing sampai akhirnya case-closed dan pembelajaran dapat diakhiri.

Nah demikian artikel mengenai pembelajaran problem solving dan beberapa langkah penerapannya.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota  e-Guru.id  dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada  link ini  atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id !

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

Artikel Terbaru

  • Jadwal dan Tahapan Tes Seleksi CPNS dan PPPK 2024 yang Perlu Anda Ketahui
  • Fokus Pada 3 Kategori, Berikut Pelamar Prioritas PPPK Guru 2024
  • Cara Pengajuan Penerbitan SKTP dan Tamsil Guru 2024
  • SKTP Belum Valid? Jangan Harap Tunjangan Sertifikasi Triwulan 1 Cair
  • Rincian Besaran Tambahan Penghasilan Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi di Tahun 2024

PerpusTeknik.com

Model Pembelajaran Problem Solving: Menyenangkan, Praktis, dan Efektif!

  • 1 Membangun Keterampilan Berpikir Kritis
  • 2 Memperkuat Keterampilan Kolaborasi dan Tim
  • 3 Melatih Kemampuan Kreativitas dan Inovasi
  • 4 Meningkatkan Minat dan Motivasi Belajar
  • 5 Menggali Potensi dan Bakat Individual
  • 6.1 Cara Implementasi Model Pembelajaran Problem Solving
  • 6.2 Tips dalam Mengimplementasikan Model Pembelajaran Problem Solving
  • 6.3 Kelebihan Model Pembelajaran Problem Solving
  • 6.4 Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving
  • 7.1 1. Apa perbedaan antara model pembelajaran problem solving dengan model pembelajaran lainnya?
  • 7.2 2. Apakah model pembelajaran problem solving hanya cocok untuk mata pelajaran tertentu?
  • 7.3 3. Bagaimana cara menilai kemampuan peserta didik dalam problem solving?
  • 7.4 4. Apakah model pembelajaran problem solving dapat diterapkan dalam pembelajaran online?
  • 7.5 5. Apakah model pembelajaran problem solving hanya berlaku di sekolah?
  • 8.1 Share this:
  • 8.2 Related posts:

Membangun Keterampilan Berpikir Kritis

Model pembelajaran problem solving mendorong siswa untuk berpikir secara kreatif, menganalisis dengan seksama, dan mengasah kemampuan berpikir kritis mereka. Dalam proses pemecahan masalah, siswa diajak untuk melihat situasi dari berbagai sudut pandang, mengidentifikasi masalah yang ada, mencari alternatif solusi, dan mendapatkan kesimpulan yang logis. Dengan demikian, metode ini membantu siswa memperoleh keterampilan berpikir kritis yang vital untuk menghadapi tantangan di dalam dunia nyata.

Memperkuat Keterampilan Kolaborasi dan Tim

Melatih kemampuan kreativitas dan inovasi, meningkatkan minat dan motivasi belajar, menggali potensi dan bakat individual, apa itu model pembelajaran problem solving, cara implementasi model pembelajaran problem solving.

  • Identifikasi masalah yang harus diselesaikan oleh peserta didik
  • Membantu peserta didik dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
  • Mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi terkait masalah
  • Membantu peserta didik dalam menganalisis informasi yang telah dikumpulkan
  • Memfasilitasi peserta didik dalam merumuskan alternatif solusi yang mungkin
  • Mendukung peserta didik untuk memilih solusi yang paling baik
  • Membantu peserta didik dalam merencanakan tindakan untuk melaksanakan solusi yang dipilih
  • Mendorong peserta didik untuk merefleksikan hasil dari tindakan yang telah dilaksanakan

Tips dalam Mengimplementasikan Model Pembelajaran Problem Solving

  • Berikan peserta didik masalah yang relevan dengan kehidupan sehari-hari agar mereka merasa tertantang dalam mencarikan solusi
  • Libatkan peserta didik secara aktif dalam seluruh tahapan proses problem solving
  • Berikan waktu yang cukup bagi peserta didik untuk berpikir dan mencari solusi
  • Berikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik agar mereka dapat memahami langkah-langkah yang perlu diambil dalam problem solving
  • Berikan apresiasi dan penghargaan kepada peserta didik ketika mereka berhasil menyelesaikan masalah dengan baik

Kelebihan Model Pembelajaran Problem Solving

  • Mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik
  • Mendorong peserta didik untuk berpikir kreatif dan inovatif dalam mencari solusi
  • Membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan analisis dan sintesis
  • Memperkuat kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam menyampaikan ide dan solusi
  • Meningkatkan motivasi belajar peserta didik karena mereka merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah

Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving

  • Membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya
  • Mengharuskan guru memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam problem solving
  • Mungkin sulit untuk melibatkan peserta didik yang kurang aktif atau memiliki kemampuan belajar rendah dalam proses problem solving
  • Tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan menggunakan model pembelajaran ini

FAQ tentang Model Pembelajaran Problem Solving

1. apa perbedaan antara model pembelajaran problem solving dengan model pembelajaran lainnya, 2. apakah model pembelajaran problem solving hanya cocok untuk mata pelajaran tertentu, 3. bagaimana cara menilai kemampuan peserta didik dalam problem solving, 4. apakah model pembelajaran problem solving dapat diterapkan dalam pembelajaran online, 5. apakah model pembelajaran problem solving hanya berlaku di sekolah, share this:, related posts:.

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

Metode Pembelajaran CTL: Belajar Sambil Santai Menyenangkan!

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

Metode Pembelajaran Tipe STAD: Seru-Seruan Belajar Bareng!

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

Metode Konstruktivisme adalah Pendekatan Belajar yang Melibatkan Siswa dalam Proses Konstruksi Pengetahuan

Ghaziya

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

  • Privacy Policy
  • Syarat dan Ketentuan

Selamat Datang

serupa.id

seni belajar untuk hidup

Problem Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Masalah)

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

Pengertian Problem Based Learning

Problem based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran yang mengutamakan penyelesaian masalah umum yang lazim terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang dikemukakan oleh Shoimin (2017, hlm. 129) bahwa problem based learning artinya menciptakan suasana belajar yang mengarah terhadap permasalahan sehari-hari (Shoimin, 2017, hlm. 129).

Melengkapi pernyataan tersebut, Panen (dalam Rusmono 2014, hlm. 74) menyatakan bahwa dalam model pembelajaran dengan pendekatan problem based learning , peserta didik diharapkan untuk terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskannya untuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut untuk melakukan pemecahan masalah.

Masalah adalah hal paling nyata yang akan menjadi hambatan utama dalam kehidupan manusia. Lalu “masalah” sendiri itu apa? Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Menghadapi masalah akan mengajarkan bagaimana cara terbaik dalam menjalani hidup.

Mengapa? Karena peserta didik langsung mempelajari bagaimana caranya menghadapi berbagai kesenjangan harapan yang akan selalu mereka temui dalam hidup. Saat hal tersebut terjadi, karakter (sikap) dan daya nalar (kognisi) mereka akan teruji dan terlatih dalam sekali tepuk.

Pengertian Problem Based Learning menurut Para Ahli

Untuk memastikan kesahihan pengertian model PBL, berikut adalah beberapa pendapat para ahli mengenai definisi problem based learning .

Delisle dalam Abidin (2014, hlm. 159) menyatakan bahwa problem based learning merupakan model pembelajaran yang dikembangkan untuk membantu guru mengembangkan kemampuan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah pada siswa selama mereka mempelajari materi pembelajaran.

Tim Kemdikbud

Tim Kemdikbud (2013b) dalam Abidin (2014, hlm. 159) memandang model PBL sebagai suatu model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk “belajar bagaimana belajar”, bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata.

Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks dalam pembelajaran agar peserta didik dapat belajar berpikir kritis dan meningkatkan keterampilan memecahkan masalah sekaligus memperoleh pengetahuan. (Duch, 1995 dalam Shoimin, 2017, hlm. 130).

Finkle dan Torp

Finkle dan Torp (dalam Shoimin, 2017, hlm. 130) mengungkapkan bahwa problem based learning merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan secara stimultan strategi pemecahan masalah, dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik.

Torp dan Sage

Problem based learning merupakan model pembelajaran yang difokuskan untuk menjembatani siswa agar memperoleh pengalaman belajar dalam mengorganisasikan, meneliti, dan memecahkan masalah-masalah kehidupan yang kompleks (Torp dan Sage dalam Abidin, 2014, hlm. 160).

Sintaks Problem Based Learning

Lalu seperti apa sintaks, prosedur, langkah, atau tahapan dari model problem based learning? Sintaks model pembelajaran problem based learning menurut Warsono & Hariyanto (2013, hlm. 151) adalah sebagai berikut.

