serupa.id

seni belajar untuk hidup

Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap)

model pembelajaran untuk problem solving

Pengertian Model Pembelajaran Problem Solving

Model pembelajaran problem solving adalah model yang mengutamakan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar untuk memperkuat daya nalar yang digunakan oleh peserta didik agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar dari materi yang disampaikan. Seperti yang diungkapkan Pepkin (dalam Shoimin, 2017, hlm. 135) bahwa metode problem solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan.

Problem solving dalam pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Mengapa? Karena dengan mengetahui cara menyelesaikan masalahnya, pembelajaran akan merekat jauh lebih dalam dan tidak mudah untuk dilupakan. Dampaknya hampir sama dengan pembelajaran kontekstual, karena pada akhirnya masalah adalah hal sehari-hari yang akan ditemui oleh siswa. Pemecahan masalah merupakan keterampilan penting yang dibutuhkan pada abad-21 .

Sementara itu Purwanto (dalam Chotimah & Fathurrohman, 2018, hlm. 280-281) berpendapat bahwa model problem solving adalah suatu proses dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai keinginan yang ditetapkan.

Model ini sering disebut sebagai metode pula karena boleh dibilang merupakan salah satu penerapan problem based learning (PBL) yang sudah memiliki langkah-langkah konkret. Namun di balik itu, metode ini juga cukup dinamis untuk dimodifikasi dan disesuaikan dengan keadaan siswa atau sekolah. Oleh karena sifatnya yang dinamis, terdapat berbagai turunan dari model ini, misalnya model pembelajaran creative problem solving             .

Menurut Murray, Hanlie, et al. (dalam Huda, 2015, hlm. 273) model pembelajaran problem solving merupakan salah satu dasar teoretis dari berbagai strategi pembelajaran yang menjadikan masalah (problem) sebagai isu utamanya. Artinya akan terdapat beberapa tipe atau setting yang dapat dinaunginya.

Model problem solving adalah sebuah metode pembelajaran yang mengharuskan siswa berperan aktif dan mampu berpikir. Karena dalam problem solving siswa diharuskan mampu menganalisis materi mulai dengan mencari data sampai dengan menarik kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem solving adalah model yang memusatkan pembelajaran pada pemecahan masalah sehingga siswa dapat memperkuat daya nalar dengan menyusun cara, strategi, atau teknik baru untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Lalu seperti apa prosedur, sintaks, atau langkah-langkah dari model ini? Berikut adalah penjelasannya.

Sintaks Pembelajaran Problem Solving

Terdapat sintaks atau acuan dasar dari seluruh fase yang harus dilakukan dalam menyelenggarakan model pembelajaran problem solving. Menurut Chotimah & Fathurrohman (2018, hlm. 287-288) sintaks model pembelajaran problem solving terdiri dari 6 tahap sebagai berikut.

  • Merumuskan masalah Kemampuan ini diperlukan untuk mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas.
  • Menelaah masalah Untuk menggunakan model problem solving, menelaah masalah diperlukan agar peserta didik dapat menggunakan pengetahuan untuk memerinci dan menganalisis masalah dari berbagai sudut.
  • Merumuskan hipotesis Kemampuan yang diperlukan lainnya adalah berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab-akibat, dan alternatif penyelesaian.
  • Mengumpulkan dan mengelompokkan data (sebagai bahan pembuktian hipotesis) Tahap ini berfungsi untuk memancing kecakapan mencari dan menyusun data serta menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar, atau tabel.
  • Pembuktian hipotesis Kecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan menghubung-hubungkan dan menghitung, serta keterampilan mengambil keputusan dan kesimpulan.
  • Menentukan pilihan penyelesaian Tahap ini akan membuat peserta didik mampu untuk membuat alternatif penyelesaian serta kecakapan menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.