  • Memberikan orientasi masalah kepada siswa dengan menjelaskan tujuan pembelajaran serta bahan dan alat yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah.
  • Membantu mendefinisikan masalah dan mengorganisasikan siswa dalam belajar menyelesaikan masalah.
  • Guru mendorong peserta didik untuk mencari informasi yang sesuai dan mecari penjelasan pemecahan masalahnya.
  • Mendukung siswa untuk mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
  • Guru membantu siswa melakukan refleksi terhadap hasil penyelidikannya dan proses pembelajaran yang telah dilakukan.

Sementara itu, langkah pembelajaran problem based learning menurut Shoimin (2017, hlm. 131) adalah:

  • menjelaskan tujuan pembelajaran meliputi menjelaskan logistik yang dibutuhkan dan memotivasi siswa dalam aktivitas pemecahan masalah yang dipilih,
  • membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan permasalahan tersebut,
  • mendorong siswa dalam mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk penjelasan masalah, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah,
  • membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan laporan hasil karya yang sesuai seperti laporan,
  • guru membantu siswa untuk melakukan evaluasi terhadap penyelidikan mereka.

Contoh Penerapan PBL

Selanjutnya, contoh penerapan model pembelajaran problem based learning (dalam RPP) menurut Ibrahim&Nur (dalam Trianto, 2017, hlm. 12) adalah sebagai berikut.

Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning

Segala hal di dunia ini tentunya akan hadir dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tak luput dari ketidaksempurnaan tersebut, problem based learning juga memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri yang akan dipaparkan dalam penjelasan di bawah ini.

Kelebihan PBL

Kelebihan atau manfaat model pembelajaran PBL menurut Kurniasih & Sani (2016, hlm. 48) adalah dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar untuk mentransfer pengetahuan yang baru serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan ketrampilan kreatif.

Selain itu, Shoimin (2017, hlm. 132) mengungkapkan beberapa kelebihan model pembelajaran berbasis masalah yang meliputi:

  • mendorong siswa untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah pada dunia nyata,
  • membangun pengetahuan siswa melalui aktivitas belajar,
  • mempelajari materi yang sesuai dengan permasalahan,
  • terjadi aktivitas ilmiah melalui kerja kelompok pada siswa,
  • kemampuan komunikasi akan terbentuk melalui kegiatan diskusi dan presentasi hasil pekerjaan,
  • melalui kerja kelompok siswa yang mengalami kesulitan secara individual dapat diatasi.

Manfaat Problem Based Learning

Selain berbagai kelebihan di atas, Warsono & Hariyanto (2013, hlm. 152) mengemukakan pendapat bahwa kekuatan atau manfaat utama penerapan model pembelajaran PBL adalah sebagai berikut.

  • Siswa akan tertantang untuk menyelesaikan masalah yang akan membuat siswa menjadi terbiasa menghadapi masalah
  • Solidaritas sosial akan terpupuk dengan adanya diskusi dengan teman satu kelompok,
  • Guru dengan siswa akan semakin akrab
  • Siswa akan terbiasa menerapkan metode eksperimen karena ada kemungkinan suatu masalah yang harus diselesaikan siswa melalui eksperimen

Kekurangan PBL

Sementara itu, kelemahan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning menurut Shoimin (2017, hlm. 132) antara lain:

  • tidak semua materi pembelajaran dapat menerapkan PBL , guru harus tetap berperan aktif dalam menyajikan materi (dan akan kesulitan dalam kelas gemuk);
  • keragaman siswa yang tinggi dalam suatu kelas akan menyulitkan dalam pembagian tugas berdasarkan masalah nyata.

Selain itu, menurut Abidin (2014, hlm. 163) kekurangan dalam model pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut.

  • Siswa yang terbiasa mendapatkan informasi yang diperoleh dari guru sebagai narasumber utama akan merasa kurang nyaman dengan cara belajar sendiri dalam pemecahan masalah.
  • Jika siswa tidak mempunyai rasa kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba memecahkan masalahnya.
  • Tanpa adanya pemahaman siswa terhadap mengapa mereka harus berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin mereka pelajari.

Tujuan Problem Based Learning

Hosnan (2014, hlm. 298) menjelaskan bahwa tujuan utama dari model PBL bukan sekedar menyampaikan pengetahuan kepada siswa namun juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah serta kemampuan siswa itu sendiri yang secara aktif dapat memperoleh pengetahuannya sendiri.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Al-Tabany (2017, hlm. 71) yang menyatakan bahwa model problem based learning berusaha untuk membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri dan otonom.

Melalui bimbingan guru yang secara berulang-ulang mendorong dan mengarahkan mereka untuk mengajukan pertanyaan dan mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri, siswa secara tidak langsung akan belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas itu secara mandiri dalam hidupnya kelak.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari PBL adalah agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah, mandiri dalam belajar, dan memiliki keterampilan sosial yang tinggi dalam kehidupan.

  • Abidin, Yunus. (2014). Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulum 2013 . Bandung: PT Refika Aditama.
  • Al-Tabany, Trianto. (2017). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontektual . Jakarta: Kencana.
  • Hosnan, M. (2014). Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad 21 . Bogor: Ghalia Indonesia.
  • Rusmono, R. (2014). Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning Itu Perlu Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru (Edisi Kedua) . Bogor: Ghalia Indonesia.
  • Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013 . Yogyakarta: Ar Ruzz Media.
  • Warsono & Hariyanto. (2013). Pembelajaran Aktif . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Artikel Terkait

Gabung ke percakapan.

Kl untuk materi sujud sukur bisakah memakai model ini?

Kemungkinan besar bisa, misalnya permasalahan yang didefinisikan adalah seseorang yang masih bingung dan belum tahu bagaimana caranya untuk melakukan sujud syukur. Namun sepertinya masih ada metode atau model lain yang lebih cocok. Boleh dicek di: https://serupa.id/model-pembelajaran-pengertian-ciri-jenis-macam-contoh/ dan https://serupa.id/metode-pembelajaran-pengertian-jenis-macam-menurut-para-ahli/

penggunaan model PBL untuk materi berbasis teks bisa gak ya? misalnya teks eksposisi, teks puisi, eksplanasi

Sangat bisa dan sudah banyak yang melakukan implementasinya. Implementasi yang paling banyak digunakan adalah menggunakan bantuan video. Peserta didik diminta untuk menonton suatu video yang menarik terlebih dahulu, setelahnya mereka diminta untuk menjelaskan kembali (jika teks eksplanasi) atau memberikan pendapat (jika teks eksposisi) mengenai video yang telah mereka tonton.

Saya merasa senang dengan metode PBL karena cocok untuk mengajar siswa SD.

Terima kasih atas informasi yang begitu bermanfat bagi kami guru dalam meningkatkan profesionalisme guru

Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.

Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.

Tinggalkan Komentar

Tripven

Home » Pembelajaran » Model Pembelajaran Problem Solving

Model Pembelajaran Problem Solving

Februari 16, 2020 8 min read

Model Pembelajaran Problem Solving

Ketika aktivitas pembelajaran diadakan, guru dituntut untuk mempunyai rencana dan strategi. Ini bertujuan agar siswa bisa menyerap dan memahami materi pelajaran dengan efektif dan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.

Salah satu upaya agar tujuan tersebut terwujud maka dibentuklah beberapa model, taktik dan strategi. Salah satu metode dan model yang akan dibahas kali ini adalah problem solving .

Model pembelajaran problem solving adalah alur yang dipakai untuk panduan dalam melaksanakan dan menyiapkan belajar mengajar di kelas.

Metode problem solving juga bisa diartikan langkah dalam presentasi materi yang mana masalah digunakan sebagai tumpuan untuk dibahas, disintesis dan dianalisis untuk bisa memperoleh solusi/pemecahan masalah.

Pengertian Problem Solving Menurut Para Ahli

Metode problem solving adalah pendekatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat tujuan, langkah-langkah sebuah aktivitas, lingkungan dan manajemen pembelajaran yang ada di kelas untuk menyelesaikan masalah.

Hamdani, (2011:84)

Pembelajaran problem solving adalah aktivitas belajar mengajar yang menuntut siswa untuk bisa menemukan solusi dari masalah mulai dari masalah dalam grup maupun individu. Tujuan utama pembelajaran ini adalah untuk menyelidiki dan meneliti dasar dari pemecahan masalah.

Hidayati (2008)

Beliau mengungkapkan bahwa metode ini dilandasi dari kepercayaan terhadap kenyataan bahwa pembelajaran tidaklah hanya melakukan ceramah dan saling berkomunikasi dan transfer ilmu satu arah kepada peserta didik.

Namun pembelajaran juga merupakan langkah untuk investigasi, menganalisa, penelitian dan berpikir secara mandiri untuk memperoleh solusi dari permasalahan.