Langkah Langkah Model Pembelajaran Problem Solving

Terdapat langkah-langkah konkret yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan model pembelajaran problem solving. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem solving menurut Sani (2019, hlm. 243) adalah sebagai berikut.

  • Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran.
  • Guru memberikan permasalahan yang perlu dicari solusinya.
  • Pendidik (guru) menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang benar.
  • Peserta didik mencari literatur yang mendukung untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru.
  • Siswa atau peserta didik menetapkan beberapa solusi yang dapat diambil untuk menyelesaikan permasalahan.
  • Peserta didik melaporkan tugas yang diberikan guru.

Tujuan Model Problem Solving

Dalam metode pembelajaran problem solving, pembelajaran tidak hanya difokuskan dalam upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Justru bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat tersebut adalah fokusnya. Dengan kata lain, model pembelajaran ini mengutamakan peningkatan keterampilan untuk menggunakan pengetahuan sebagiamana nantinya akan digunakan pada dunia nyata atau kehidupan sehari-hari.

Siswa yang dapat mengerjakan atau dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dapat dikatakan telah telah menguasai pelajaran dengan baik. Bersinggungan dengan hal tersebut, menurut Chotimah & Fathurrohman (2018, hlm. 282) tujuan dari pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

  • Peserta didik menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.
  • Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hasil intrinsik bagi peserta didik.
  • Potensi intelektual peserta didik meningkat.
  • Peserta didik belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Problem Solving

Setiap model pembelajaran pasti mempunyai kelebihan masing-masing. Salah satunya yakni model pembelajaran problem solving yang tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan pula. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari model ini.

Secara umum salah satu kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah meningkatnya daya kritis siswa dalam pembelajaran. Selain itu, menurut Shoimin (2017, hlm. 137-138) kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

  • Membuat peserta didik lebih menghayati pembelajaran berdasarkan kehidupan sehari-hari.
  • Melatih dan membiasakan para peserta didik untuk menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
  • Dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara kreatif.
  • Peserta didik sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya dari semenjak sekolah (sebelum memasuki kehidupan nyata).
  • Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
  • Membuat peserta didik berpikir dan bertindak kreatif.
  • Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
  • Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
  • Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  • Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara yang tepat.
  • Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.

Sementara itu, menurut Sanjaya (2016, hlm. 220) keunggulan dari metode problem solving adalah sebagai berikut.

  • Merupakan teknik pembelajaran yang cukup bagus agar siswa lebih memahami isi pelajaran.
  • Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
  • Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
  • Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
  • Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

Menurut Sanjaya (2016, hlm. 220) kelemahan dari metode problem solving adalah sebagai berikut ini.

  • Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
  • Keberhasilan strategi pembelajaran melalui PBL membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
  • Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin dipelajari.
  • Chotimah, C., & Fathurrohman, M. (2018). Paradigma Baru Sistem Pembelajaran dari Teori, Metode, Model, Media, Hingga Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
  • Huda, Miftahul. (2015). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Sani, R.A. (2019). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Sanjaya, Wina (2016). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan ( Cetakan ke 12). Jakarta: Kencana Prenada Media.
  • Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Artikel Terkait

Gabung ke percakapan.

Terima kasih, sangat membantu bagi saya, semakin mengerti model pembelajaran problem solving.

Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.

Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.

Tinggalkan Komentar

Zenius Fellow

model pembelajaran untuk problem solving

  • Zenius untuk Guru

Pembelajaran Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) – Zenius untuk Guru

  • Posted by by Zenius untuk Guru
  • Mei 15, 2022

Bapak dan Ibu Guru, pasti pernah dong bermain teka-teki? Atau, justru sering memecahkannya untuk mengisi waktu luang?

Nggak hanya untuk hiburan Bapak dan Ibu Guru, teka-teki juga bisa digunakan di kelas, lho. Contohnya, sebelum memulai pelajaran IPA, kita bisa memberikan pertanyaan atau teka-teki yang merangsang pemikiran siswa. 

Nah, coba perhatikan teka-teki di bawah ini.  