Crow dan Crow (Hamdani, 2011:84)

Berpendapat bahwa problem solving merupakan langkah untuk mempresentasikan mata pelajaran dengan memotivasi peserta didik untuk dapat menemukan solusi dari suatu masalah agar kompetensi dasar bisa diraih.

Berlandaskan ungkapan para ahli di atas bisa diambil esensi, bahwa pembelajaran problem solving adalah melaksanakan pengajaran. Agar peserta didik siap menghadapi segala permasalahan baik di pelajaran dan dunia nyata. Dan peserta didik bisa menyiapkan berbagai rencana untuk mengatasi permasalahan dengan memperoleh informasi sebanyak mungkin untuk melakukan hipotesis dan melakukan kesimpulan.

Langkah-Langkah Problem Solving atau Sintaks Problem Solving

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Solving atau Sintaks Problem Solving

Terdapat enam sesi dalam model problem solving ini, berikut adalah sesi dan langkahnya:

  • Menentukan masalah yang pantas dan dirasa penting.
  • (Merumuskan Masalah) Mencari dan menganalisa masalah.
  • Memahami masalah.
  • Memformulasikan hipotesis
  • Menghimpun dan mengkategorikan informasi sebagai fakta dari hipotesis.
  • Membuktikan hipotesis.
  • Memutuskan cara penanggulangan masalah.

Setelah beberapa langkah-langkah umum yang biasa dilakukan dalam pembelajaran problem solving mari kita simak langkah-langkah khusus yang terdapat pendidikan yang levelnya lebih tinggi:

  • Menjelaskan masalah.
  • Brainstorming atau mengungkapkan semua masalah yang ada.
  • Menghimpun data dan informasi.
  • Melakukan diskusi terkait data dan infromasi yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah.
  • Mengungkapkan solusi dari masalah yang ada (presentasi)
  • Melakukan evaluasi dan refleksi.

Kelebihan dan Kekurangan

Kekurangan problem solving.

Berikut merupakan kelemahan dari pembelajaran pemecahan masalah yang diungkapkan oleh Djamarah (2010:93):

  • Siswa bisa saja sulit untuk menganalisa level kesulitan dari masalah. Ini mengacu pada level berpikir siswa pada tingkat kelas yang ada. Karena pengalaman dan pengetahuan bisa saja kurang.
  • Pembelajaran ini memerlukan waktu yang tidak sedikit. Ini disebabkan saat proses klasifikasi atau kategorisasi masalah memerlukan waktu yang lama.
  • Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran problem solving. Sebab di Indonesia pada aktivitas pembelajaran sering menggunakan metode ceramah sehingga siswa jarang aktif untuk berpikir secara mandiri.

Kelebihan Problem Solving

Hal ini ini diungkapkan oleh Djamarah (2010:92), berikut diantaranya:

  • Model ini bisa menjadikan pendidikan yang ada di kelas lebih berguna secara langsung dengan dunia nyata siswa.
  • Aktivitas problem solving bisa membuat siswa lebih fleksibel dalam menghadapi segala masalah yang ada di kehidupan, baik masalah individu dan grup.
  • Aktivitas model pembelajaran ini memicu daya pikir siswa menjadi lebih dalam dan luas dalam menghadapi masalah dan aktivitas belajar. Siswa juga bisa lebih terstruktur dan sistematis dalam menghadapi segala permasalahan hidup.

' src=

  • Pembelajaran

Bagaimana Teknik Pembelajaran Dapat Digunakan untuk Merancang Gaya Rambut…

' src=

Experiential Learning

Model pembelajaran kolaboratif, tinggalkan balasan batalkan balasan.

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

PENDIDIKAN VOKASI

Free and Premium Blgger Templates

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving

Kelebihan model pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut:, kelemahan model pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut..

KajianPustaka

Widget html #1, model pembelajaran creative problem solving (cps).

Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu metode pembelajaran yang pemusatannya tertuju pada keterampilan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasian gagasan-gagasan kreatif. Siswa tidak hanya diajarkan cara menghafal tanpa berpikir, namun dituntut untuk memilih dan mengembangkan suatu tanggapan untuk memperluas proses berpikir.

Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Creative problem solving merupakan teknik pembelajaran dalam penyelesaian suatu permasalahan berkaitan dengan pemecahan masalah yang melalui teknik sistematik dan mengorganisasikan gagasan kreatif. Melalui model pembelajaran creative problem solving, siswa dapat memilih dan mengembangkan ide dan pemikirannya. Munculnya solusi kreatif sebagai upaya pemecahan masalah akan menumbuhkan kepercayaan diri, keberanian menyampaikan pendapat, berpikir devergen, dan fleksibel dalam upaya pemecahan masalah.

Creative problem solving dibangun atas tiga macam komponen, yaitu; ketekunan, masalah dan tantangan. Komponen tersebut dapat diimplementasikan secara sistematik dengan berbagai komponen pembelajaran. Model pembelajaran creative problem solving berusaha mengembangkan pemikiran divergen, berusaha mencapai berbagai alternatif dalam memecahkan suatu masalah.

Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran creative problem solving dari beberapa sumber buku: 

  • Menurut Shoimin (2014), creative problem solving adalah model pembelajaran yang pemusatannya pada pengajaran dan keterampilan dalam memecahkan masalah. Ketika dihadapkan dengan suatu pernyataan, siswa dapat melakukan keterampilan dalam memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa berpikir, keterampilan memecahkan masalah dapat memperluas proses berpikir. 
  • Menurut Baharudin (2010), creative problem solving adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
  • Menurut Cahyono (2009), creative problem solving adalah suatu metode pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan ketrampilan memecahkan masalah, yang diikuti dengan penguatan ketrampilan.

Karakteristik Model Pembelajaran Creative Problem Solving 

Menurut Imam (2010), model pembelajaran creative problem solving memiliki tiga karakteristik yang menjadi prosedur dalam proses pembelajarannya, yaitu sebagai berikut: 

  • Menemukan fakta, melibatkan penggambaran masalah, mengumpulkan, dan meneliti data dan informasi yang bersangkutan. 
  • Menentukan gagasan, berkaitan dengan memunculkan dan memodifikasi gagasan tentang strategi pemecahan masalah. 
  • Menemukan solusi, yaitu proses evaluasi sebagai puncak pemecahan masalah.

Menurut Menurut Suryosubroto (2009), karakteristik dari model pembelajaran creative problem solving adalah sebagai berikut: 

  • Melatih siswa untuk berpikir divergen dalam memecahkan masalah dengan berbagai cara, mampu memberikan berbagai alternatif pemecahan atas sebuah masalah dan kemampuan mengemukakan berbagai gagasan baru, dengan cara-cara baru yang jarang dilakukan oleh orang lain.
  • Peran pendidik lebih banyak menempatkan diri sebagai fasilitator, motivator dan dinamisator belajar bagi peserta didik.

Tujuan Metode Creative Problem Solving 

Menurut Shoimin (2014), melalui model pembelajaran creative problem solving siswa diharapkan mampu:

  • Menyatakan urutan langkah-langkah pemecahan masalah dalam creative problem solving. 
  • Menemukan kemungkinan-kemungkinan strategi pembelajaran.
  • Mengevaluasi dan menyeleksi kemungkinan-kemungkinan tersebut kaitannya dengan kriteria-kriteria yang ada. 
  • Memilih suatu pilihan solusi yang optimal. 
  • Mengembangkan suatu rencana dalam mengimplementasikan strategi pemecahan masalah. 
  • Mengartikulasikan bagaimana creative problem solving dapat digunakan dalam berbagai bidang/situasi.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Creative Problem Solving 

Menurut Huda (2013), sintak atau tahapan proses dalam model pembelajaran Creative Problem Solving menurut model Osborn-Parnes dikenal dengan istilah OFPISA, yaitu Objective, Finding, Fact Finding, Idea Finding, Solution Finding, dan Acceptence Finding. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Objective Finding 

Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Siswa mendiskusikan situasi permasalahan yang diajukan guru dan membrainstroming sejumlah tujuan atau sasaran yang bisa digunakan untuk kerja kreatif mereka. Sepanjang proses ini siswa diharapkan bisa membuat suatu konsensus tentang sasaran yang hendak dicapai kelompoknya.

b. Fact Finding 

Siswa membrainstroming semua fakta yang mungkin berkaitan dengan sasaran tersebut. Guru mendaftar setiap perspektif yang dihasilkan oleh siswa. Guru memberi waktu kepada siswa untuk berefleksi tentang fakta-fakta apa saja yang menurut mereka paling relevan dengan sasaran dan solusi permasalahan.

c. Problem Finding 

Salah satu aspek terpenting dari kreativitas adalah mendefinisikan kembali perihal permasalahan agar siswa bisa lebih dekat dengan masalah sehingga memungkinkannya untuk menemukan solusi yang lebih jelas. Salah satu teknik yang bisa digunakan adalah membrainstroming beragam cara yang mungkin dilakukan untuk semakin memperjelas sebuah masalah.

d. Idea Finding 

Pada langkah ini, gagasan-gagasan siswa didaftar agar siswa bisa melihat kemungkinan menjadi solusi atas situasi permasalahan. Ini merupakan langkah brainstorming yang sangat penting. Setiap usaha siswa harus diapresiasi sedemikian rupa dengan penulisan setiap gagasan, tidak peduli seberapa relevan gagasan tersebut akan menjadi solusi. Setelah gagasan-gagasan terkumpul, cobalah meluangkan beberapa saat untuk menyortir mana gagasan yang potensial dan yang tidak potensial sebagai solusi. Tekniknya adalah evaluasi cepat atas gagasan-gagasan tersebut untuk menghasilkan hasil sortir gagasan yang sekiranya bisa menjadi pertimbangan solusi lebih lanjut.

e. Solution Finding 

Pada tahap ini, gagasan-gagasan yang memiliki potensi terbesar dievaluasi bersama. Salah satu caranya adalah dengan membrainstroming kriteria-kriteria yang dapat menentukan seperti apa solusi yang terbaik itu seharusnya. Kriteria ini dievaluasi hingga ia menghasilkan penilaian yang final atas gagasan yang pantas menjadi solusi atas situasi permasalahan.

f. Acceptance Finding 

Pada tahap ini, siswa mulai mempertimbangkan isu-isu nyata dengan cara berpikir yang sudah mulai berubah. Siswa diharapkan sudah memiliki cara baru untuk menyelesaikan berbagai masalah secara kreatif. Gagasan-gagasan mereka diharapkan sudah bisa digunakan tidak hanya untuk menyelesaikan masalah, tetapi juga untuk mencapai kesuksesan.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Creative Problem Solving 

Setiap model pembelajaran pada umumnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing begitu juga dengan model pembelajaran creative problem solving. Menurut Istarani dan Ridwan (2014), kelebihan dan kekurangan creative problem solving adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan 

Kelebihan atau keunggulan model pembelajaran creative problem solving yaitu:

  • Berpikir dan bertindak kreatif.
  • Dapat membuat pendidikan sekolah lebih baik relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja. 
  • Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis. 
  • Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
  • Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. 
  • Mengidentifikasikan dan melakukan penyelidikan.
  • Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  • Memilih fakta aktual sebagai dasar dan landasan untuk membahas pembelajaran.
  • Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinalitas ide, kreativitas kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing keterbukaan, dan sosialisasi.
  • Menumbuhkan rasa kebersamaan siswa melalui diskusi akhir dari pemecahan masalah.

b. Kekurangan 

Kekurangan atau kelemahan model pembelajaran creative problem solving yaitu:

  • Memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain. 
  • Beberapa pokok bahasan sangat sulit dalam menerapkan sebuah metode pembelajaran ini. Sehingga menyebabkan siswa sulit untuk melihat, mengamati, dan menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut. 
  • Sulit mencari masalah yang benar-benar aktual dalam pembelajaran.
  • Adanya masalah yang tidak relevan dengan materi pembelajaran.
  • Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
  • Mengubah kebiasaan siswa belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa untuk menerima informasi dari guru.

Budgetnesia.com

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based Learning

' src=

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dipandu oleh permasalahan atau isu yang harus dipecahkan oleh siswa. Sebagai salah satu metode pembelajaran inovatif, PBL memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang unik.

Kelebihan Problem Based Learning

1. mengembangkan keterampilan problem solving.

Pada dasarnya, model PBL didesain untuk melatih siswa dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah. Dalam prosesnya, siswa akan belajar bagaimana menganalisis masalah, mencari informasi yang dibutuhkan, dan menyelesaikan masalah dengan solusi kreatif mereka sendiri.

2. Mempromosikan Keterampilan Berpikir Kritis

Dalam PBL, siswa diharapkan untuk mengevaluasi dan membentuk argumen berdasarkan informasi yang mereka kumpulkan. Ini dapat membantu mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa.

3. Mendorong Kolaborasi dan Komunikasi

PBL seringkali dilakukan dalam bentuk kelompok. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar bekerja bersama dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain.

4. Menyampaikan Pengetahuan dalam Konteks Nyata

PBL biasanya menggunakan permasalahan dari kehidupan nyata, sehingga siswa dapat melihat bagaimana pengetahuan yang mereka pelajari dapat digunakan dalam konteks yang hidup dan relevan.

Kekurangan Problem Based Learning

1. memerlukan waktu yang lebih lama.

Pembelajaran berbasis masalah biasanya membutuhkan waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional karena siswa harus aktif melakukan penelitian untuk menemukan jawaban atas masalah yang diberikan.

2. Peran Guru Sebagai Fasilitator

Peran guru dalam PBL lebih sebagai fasilitator daripada pengajar. Ini bisa menjadi tantangan bagi guru yang tidak terbiasa dengan peran tersebut.

3. Ketergantungan pada Sumber Belajar yang Tepat

Untuk efektivitas PBL, siswa perlu bisa mencari dan menggunakan sumber belajar yang tepercaya dan relevan. Namun, hal ini bisa menjadi kendala jika sumber belajar yang dibutuhkan tidak tersedia atau sulit ditemukan.

4. Evaluasi yang Tidak Mudah

Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk melakukan banyak diskusi dan kerja kelompok. Ini membuat proses evaluasi menjadi lebih sulit karena guru harus mengevaluasi kontribusi individu serta proses kerja kelompok.

Meskipun ada kekurangan tertentu, model pembelajaran Problem Based Learning dapat menjadi metode yang efektif dalam mengembangkan berbagai keterampilan siswa, terlepas dari matapelajaran yang diajarkan. Ketika diterapkan dengan baik, PBL dapat menjadi tambahan yang berharga bagi metode pembelajaran lainnya.

Pos Terkait

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

Formulir pada umumnya merupakan cara dasar dan efektif…

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

Dalam perjalanan sejarah, Bani Umayyah telah dikenal sebagai…

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

Dalam berbagai jenis olahraga tim, terutama yang melibatkan…

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

Individu sebagai Makhluk Otonom Individu sebagai makhluk otonom…

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

Teks anekdot merupakan bentuk tulisan naratif pendek yang…

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

Sejak peradaban manusia dimulai, ekspresi melalui seni selalu…

Academia.edu no longer supports Internet Explorer.

To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to  upgrade your browser .

Enter the email address you signed up with and we'll email you a reset link.

  • We're Hiring!
  • Help Center

Implementasi Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Open Ended Terhadap Sikap Siswa

Profile image of Fatmi Yulianti

2017, Symmetry: Pasundan Journal of Research in Mathematics Learning and Education

Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang mengkaji penerapan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open Ended terhadap sikap siswa.Data pada penelitian ini diperoleh dari angket yang diisi oleh siswa setelah mendapatkan pembelajaran matematika dengan pendekatanOpen Ended.Angket skala sikap yang digunakan merujuk kepada skala Likert.Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open Ended memberikan pengaruh positif terhadap sikap siswa.

Related Papers

Fatmi Yulianti

The aim of this research are to analysis: (1) the effect learning model in learning outcomes of mathematics, (2) the effect of mathematical motivation in learning outcomes of mathematics, (3) The interaction between the learning model and the mathematical motivation on the learning outcomes of mathematics. This research is an experimental research by giving treatment learning model. The population in this study is all students of class VII Even Semester of Teaching Year 2016/2017. The research sample was determined by cluster random sampling technique, so that obtained class VII C as experiment class and class VII B as control class. The research instrumental used a questionnarie mathematical motivation and mathematics achievement test. Data analysis techniques to the analysis of variance of two different cell lines. Based on result analysis of variance of two different cell lines with significance of 5 % was obtained: (1) there is an influance model of the learning outcomes of math...