Gigiku panjang, tapi juga pendek. Gigiku berakhir dengan cepat. Siapakah aku?

Dari teka-teki di atas, mintalah siswa untuk mencari jawabannya sendiri. Biarkan mereka berpikir kreatif dan berimajinasi akan kemungkinan jawabannya.

Kalau menurut Bapak dan Ibu Guru sendiri, kira-kira apa jawabannya? 

Iya, betul banget. Jawabannya adalah petir!

Setelah siswa berhasil menjawab, Bapak dan Ibu Guru bisa mengaitkan jawabannya dengan materi. Misalnya, materi tentang proses terjadinya petir atau fenomena listrik statis.

Wah, teka-teki menyenangkan juga, ya. Tapi, tahu nggak Bapak dan Ibu Guru? Teka-teki bisa bantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah atau problem solving , lho.

Teka-teki membantu kita untuk berpikir logis, menguji prediksi, memecahkan masalah, dan menggunakan penalaran Matematika. Bahkan, dengan bermain teka-teki, kemampuan kerjasama atau kolaborasi juga meningkat.

Sebab itu, teka-teki bisa jadi salah satu media dalam model pembelajaran pemecahan masalah. Meskipun awalnya membingungkan, teka-teki memaksa siswa untuk berpikir tentang cara menyederhanakan informasi. Inilah keterampilan yang bermanfaat untuk pemecahan masalah.

Selain teka-teki, apa saja kegiatan yang bisa dilakukan dalam pembelajaran pendekatan pemecahan masalah? Yuk, kita bahas bersama, Bapak dan Ibu Guru.

Apa yang Dimaksud Pemecahan Masalah?

Pastinya, kita sudah nggak asing lagi dengan yang namanya masalah. Karena, setiap individu dihadapkan dengan suatu permasalahan yang menuntut penyelesaian.

Contohnya, setelah lulus S1, saya ingin melanjutkan pendidikan S2. Tapi, biaya yang dibutuhkan nggak sedikit. Nah, penyelesaiannya adalah dengan saya tetap harus bekerja sambil berkuliah atau mencari beasiswa.

Dalam buku Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktik (2015) dijelaskan bahwa pemecahan masalah adalah proses pemikiran dan pencarian jalan keluar. Macam-macam metode pemecahan masalah di antaranya lewat pengalaman masa lalu, berdasarkan firasat, trial and error , pemikiran ilmiah, dan secara rasional.

Dalam prosesnya, ada empat tahap yang dilalui seseorang untuk menyelesaikan masalah. Prosedur pemecahan masalah selengkapnya bisa dilihat di gambar berikut ini.

empat fase pemecahan masalah

Lefudin dalam bukunya Belajar & Pembelajaran (2017) juga menyebutkan bahwa pemecahan masalah mempunyai strategi tersendiri. Beberapa di antaranya adalah melalui gambar atau diagram, menemukan pola, membuat tabel, memperhatikan semua kemungkinan secara sistematik, atau menebak dan memeriksa.

Lalu, bagaimana kaitannya pemecahan masalah ini dalam pembelajaran?

Baca Juga: Problem Based Learning, Belajar dari Masalah

Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran

Nggak cuma ditemui dalam kehidupan sehari-hari, suatu persoalan dalam pembelajaran juga termasuk masalah yang harus diselesaikan. Jika sering dihadapkan pada suatu masalah di kelas, siswa akan terbiasa untuk mencari jalan keluarnya.

Menurut buku Metodologi Pengajaran (2016), pembelajaran pendekatan pemecahan masalah menggunakan kegiatan yang melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah agar dipecahkan sendiri atau bersama-sama. Di pendekatan ini, orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang didasarkan pemecahan masalah.

tujuan pembelajaran problem solving

Jadi, model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar dari proses penggunaan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki untuk memecahkan masalah.

Baca Juga : Ragam Strategi Pembelajaran

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Pemecahan Masalah

Untuk menerapkan pembelajaran pendekatan problem solving , ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Di antaranya:

  • Merumuskan masalah , untuk mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas. 
  • Menelaah masalah , dengan menggunakan pengetahuan untuk merinci dan menganalisis masalah dari berbagai sudut.
  • Merumuskan hipotesis , sehingga siswa bisa berimajinasi dan memahami ruang lingkup, sebab akibat, serta alternatif penyelesaian.
  • Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis.
  • Pembuktian hipotesis, dengan mengkaji dan membahas data.
  • Menentukan penyelesaian masalah , melalui kegiatan penarikan kesimpulan dan memperhitungkan akibat yang terjadi.

Setelah memperhatikan langkah-langkahnya, kita juga harus memilih bahan pelajaran yang mempunyai permasalahan. Nggak terbatas dari buku sekolah saja, materi juga bisa didapatkan dari lingkungan sekolah atau peristiwa di masyarakat. 

Contohnya, masalah banjir yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Selain menemukan solusi alternatif dari masalah ini, kita juga bisa mengajarkan siklus air, proses terjadinya hujan, pentingnya mendaur ulang sampah, dan menjaga lingkungan.

Menurut Gulo dalam Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktik (2015), ada beberapa kriteria dalam memilih materi pelajaran, yaitu:

  • Materi bersifat isu konflik atau kontroversial.
  • Materi bersifat umum sehingga tidak asing dan mudah dipahami siswa.
  • Materi pelajaran mendukung pengajaran dan sesuai dengan kurikulum sekolah.
  • Materi mencakup kepentingan banyak orang dalam masyarakat.
  • Materi pelajaran bisa mengembangkan kelas dan membantu mencapai tujuan pembelajaran.
  • Materi menjamin kesinambungan pengalaman siswa.

Nah, selain materi pelajarannya, satu hal lagi yang nggak kalah penting. Bapak dan Ibu Guru perlu menggabungkan pendekatan pemecahan masalah dengan berbagai media pembelajaran.

Kalau ingin menggunakan media pembelajaran yang kreatif, Bapak dan Ibu Guru bisa baca informasinya di artikel 6 Tips Membuat Pembelajaran Kreatif .

Sekarang, mari kita lanjut membahas bagaimana menerapkan pemecahan masalah di kelas.

Baca Juga: Model Pembelajaran Discovery Learning

Contoh Pembelajaran Problem Solving

Dalam memecahkan masalah, siswa perlu menganalisis materi, memahaminya, dan menarik kesimpulan. Karena itu, pendekatan pemecahan masalah mengharuskan siswa berperan aktif dan bisa berpikir kritis.

Nah, seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Salah satu contoh pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran IPA adalah menggunakan media teka-teki.

morfologi jenis-jenis daun dalam bentuk teka-teki untuk pembelajaran

Menurut Jurnal Riset Pendidikan Dasar, Efektivitas Model Creative Problem Solving dengan Media Teka-Teki Silang Daun Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Sekolah Dasar (2018), diketahui kalau teka-teki silang bisa meningkatkan aktivitas pembelajaran sebesar 82,3%. Penelitian ini juga menemukan kalau hasil belajar siswa lebih baik dibandingkan dengan model pemecahan masalah yang nggak menggunakan media teka-teki.

Tapi, nggak hanya pelajaran IPA saja, teka-teki juga bisa diterapkan untuk ilmu lain. Contohnya, model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.

Wah, ternyata teka-teki bermanfaat banget dalam pembelajaran. Selain teka-teki dan kegiatan di kelas, Bapak dan Ibu Guru juga bisa mendorong kemampuan pemecahan masalah siswa melalui buku atau film.

Kaitannya sama buku dan film, saya punya rekomendasi nih, Bapak dan Ibu Guru. Salah satu buku yang bisa mengembangkan kemampuan pemecahan masalah kita adalah Detective Conan (1994–sekarang). 