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

ika sriyanti

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap siswa terhadap penerapan model pembelajaran Learning Cycle 5E. Kurangnya sikap siswa dalam proses  pembelajaran matematika di sekolah SMP Negeri 2 Dawuan sehingga peneliti ingin melakukan suatu penelitian dengan model Pembelajaran Learning Cycle 5E. Sikap adalah suatu tindakan atau tingkah laku sebagai reaksi atau respon terhadap suatu rangsangan atau stimulus, yang disertai suatu pendirian atau perasaan. Sebagai reaksi dalam sikap, maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternatif, yaitu senang atau tidak senang, menerima atau menolak, mendekati atau menjauhi dan sebagainya. Maka dari tiap-tiap orang mempunyai sikap yang berbeda-beda terhadap suatu perangsang yang sama. Indikator  sikap yang di gunakan sebagai tolak ukur untuk mengetahui sikap belajar matematika terutama dalam model pembelajaran Learning Cycle 5E. Metode yang di gunakan adalah pendekatan kualitatif. Instrumen dalam penelitian ini yaitu jenis non t...

aulia rahmi lubis

Journal of Education

Wahyudi Hermawan

Lattice Journal : Journal of Mathematics Education and Applied

Sinta Fanisia

This research was motivated by the results of interviews and observations of researchers in class VII SMPN 1 Candung. The low mathematical disposition of students, this can be seen from the lack of self-confidence, interest and curiosity of students. Then the low achievement of students' mathematics learning, this can be seen from the scores of the odd semester midterms of students. There are still many students who get scores below the KKM, which is around 77.67%. The low mathematics learning achievement of students is suspected by several factors, including mathematical disposition. The objectives of this research are: a) to find out whether there is a relationship between mathematical dispositions and students' mathematics learning achievement in grade VII SMPN 1 Candung in the 2020/2021 academic year. b) to find out how big the contribution of mathematical disposition to students' mathematics learning achievement in grade VII SMPN 1 Candung in the 2020/2021 academic ...

Desy Bangkit Arihati

Artikel ini merupakan penelitian eksperimen pada bidang pendidikan. Penelitian itu sendiri bertujuan untuk mengetahui manakah yang memberikan hasil belajar matematika lebih baik diantara model pembelajaran Brain Based Learning, model pembelajaran Accelerated Learning atau model pembelajaran Direct Instruction pada materi logaritma.

Hanifah Khairu

skr4ipsi penerapan model learning cycle 5e

Yani Listia Rahayu

ocha aveiro

Paing Prabowo

ABSTRAKThis research aims to describe the ability of reasoning and mathematical connections students with structured learning partners approach scaffoding. The ability of reasoning and mathematical connections students could be improved after partnering with peer tutors in learning. This research was carried out at the place of the SMA N 1 Meliau 2015/2016 school year. Quasi-experimental design research method, to apply the scaffolding structured learning partners approach to the experimental group. Research results revealed that ability reasoning and mathematical connections students experiment group have elevated the 51.08% and 51.12%. While the reasoning ability and mathematical connection of the control group experienced an increase of 30.64% and 26.92%. Students' attitude toward the approach of scaffolding structured learning partners gave a positive response with an average of 89.33% in the categories strongly agreed. Conclusion of research 1) The students' reasoning a...

RELATED PAPERS

Eprint Arxiv 0803 2541

Stanley Brodsky

Hangyul Lew

Nature Cell Biology

Edith Heard

Pedro Erick Muñoz Torres

Natures Sciences Sociétés

Marcio Miranda

Acta Crystallographica Section E Structure Reports Online

Ali El-Emam

Humberto Torres

Lecture Notes in Computer Science

Carmine Pascale

Journal of Physics: Conference Series

angelie aliman

Economics of Security Working Paper Series

Friedrich G Schneider

Physiological Research

Roman Jirák

Journal of Psychiatric Research

Simon Wessely

B. Varun Kumar

Journal of Biological Chemistry

Jasmine Yung

Gulhane Medical Journal

Aysegul Kara

Adauto Montenegro

Journal of Radiation Oncology

Hani Ashamalla

Book of Abstracts

Mihaela Temelie

INTERNATIONAL JOURNAL OF PLANT AND ENVIRONMENT

Dilipsinh Barad

RELATED TOPICS

  •   We're Hiring!
  •   Help Center
  • Find new research papers in:
  • Health Sciences
  • Earth Sciences
  • Cognitive Science
  • Mathematics
  • Computer Science
  • Academia ©2024

dunia dosen

Home » Contoh Essay Beasiswa Pendidikan Indonesia

Contoh Essay Beasiswa Pendidikan Indonesia

  • May 21, 2024
  • No Comments

Contoh Essay Beasiswa Pendidikan Indonesia

Mencari, memperhatikan, dan mempelajari contoh essay Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) tentu akan dilakukan oleh para pelamar. Apalagi BPI sendiri termasuk beasiswa bergengsi dan memfasilitasi awardee untuk studi lanjut secara gratis di dalam maupun luar negeri. 

Salah satu syarat administrasi atau kelengkapan administrasi pendaftaran dalam program BPI adalah essay beasiswa. Essay atau esai ini disusun untuk menjelaskan pencapaian maupun potensi dari pelamar sehingga menjadi pertimbangan penyelenggara saat proses seleksi. 

Memahami betul bahwa essay yang disusun akan turut andil bagian dalam penentuan lolos tidaknya menjadi awardee BPI. Maka tidak berlebihan jika menyusunya dengan teliti dan mempelajari contoh essay dari alumni program BPI tersebut. 

Ketentuan Penyusunan Essay Beasiswa Pendidikan Indonesia 

Dalam program Beasiswa Pendidikan Indonesia, para pelamar diwajibkan untuk melengkapi beberapa berkas atau dokumen. Dokumen ini yang menjadi syarat administrasi dan wajib sudah lengkap serta memenuhi semua ketentuan saat proses pendaftaran. 

Salah satu dokumen tersebut adalah essay yang dalam program BPI sendiri sudah ditetapkan beberapa ketentuan penyusunannya. Dikutip dari Buku Panduan Pendaftaran BPI Bergelar Tahun 2024. Berikut beberapa ketentuan dalam penyusunan esai: 

  • Esai berisi komitmen kontribusi ke instansi asal/negara pasca studi meliputi: deskripsi diri, deskripsi peran apa yang akan dilakukan, deskripsi cara mewujudkan peran tersebut, dan penilaian diri (kekuatan, kelemahan, pengalaman membanggakan, pengalaman kurang membanggakan, dan hal-hal yang pernah dilakukan dan disesali. 
  • Ditulis dalam bahasa Indonesia untuk program S1/S2/S3 di dalam negeri; 
  • Ditulis dalam Bahasa Inggris untuk program S1/S2/S3 di luar negeri; 
  • Jumlah kata 1000-1500 untuk S1; 
  • Jumlah kata 1500-2000 untuk S2 dan S3. 

Contoh Essay Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) 

Setelah memahami apa itu essay beasiswa dan kenapa penting untuk disusun dengan sangat teliti. Maka untuk mendapat kemudahan dalam menyusun essay beasiswa yang baik dan benar berikut contoh essay Beasiswa Pendidikan Indonesia milik Utami Putri: 

ESAI BEASISWA PENDIDIKAN INDONESIA 

Upaya Meningkatkan Kompetensi Literasi Sains

“Dari hati jadi aksi, dari hati turun ke kaki. Cita-cita jangan hanya disimpan dalam pikiran, tapi harus diwujudkan dan diperjuangkan.” -Merry Riana. 

Kutipan kata motivasi dari salah seorang motivator terkenal itu sudah menjadi salah satu  penyemangat  saya untuk mewujudkan dan memperjuangkan memperjuangkan cita-cita. Sebuah kalimat yang sederhana namun bermakna dalam bagi saya. Mengajarkan saya untuk terus berusaha,  berjuang dan  konsisten terhadap cita-cita saya.

Mengikuti Beasiswa Pendidikan Indonesia ini merupakan salah satu aksi yang saya lakukan untuk dapat mewujudkan cita-cita yang sebelumnya hanya tersimpan dalam pikiran saya. Saya percaya yang paling utama dalam  pendidikan bukan melulu ilmu yang dipelajari, dipelajari/ Tetapi juga pengalaman yang banyak dan berdampak bagi orang lain.  

Nama lengkap lengkap saya adalah Utami Putri. Saya lahir di Lubuk Pakam pada tanggal tanggal 21 September 1994. Alamat saya sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP) adalah Dusun 1 Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. 

Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara yang dilahirkan dari Bapak Bambang Sriono dan Ibu Sumiati. Ayah saya bekerja sebagai wirausaha yaitu pedagang sarapan pagi dan Ibu saya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Saat Ini saya berstatus belum menikah dan pekerjaan saya adalah sebagai Guru Honorer mata pelajaran Fisika di SMA Negeri 1 Beringin Deli Serdang. Penghasilan saya setiap bulan berkisar Rp 1.980.000,-  dengan kondisi ekonomi yang masih minim untuk biaya lanjut sekolah. Oleh karena itu, saya sangat berharap dapat memperoleh Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) Kemendikbudristek. 

Saya menempuh Pendidikan Sarjana (S-1) terakhir di Universitas Negeri Medan dengan  program studi  program studi Pendidikan Fisika pada tahun 2012 tahun 2012 dan selesai pada tahun pada tahun 2017 dengan masa studi 4 tahun 7 bulan dengan membawa penelitian skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Fluida Dinamis Di Kelas XI Semester II SMA Negeri 1 Lubuk Pakam Tahun Ajaran 2015/2016”. 

Saat menempuh pendidikan S1, saya aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Fisika. Pada tahun 2014, saya diamanahkan menjadi koordinator divisi IPTEK HMJ Fisika, adapun  program yang saya dan teman-teman lakukan saat itu adalah membuat kegiatan Olimpiade Sains Tingkat SMP Sederajat Se-Sumatera Utara, dan juga pelatihan pembuatan media  pembelajaran  pembelajaran menggunakan menggunakan Macromedia flash  dengan peserta mahasiswa-mahasiswi  program  studi Pendidikan Pendidikan Fisika Universitas Universitas Negeri Medan. 

Selama mengikuti mengikuti organisasi tersebut saya dapat mengasah kemampuan saya dalam bidang leadership  (kepemimpinan), manajemen waktu, public speaking , problem solving, terkhusus dari divisi IPTEK. Saya dapat mempelajari hal baru yaitu pembuatan media pembelajaran digital. Melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi adalah cita-cita saya sejak dahulu.  Namun karena beberapa beberapa faktor, saya harus menunda menunda terlebih terlebih dahulu. Melalui Beasiswa Pendidikan Indonesia ini saya berharap dapat melanjutkan pendidikan saya ke jenjang S-2 (Magister). 

Faktor yang mendorong saya untuk melanjutkan kuliah S-2 program studi Pendidikan Fisika adalah keinginan untuk meningkatkan kualitas diri dalam bidang  pembelajaran  fisika agar lebih dapat melakukan inovasi pembelajaran dan memberikan pembelajaran bermakna bermakna kepada siswa-siswi saya/ Saya juga memberikan kontribusi terhadap sekolah tempat saya bekerja dan lebih luas terhadap masyarakat dan juga terus mengembangkan ilmu pengetahuan. Selain itu, faktor lainnya adalah dukungan dari kedua orang tua yang menginginkan anak-anaknya mendapat pendidikan yang setinggi-tingginya. Sebagai anak pertama tentunya saya yang paling diharapkan keluarga untuk memberikan teladan kepada adik saya. 

SMA Negeri 1 Beringin adalah instansi tempat saya bekerja yang merupakan sekolah  penggerak. Salah satu program Sekolah Penggerak adalah berfokus pada pengembangan hasil  belajar  belajar siswa secara holistik holistik yang mencakup kompetensi literasi, numerasi dan karakter dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang diawali dengan sumber daya manusia yang unggul yaitu kepala sekolah dan guru. Berdasarkan fokus sekolah penggerak inilah, SMA  Negeri  Negeri 1 Beringin Beringin berupaya untuk mengembangkankompetensi literasi, numerasi, dan karakter siswa. Berdasarkan hasil rapor pendidikan tahun 2023, SMA Negeri 1 Beringin memperoleh capaian karakter kategori baik dengan skor capaian karakter sebesar 57,29%, kemampuan numerasi kategori sedang dengan skor capaian numerasi 53,33%, dan kemampuan literasi kategori sedang dengan skor capaian literasi 64,44%. Meski mengalami kenaikan sebesar 23,52% dari tahun dari tahun 2022, kemampuan literasi adalah indikator dengan  pencapaian  pencapaian terendah, yang salah satunya satunya disebabkan disebabkan oleh rendahnya kompetensi membaca teks informasi. 

Salah satu contoh untuk memperbaiki hal ini melalui peningkatan kompetensi GTK dan kebijakan yang menunjang kompetensi membaca teks informasi. Dari data rapor pendidikan ini muncul keinginan di hati saya untuk turut berperan dalam menaikkan skor capaian kemampuan literasi di SMA Negeri 1 Beringin. Hal yang dapat saya lakukan dengan meningkatkan kompetensi saya sebagai guru tentunya dengan melanjutkan pendidikan saya ke  jenjang yang lebih tinggi lagi. 

Salah satu upaya untuk menaikkan menaikkan nilai literasi literasi di rapor Pendidikan adalah dengan terus melakukan pembiasaan membaca kepada siswa-siswi di SMA Negeri 1 Beringin. Bentuk pembiasaan yang dilakukan adalah dengan memberikan asesmen yang bentuk soalnya berupa soal literasi yang terdiri dari teks bacaan, grafik, tabel,  juga infografis. Upaya yang dapat saya lakukan lakukan agar saya bisa membuat membuat soal literasi khususnya untuk mata pelajaran fisika sebagai mata pelajaran yang saya ampuh adalah melanjutkan studi pendidikan saya. 

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

Jika saya mendapatkan kesempatan untuk menerima beasiswa dan melanjutkan sekolah S-2 saya di program studi Pendidikan studi Pendidikan Fisika Universitas Negeri Universitas Negeri Yogyakarta, maka saya akan fokus dan tekun mengembangkan kompetensi saya dalam menguasai inovasi pembelajaran fisika, desain dan implementasi kurikulum fisika, pengembangan penilaian dan evaluasi  pembelajaran fisika, konstruksi instrumen asessmen pembelajaran fisika, permasalahan pendidikan fisika dan pemecahannya. pemecahannya. 

Tentunya dengan kompetensi kompetensi yang saya peroleh peroleh tersebut, saya akan berkontribusi lebih banyak lagi kepada banyak pihak yang terlibat langsung maupun yang tidak terlibat langsung. Seperti instansi tempat saya bertugas yaitu SMA Negeri 1 Beringin. 

Kontribusi yang dapat saya berikan kepada SMA Negeri 1 Beringin setelah menyelesaikan studi magister pendidikan fisika yakni dapat meningkatkan kemampuan saya dalam menyusun instrumen soal. Dengan kemampuan ini saya dapat menyusun soal-soal literasi fisika yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan untuk  pembiasaan  pembiasaan siswa-siswi SMA Negeri 1 Beringin dalam menjawab soal berbasis literasi. Sehingga ketika mengikuti Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), siswa-siswi SMA Negeri 1 Beringin sudah tidak asing lagi dengan tipe soal tersebut dan dapat menjawab soal dengan maksimal. 

Kontribusi terhadap rekan sejawat yakni saya dapat memberikan pengimbasan kepada rekan-rekan guru di SMA Negeri 1 Beringin tentang bagaimana menyusun instrumen soal berbasis literasi yang baik. Lebih luas kontribusi terhadap masyarakat yang akan saya lakukan bersama unsur masyarakat lainnya, saya berperan mengembangkan berbagai upaya  pendidikan yang dapat menunjang pencapaian hasil hasil pendidikan yang bermutu. 

Untuk mewujudkan peran atau kontribusi sebagaimana yang disebutkan di atas tentunya ada  poin- poin strategis strategis yang harus saya laksanakan laksanakan dengan baik yaitu dimulai dimulai dari menyusun menyusun  perencanaan secara spesifik, sistematis dan terukur. Saya awali dengan membuat to do list  di setiap kegiatan yang akan saya lakukan. Saya akan mengambil mata kuliah pilihan yang relevan dengan tujuan saya terkait membuat instrumen soal berbasis literasi. Saya juga akan bersungguh-sungguh mengikuti perkuliahan agar dapat mengaplikasikan dengan memaksimalkan ilmu yang saya dapatkan terutama dalam membuat instrumen soal berbasis literasi. 

Selain itu saya juga akan terus berlatih membuat soal  berbasis  literasi yang baik. Saya akan mengikuti mengikuti seleksi penulisan Asesmen Nasional yang diadakan oleh Pusat Asesmen Pendidikan (Pusmendik) sebagai wadah untuk mengembangkan kemampuan saya menyusun instrumen soal berbasis literasi. 

Saya memiliki kemampuan yang baik dalam menyusun rencana di suatu kegiatan, sehingga teman-teman saya sering menjuluki saya sebagai “The Best Planner”, karena kemampuan saya ini maka saya sering diberi amanah untuk menjadi koordinator seksi acara berbagai kegiatan. Selain itu saya saya juga orang yang bertanggung yang bertanggung jawab atas apa yang diamanahkan kepada saya. 

Dalam kemampuan akademik saya baik di bidang skolastik numerik, saya juga dapat berpikir sistematis dan dapat menyederhanakan hal yang rumit. Saya memiliki kekurangan pada kemampuan Bahasa Inggris yang merupakan salah satu syarat wajib kelulusan pendidikan baik jenjang sarjana dan magister. Namun kelemahan ini dapat diatasi dengan belajar bersungguh-sungguh untuk mencapai skor TOEFL yang telah ditentukan. 