Disajikan dalam bentuk komik, Detective Conan mengajak kita untuk berpikir dan memecahkan kasus yang diceritakan. Penyampaiannya juga cukup ringan, tapi bisa meningkatkan rasa penasaran. 

Jadi, kita bisa sama-sama berlatih memecahkan masalah lewat komik Detective Conan . Kalau Bapak dan Ibu Guru atau siswa nggak begitu tertarik dengan komik, ada juga video animasi dan filmnya.

Selain tentang pemecahan masalah, ada juga rekomendasi buku terkait pendidikan lainnya yang bisa Bapak dan Ibu Guru baca. Klik tautan di bawah ini, ya!

Baca Juga : Rekomendasi Buku Bertema Pendidikan untuk Guru

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Pendekatan Masalah

Setiap hal ada kelebihan dan kekurangannya, termasuk pendekatan pembelajaran yang satu ini. 

Dalam menerapkan pembelajaran pendekatan pemecahan masalah, kelebihannya antara lain:

  • Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
  • Mengembangkan pemikiran dan tindakan kreatif.
  • Siswa terbiasa untuk memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
  • Memudahkan siswa dalam mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
  • Siswa bisa menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  • Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
  • Membuat pengetahuan yang didapatkan di sekolah lebih relevan dengan kehidupan nyata.

Sementara itu, kekurangan dari model pembelajaran problem solving di antaranya:

  • Sulitnya menerapkan metode ini untuk beberapa pokok bahasan.
  • Membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan metode pembelajaran yang lainnya.

Nah, dari kelebihan dan kekurangannya di atas, apakah Bapak dan Ibu Guru sudah menentukan? Kira-kira, ingin menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau nggak di kelas?

Demikian penjelasan tentang pembelajaran pendekatan pemecahan masalah. Semoga artikel ini bisa membantu Bapak dan Ibu Guru dalam memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kelas.

Selain memilih pendekatan pembelajarannya, Bapak dan Ibu Guru juga bisa memanfaatkan LMS (Learning Management System) Zenius untuk Guru. Ada ratusan video materi dan latihan soal yang bisa dibagikan ke siswa lewat kelas virtual. Penasaran? Langsung saja klik gambar di bawah ini!

lms zenru

Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap) – Serupa (2022)

Belajar & Pembelajaran, Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran – Lefudin (2017)

Efektivitas Model Creative Problem Solving dengan Media Teka-Teki Silang Daun Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Sekolah Dasar – Erwin Putera Permana (2018)

Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktik – M. Thobroni (2015)

Metodologi Pengajaran – Jumanta Hamdayama (2016)

Leave a Comment

Tinggalkan balasan batalkan balasan.

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Tripven

Home » Pembelajaran » Model Pembelajaran Problem Solving

Model Pembelajaran Problem Solving

Februari 16, 2020 8 min read

Model Pembelajaran Problem Solving

Ketika aktivitas pembelajaran diadakan, guru dituntut untuk mempunyai rencana dan strategi. Ini bertujuan agar siswa bisa menyerap dan memahami materi pelajaran dengan efektif dan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.

Salah satu upaya agar tujuan tersebut terwujud maka dibentuklah beberapa model, taktik dan strategi. Salah satu metode dan model yang akan dibahas kali ini adalah problem solving .

Model pembelajaran problem solving adalah alur yang dipakai untuk panduan dalam melaksanakan dan menyiapkan belajar mengajar di kelas.

Metode problem solving juga bisa diartikan langkah dalam presentasi materi yang mana masalah digunakan sebagai tumpuan untuk dibahas, disintesis dan dianalisis untuk bisa memperoleh solusi/pemecahan masalah.

Pengertian Problem Solving Menurut Para Ahli

Metode problem solving adalah pendekatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat tujuan, langkah-langkah sebuah aktivitas, lingkungan dan manajemen pembelajaran yang ada di kelas untuk menyelesaikan masalah.

Hamdani, (2011:84)

Pembelajaran problem solving adalah aktivitas belajar mengajar yang menuntut siswa untuk bisa menemukan solusi dari masalah mulai dari masalah dalam grup maupun individu. Tujuan utama pembelajaran ini adalah untuk menyelidiki dan meneliti dasar dari pemecahan masalah.

Hidayati (2008)

Beliau mengungkapkan bahwa metode ini dilandasi dari kepercayaan terhadap kenyataan bahwa pembelajaran tidaklah hanya melakukan ceramah dan saling berkomunikasi dan transfer ilmu satu arah kepada peserta didik.

Namun pembelajaran juga merupakan langkah untuk investigasi, menganalisa, penelitian dan berpikir secara mandiri untuk memperoleh solusi dari permasalahan.

Crow dan Crow (Hamdani, 2011:84)

Berpendapat bahwa problem solving merupakan langkah untuk mempresentasikan mata pelajaran dengan memotivasi peserta didik untuk dapat menemukan solusi dari suatu masalah agar kompetensi dasar bisa diraih.

Berlandaskan ungkapan para ahli di atas bisa diambil esensi, bahwa pembelajaran problem solving adalah melaksanakan pengajaran. Agar peserta didik siap menghadapi segala permasalahan baik di pelajaran dan dunia nyata. Dan peserta didik bisa menyiapkan berbagai rencana untuk mengatasi permasalahan dengan memperoleh informasi sebanyak mungkin untuk melakukan hipotesis dan melakukan kesimpulan.

Langkah-Langkah Problem Solving atau Sintaks Problem Solving

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Solving atau Sintaks Problem Solving

Terdapat enam sesi dalam model problem solving ini, berikut adalah sesi dan langkahnya:

  • Menentukan masalah yang pantas dan dirasa penting.
  • (Merumuskan Masalah) Mencari dan menganalisa masalah.
  • Memahami masalah.
  • Memformulasikan hipotesis
  • Menghimpun dan mengkategorikan informasi sebagai fakta dari hipotesis.
  • Membuktikan hipotesis.
  • Memutuskan cara penanggulangan masalah.

Setelah beberapa langkah-langkah umum yang biasa dilakukan dalam pembelajaran problem solving mari kita simak langkah-langkah khusus yang terdapat pendidikan yang levelnya lebih tinggi:

  • Menjelaskan masalah.
  • Brainstorming atau mengungkapkan semua masalah yang ada.
  • Menghimpun data dan informasi.
  • Melakukan diskusi terkait data dan infromasi yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah.
  • Mengungkapkan solusi dari masalah yang ada (presentasi)
  • Melakukan evaluasi dan refleksi.

Kelebihan dan Kekurangan

Kekurangan problem solving.

Berikut merupakan kelemahan dari pembelajaran pemecahan masalah yang diungkapkan oleh Djamarah (2010:93):

  • Siswa bisa saja sulit untuk menganalisa level kesulitan dari masalah. Ini mengacu pada level berpikir siswa pada tingkat kelas yang ada. Karena pengalaman dan pengetahuan bisa saja kurang.
  • Pembelajaran ini memerlukan waktu yang tidak sedikit. Ini disebabkan saat proses klasifikasi atau kategorisasi masalah memerlukan waktu yang lama.
  • Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran problem solving. Sebab di Indonesia pada aktivitas pembelajaran sering menggunakan metode ceramah sehingga siswa jarang aktif untuk berpikir secara mandiri.

Kelebihan Problem Solving

Hal ini ini diungkapkan oleh Djamarah (2010:92), berikut diantaranya:

  • Model ini bisa menjadikan pendidikan yang ada di kelas lebih berguna secara langsung dengan dunia nyata siswa.
  • Aktivitas problem solving bisa membuat siswa lebih fleksibel dalam menghadapi segala masalah yang ada di kehidupan, baik masalah individu dan grup.
  • Aktivitas model pembelajaran ini memicu daya pikir siswa menjadi lebih dalam dan luas dalam menghadapi masalah dan aktivitas belajar. Siswa juga bisa lebih terstruktur dan sistematis dalam menghadapi segala permasalahan hidup.