Selain itu saya kurang peduli dengan lingkungan ketika sedang bekerja. Ketidakpedulian saya ini merupakan bentuk tanggung jawab saya terhadap pekerjaan dikarenakan ketika mengerjakan sesuatu saya harus fokus menyelesaikan pekerjaan sehingga terkadang hal-hal yang harusnya perlu diperhatikan terabaikan oleh saya. Untuk mengatasi kelemahan saya ini, saya akan belajar untuk lebih peka dan peduli lagi terhadap suatu situasi dan kondisi lingkungan kerja saya. Termasuk memperhatikan rekan kerja saya dan bagaimana keadaannya. 

Dalam kurun waktu satu semester ini, beberapa pengalaman yang membanggakan dari diri saya dari bidang akademik diantaranya mendapatkan peringkat setara perunggu pada tiga kompetisi berturut-turut yang diadakan oleh Lembaga POSI (Pusat Olimpiade Sains Indonesia) yaitu Olimpiade Numerasi dan Literasi Level 5 Tingkat Guru SMA/MA/SMK dan Mahasiswa pada tanggal 02 April 2023, Kompetisi Hardiknas 2023 Bidang Fisika Tingkat Guru SMA/MA/SMK dan Mahasiswa pada tanggal 16 April 2023, dan juga NLC 2023 Level 5 Tingkat Guru SMA/MA/SMK dan Mahasiswa pada tanggal 04 Juni 2023. 

Pengalaman membanggakan lainnya yang saya dapatkan adalah mendapat amanah menjadi ketua Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Tema: Rekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI di SMA Negeri 1 Membangun NKRI di SMA Negeri 1 Beringin T Beringin Tahun Pelajaran 2022-2023. 

Beberapa pengalaman yang kurang membanggakan yang pernah saya alami diantaranya kegagalan mengikuti seleksi Calon Guru Penggerak Angkatan 7. Kesalahan saya saat itu adalah saya terlalu banyak pertimbangan untuk mendaftar dan akhirnya tetap mendaftar di hari terakhir, dan pada saat itu ternyata jaringan tidak stabil ( server  server down), sementara ada satu berkas lagi yang belum saya upload. Hal ini mengajarkan saya untuk tidak ragu-ragu dalam mengambil tindakan, sehingga dapat memaksimalkan yang akan dilakukan. 

Selain itu saya juga gagal dalam pretest Pendidikan Profesi Guru (PPG) tahun 2022. Dari kegagalan ini saya belajar bahwa sebenarnya memang tidak ada usaha yang mengkhianati hasil, dan jika kita merasa sudah berusaha namun hasilnya tidak sesuai yang kita harapkan, berarti kita kurang tawakal, kurang memasrahkan semuanya kepada Tuhan. 

Hal yang pernah saya lakukan dan saya sesali adalah saya tidak pernah membuat backup atau cadangan data-data penting. Hal ini terjadi ketika ponsel saya rusak, dan data-data penunjang keprofesionalan sebagai seorang guru seperti beberapa e-sertifikat hilang tanpa bekas. Saya merasa sangat rugi telah kehilangan sertifikat-sertifikat pelatihan itu. Pelajaran yang dapat saya ambil, kedepan saya akan lebih rajin membuat cadangan penyimpanan data-data, terutama data-data penting. 

Saya memiliki niat yang kuat dan terus berusaha untuk bisa lulus seleksi S2 di program studi Magister Pendidikan Fisika di Universitas Negeri Yogyakarta melalui jalur beasiswa. Jika saya lulus program Beasiswa Pendidikan Indonesia ini, saya berkomitmen untuk menyelesaikan misi dari rencana saya yaitu menyelesaikan studi S2 ini tepat waktu dengan nilai yang memuaskan. 

Setelah menyelesaikan studi ini saya akan melanjutkan tujuan selanjutnya yaitu menjadi guru profesional yang mampu memberikan kontribusi nyata terkhusus untuk SMA Negeri 1 Beringin sebagai instansi tempat saya bekerja, terlebih untuk  bangsa  dan negara dengan memiliki memiliki visi dan misi serta tekad yang kuat untuk terus belajar dan mengembangkan diri. Besar harapan saya agar bisa diterima dan dinyatakan lulus sebagai penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia ini.

Selain salah satu contoh essay Beasiswa Pendidikan Indonesia di atas, tentunya masih banyak contoh lain bisa dipelajari dan dijadikan referensi. Sebelum menyusun essay, pastikan juga sudah membaca buku panduan agar essay tersebut memenuhi ketentuan. 

Jika memiliki pertanyaan atau ingin sharing pengalaman berkaitan dengan topik dalam artikel ini. Jangan ragu menuliskannya di kolom komentar. Klik juga tombol Share untuk membagikan artikel ini ke orang terdekat Anda. Semoga bermanfaat. 

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

Leave a Comment Cancel Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

RELATED POST

kalau mau jadi dosen

Ini 7 Hal yang Harus Kamu Siapkan Kalau Mau Jadi Dosen

tahap setelah SK asisten ahli keluar

5 Tahap Setelah SK Asisten Ahli Keluar, Dosen Muda Wajib Tahu!

Penjiplakan Artikel

Dugaan Penjiplakan Artikel Ilmiah Dosen Universitas Cambridge oleh Dosen ITPLN

rumpun ilmu dikti

Rumpun Ilmu dari Dikti yang Perlu Dipahami Para Dosen Muda

program inovasi kreatif untuk mitra vokasi

Program Inovasi Kreatif untuk Mitra Vokasi Resmi Dibuka, Begini Cara Daftarnya

integritas akademik

8 Faktor yang Mempengaruhi Integritas Akademik Dosen

ucapan pengukuhan guru besar

Contoh Ucapan Selamat Pengukuhan Guru Besar

Naikkan Angka Kredit Anda dengan Menulis Buku [DOWNLOAD GRATIS]

Download Ebook Cara Praktis Menulis Buku White

Jangan Lewatkan

tahap setelah SK asisten ahli keluar

  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi

Get Started

  • Daftar Kontributor
  • S&K Kontributor
  • Menerbitkan Buku

Hubungi kami

  • Jl. Rajawali, Gg. Elang 6, No.2 Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, D.I.Yogyakarta 55581

Email :  [email protected]

Telpon : 081362311132

Dunia Dosen

Dunia Dosen

Dunia Dosen adalah portal informasi seputar dosen yang telah hadir sejak tahun 2016. Dunia Dosen memiliki visi untuk meningkatkan kualitas, kuantitas, serta produktivitas rekan-rekan dosen dalam mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk negeri.

  • Tim Redaksi

Hubungi Kami

  • [email protected]
  • 081362311132

2024 © All Reserved – Dunia Dosen

KOMUNITAS BELAJAR

Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Problem Solving

kelemahan dan kelebihan model pembelajaran problem solving

= Baca Juga =

Kumpulan soal us, soal sumatif, asas, asat, pas, pat, sd, smp, sma:, tidak ada komentar, social media.

Facebook

Search This Blog

Popular post, protected by dmca.

Back to Top

COMMENTS

  1. Kelebihan dan Kekurangan Metode Problem Solving

    Adapun kekurangan metode problem solving adalah sebagai berikut: 1. Memerlukan cukup banyak waktu, 2. Melibatkan lebih banyak orang. 3. Dapat mengubah kebiasaan peserta didik belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru, 4. Dapat diterapkan secara langsung yaitu untuk memecahkan masalah[1]

  2. Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap)

    Secara umum salah satu kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah meningkatnya daya kritis siswa dalam pembelajaran. Selain itu, menurut Shoimin (2017, hlm. 137-138) kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut. Membuat peserta didik lebih menghayati pembelajaran berdasarkan kehidupan sehari-hari.

  3. Metode Problem Solving: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan

    Metode Problem Solving: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan- salah satu metode pembelajaran yang perlu dipahami oleh seorang guru adalah metode problem solving.Melalui penggunaan metode problem solving diharapkan peserta didik belajar memecahkan masalah. Metode problem solving dinilai dapat melatih siswa berpikir kreatif saat menghadapi masalah pribadi maupun masalah kelompok.

  4. Keunggulan dan Kelemahan Metode Berbasis Masalah (Problem Solving

    Berikut ini adalah Keunggulan dan kelemahan dari penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah: a. Keunggulan. Sebagai suatu strategi pembelajaran, Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki beberapa keunggulan, di antaranya: Pemecahan masalah (problem solving) merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran.

  5. Metode Pembelajaran Problem Solving: Menjelajahi Kelebihan dan

    Kelebihan Metode Pembelajaran Problem Solving. 1. Mendorong keterampilan berpikir kritis: Dalam metode ini, siswa diajak untuk menghadapi dan memecahkan masalah yang nyata atau abstrak. Hal ini memicu mereka untuk berpikir kritis dengan menganalisis situasi, mengidentifikasi masalah, serta merumuskan dan mengevaluasi solusi yang mungkin.