' src=

  • Pembelajaran

Bagaimana Teknik Pembelajaran Dapat Digunakan untuk Merancang Gaya Rambut…

' src=

Experiential Learning

Model pembelajaran kolaboratif, tinggalkan balasan batalkan balasan.

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

logo

  • Kenaikan Pangkat
  • Media Pembelajaran

Metode Pembelajaran

Karya Inovatif

  • Admin Sekolah

Home / Metode Pembelajaran

Senin, 20 Juni 2022 - 06:55 WIB

Model Pembelajaran Problem Solving

model pembelajaran untuk problem solving

Pembelajaran Problem Solving – Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Maka dari itu, semakin bertambah tahun, bertambah pula kreasi maupun inovasi pendidikan. Mulai dari inovasi pada kurikulum, model pembelajaran, strategi serta format pada dokumen administrasi pendidikan.

Dari segi kurikulum sendiri, pemerintah sedang mencanangkan terlaksananya Kurikulum Merdeka. Kelak di tahun 2024, Kurikulum Merdeka akan diterapkan di seluruh Indonesia. Kemudian di sisi strategi pendidikan hari ini, mulai banyak inovasi yang dibuat oleh para pakar pendidikan.

Salah satu inovasi pendidikan yang menjadi perbincangan publik hari ini yakni kehadiran model pembelajaran. Dalam pendidikan, model pembelajaran diperlukan untuk ketercapaian target pada proses belajar mengajar.

Model belajar sendiri terkadang bisa diterapkan dengan memodifikasi beberapa model. Sebab terkadang satu model saja belum mampu mencukupi kebutuhan pembelajaran peserta didik.

Apalagi bila peserta didik datang dari berbagai latar pendidikan dengan tingkat kemampuan dimana perbedaannya sangat kentara. Tentu guru harus memikirkan dengan matang model seperti apa yang diterapkan. Salah satu yang menjadi perbincangan hari ini yakni model pembelajaran problem solving .

Definisi Model Pembelajaran Problem Solving

Model pembelajaran problem solving merupakan model yang berorientasi pada pemecahan masalah. Rangkaian kegiatannya berpusat pada strategi, teknik maupun cara untuk bisa memperkuat nalar dan daya kritis peserta didik khususnya berkaitan dengan materi yang disampaikan guru.

Dalam pelaksanaan pembelajaran, problem solving memegang peranan penting. Jika peserta didik mengetahui cara penyelesaian masalah,maka pembelajaran akan lebih masuk dalam ingatan. Biasanya guru akan mengawali dengan menyampaikan beberapa studi kasus untuk dikaji. Beberapa unsur pelaksanaan pembelajaran solving yakni :

Pertama , peserta didik tidak mampu mengenali maupu  mengidentifikasi cara dalam penyelesaian suatu masalah. Hal ini biasanya terjadi lantaran mereka tak terbiasa melakukannya.

Apalagi pada zaman serba canggih sekarang, sebagian besar peserta didik mulai ikut dalam arus generasi rebahan. Walhasil, alih – alih belajar untuk menyelesaikan masalah malah mereka mencari pelarian berupa hiburan. Selain itu, sifat manja yang masih melekat pada generasi juga menjadi kendala dan menghambat peserta didik untuk belajar mencari solusi.

Kedua , peserta didik sudah mendapatkan bahan maupun materi pengantar dari guru. materi yang dimaksud yakni materi terkait topik yang akan dipelajari sekaligus sosialisasi model pembelajaran problem solving.

Ketiga , peserta didik memberikan beberapa soal yang mudah dimengerti oleh peserta didik.