  6. Model Pembelajaran Problem Based Learning

    Kelebihan dan Kelemahan model pembelajaran problem based learning. Kelebihan model pembelajaran problem based learning. Sanjaya (dalam Kusprianto dan Siagian, 2013) menyatakan bahwa pembelajaran problem based learning memiliki beberapa kelebihan yaitu: Teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran. Dapat menantang kemampuan siswa.

  7. PDF BAB II KAJIAN TEORI A. 1. a. Pengertian Metode Problem Solving

    c. Kelebihan dan kekurangan Metode Problem Solving Pada suatu Metode Pembelajaran pasti terdapat kelebihan dan kelemahan tidak terkecuali metode Problem Solving. Hal ini dikarenakan kondisi yang berbeda - beda pada objek penellitian. Djamarah (2010:92), menjelaskan kelebihan dan kelemahan metode Problem Solving antara lain adalah :

  8. Pembelajaran Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving)

    Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Pendekatan Masalah. Setiap hal ada kelebihan dan kekurangannya, termasuk pendekatan pembelajaran yang satu ini. ... Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap) - Serupa (2022) Belajar & Pembelajaran, Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan ...

  9. Advantages and Disadvantages of Problem Based Learning Models

    keterampilan 4C peserta didik. Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan adalah Problem Based Learning. Oleh karena itu penulis membahas mengenai kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) sehingga para pendidik mengetahui menggunakan dan menggembangkan model pembelajaran berbasis

  10. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Creative Problem Solving

    Model Pembelajaran Creative Problem Solving. Menurut Miftahul Huda pendekatan CPS mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan-kelebihan dari pendekatan CPS ini adalah sebagai berikut: Pendekatan CPS ini lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami konsep-konsep dengan cara menyelesaikan suatu permasalahan. Pendekatan CPS dapat ...

  11. Model Pembelajaran Problem Solving

    Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving. Pembelajaran problem solving memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya yakni dapat membantu peserta didik meningkatkan daya kekritisan peserta didik. kemudian, pembelajaran tersebut juga menjadikan peserta didik untuk selalu terbiasa menyelesaikan berbagai masalah.

  12. Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan

    Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis Siswa. J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan), 2 (3), 161-170. J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol. 2, No. 3, Oktober 2021, pp. 161-170 ... Astuti (2017) mengemukakan kelebihan dan kekurang model pembelajaran problem solving yaitu ...

  13. Model Pembelajaran Problem Solving: Menyenangkan, Praktis, dan Efektif

    Temukan kelebihan menjadikan model pembelajaran problem solving sebagai alat efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas siswa. Dengan pendekatan yang praktis dan interaktif, model ini mendorong siswa untuk mengatasi tantangan dan menemukan solusi inovatif dalam berbagai situasi. Baca artikel ini dan temukan bagaimana model pembelajaran problem solving menjadi kunci ...

  14. Problem Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Masalah)

    Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning. Segala hal di dunia ini tentunya akan hadir dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tak luput dari ketidaksempurnaan tersebut, problem based learning juga memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri yang akan dipaparkan dalam penjelasan di bawah ini. Kelebihan PBL. Kelebihan atau manfaat model pembelajaran PBL menurut Kurniasih & Sani ...

  15. Model Pembelajaran Problem Solving: Pengertian dan Langkahnya

    Penjelasan menyeluruh Model Pembelajaran Problem Solving dari mulai pengertian, tujuan dan langkah-langkahnya atau sintaks untuk inspirasi guru ... Kelebihan dan Kekurangan Kekurangan Problem Solving. Berikut merupakan kelemahan dari pembelajaran pemecahan masalah yang diungkapkan oleh Djamarah (2010:93):

  16. PDF BAB II LANDASAN TEORI A. Model Pembelajaran Problem Solving

    2. kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving a) Kelebihan model pembelajaran problem solving 1) Siswa bisa menyelesaikan permasalahan berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. 2) Siswa akan terbiasa menyelesaikan atau memecahkan permasalahannya. 3) Menumbuhkan kemampuan berpikir pada siswa secara kreatif.26 b) Kelemahan model ...

  17. Problem Based Learning

    Pengertian Problem Based Learning. Problem based learning (PBL) adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik untuk selalu berpikir kritis dan selalu terampil dalam menyelesaikan suatu permasalahan.. Alur kerja peserta didik bergantung pada seberapa kompleks permasalahan yang diberikan. Sama halnya seperti project based learning, tingkat keberhasilan metode ini bergantung ...

  18. Penggunaan Model Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan ...

    Adapun kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran Problem Solving. Kelebihan model pembelajaran Problem Solving, yaitu sebagai berikut: 1) Mendidik siswa untuk berpikir sistematis, 2) Mampu mencari jalan keluar terhadap situasi yang dihadapi, 3) Belajar menganalisis suatu masalah dari berbagai aspek, 4) Mendidik

  19. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving

    Kelemahan model pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut. 1. Memerlukan cukup banyak waktu. 2. Melibatkan lebih banyak orang. 3. Tidak semua materi pelajaran mengandung masalah. 4. Memerlukan perencanaan yang teratur dan matang.

  20. Kelebihan Dan Kekurangan Problem Solving

    Kelebihan Dan Kekurangan Problem Solving | PDF. Scribd adalah situs bacaan dan penerbitan sosial terbesar di dunia.

  21. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

    Menurut Imam (2010), model pembelajaran creative problem solving memiliki tiga karakteristik yang menjadi prosedur dalam proses pembelajarannya, yaitu sebagai berikut: Menemukan fakta, melibatkan penggambaran masalah, mengumpulkan, dan meneliti data dan informasi yang bersangkutan. Menentukan gagasan, berkaitan dengan memunculkan dan ...

  22. PDF Model Pembelajaran Creative Problem Solving (Cps) Untuk Meningkatkan

    menunjukkan bahwa model pembelajaran CPS dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Kata kunci: kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar, creative problem solving PENDAHULUAN Salah satu tujuan mata pelajaran kimia dalam sistem pendidikan di Indonesia adalah menumbuh kembangkan sikap kreativitas siswa.

  23. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Based Learning

    Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dipandu oleh permasalahan atau isu yang harus dipecahkan oleh siswa. Sebagai salah satu metode pembelajaran inovatif, PBL memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yang unik. Kelebihan Problem Based Learning 1. Mengembangkan Keterampilan Problem Solving

  24. Makalah Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Solving)

    Dengan metode ini, siswa belajar memecahkan suatu masalah menurut prosedur kerja metode ilmiah. 2. Langkah-langkah Metode Pemecahan Masalah. Dalam garis besarnya langkah-langkah metode pemecahan masalah (problem solving) dapat disarikan sebagai berikut: a. Adanya masalah yang dipandang penting; b. Merumuskan masalah;

  25. Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Tipe ...

    The problem in this research is the low ability of students to solve mathematical problems because students are less accustomed to solving problem-based questions and also the learning model used is less effective in improving mathematical problem solving abilities. This research aims to see the influence of the Problem Posing learning model of Within Solution Posing type on the mathematical ...

  26. Apa Itu Model Problem Solving? Begini Cara Menerapkannya untuk ...

    Model problem solving dapat diterapkan dalam berbagai situasi untuk mengatasi masalah dan mencari solusi. Berikut ini beberapa manfaat model problem solving yang perlu Anda tahu: Memecahkan masalah secara terstruktur dan efektif. Menemukan solusi dan menciptakan kreativias serta inovasi. Pengambilan keputusan secara cermat berdasarkan data dan ...

  27. Implementasi Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Open Ended

    2. Pendekatan Open-Ended Pendekatan open-ended membahas dan memecahkan masalah, sebagaimana yang dilakukan dalam problem solving dan problem posing. Asumsinya adalah, proses lebih utama dari pada hasil. Kedua pendekatan tersebut menekankan pada upaya pemecahan masalah, dengan merumuskan permasalahannya terlebih dahulu.

  28. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Proyek

    Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Proyek. Noeroel Februari 25, 2024. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses dinyatakan bahwa karakteristik Pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi.

  29. Contoh Essay Beasiswa Pendidikan Indonesia

    Maka untuk mendapat kemudahan dalam menyusun essay beasiswa yang baik dan benar berikut contoh essay Beasiswa Pendidikan Indonesia milik Utami Putri: ESAI BEASISWA PENDIDIKAN INDONESIA. Upaya Meningkatkan Kompetensi Literasi Sains. "Dari hati jadi aksi, dari hati turun ke kaki. Cita-cita jangan hanya disimpan dalam pikiran, tapi harus ...

  30. Metode Pembelajaran Pemecahan Masalah Problem Solving

    Metode pemecahan (Problem Solving) masalah menurut Sudirman, dkk. (1991 : 146) adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa. Metode pemecahan masalah (Problem Solving) ini sering dinamakan atau disebut juga ...