Keempat , peserta didik memiliki tekad dalam pemecahan dan penyelesaian soal yang sudah diberikan oleh guru.

Tujuan Pembelajaran Problem Solving

Semua model pembelajaran yang diterapkan tentu memiliki tujuan masing – masing selain tujuan utama agar peserta didik dapat menyerap materi semaksimal mungkin. Adapun tujuan pembelajaran problem solving menurut Chotimah dan Fathurrohman (2018) yakni :

Pertama , pembelajaran tersebut dapat menjadikan peserta didik untuk meningkatkan keterampilan pada proses penyeleksian informasi yang relevan. Selain itu, peserta didik berpartisipasi dalam proses analisis serta melakukan penelitian pada hasil yang sudah diperoleh.

Kedua , pembelajaran tersebut dapat memunculkan adanya kepuasan intelektual pada diri peserta didik. mengapa demikian? Sebab mereka melakukan kegiatan pembelajaran tersebut secara mandiri. Sehingga mereka dapat merasakan suasana pembelajaran yang mereka cari dan pecahkan masalahnya sendiri bersama teman sekelas.

Ketiga, pembelajaran tersebut dapat meningkatkan potensi intelektual para peserta didik.

Keempat , pembelajaran tersebut dapat mengajarkan peserta didik cara berpartisipasi dalam kegiatan penemuan solusi.

Karakter Model Belajar Problem Solving

Adapun beberapa karakter dari pembelajaran problem solving yakni :

Pertama , terdapat pengajuan pertanyaan maupun masalah oleh guru.

Kedua , pembelajaran problem solving dapat mengorganisasikan pengajaran di sekitar masalah maupun pertanyaan sosial. Keduanya tentu penting dan memberikan makna tersendiri bagi peserta didik.

Ketiga , pembelajaran berfokus pada prinsip keterkaitan yang disiplin.

Keempat , masalah yang akan diselesaikan pada pembelajaran problem solving bisa ditinjau kembali dengan pemecahan masalah di setiap mata pelajaran.

Kelima, pembelajaran problem solving mewajibkan peserta didik untuk melakukan penyelidikan autentik. Peserta didik wajib melakukan analisis dalam proses pendefinisian masalah, pengembangan hipotesis, pembuatan perkiraan, pembuatan maupun pengumpulan eksperimen dan pembuatan inferensi serta perumusan kesimpulan.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving

Pembelajaran problem solving memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya yakni dapat membantu peserta didik meningkatkan daya kekritisan peserta didik. kemudian, pembelajaran tersebut juga menjadikan peserta didik untuk selalu terbiasa menyelesaikan berbagai masalah. Sedangkan kelemahannya, peserta didik tak dapat memiliki kepercayaan sendiri bahwa masalah yang sudah guru berikan padanya sulit untuk diselesaikan. Kemudian, salah satu kelemahannya yakni kurangnya waktu yang memadai sebab membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Sintaks Model Pembelajaran Problem Solving

Setelah memahami definisi dan unsur pelaksanaannya, penting bagi anda untuk mengenali sintaks pembelajaran model problem solving. Hal ini bertujuan agar anda dapat menerapkannya dengan benar.

1.    Mengklarifikasi Masalah

Langkah pertama yakni mengklarifikasi masalah. Aktivitas ini mewadahi kegiatan dimana guru akan memberi penjelasan pada peserta didik berkaitan dengan masalah yang mau diajukan.

Tujuannya, supaya peserta didik memahami tata cara dalam penyelesaian masalah dan model seperti apa yang akan diharapkan dari penyelesaian tersebut. Di langkah ini, guru harus memastikan bahwa peserta didik memahami perannya yakni sebagai problem solver.

Sang guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Jika guru baru pertama kali menerapkannya, maka usahakan peserta didik sudah mengetahui petunjuk teknis dan panduan pelaksanaannya. Mengapa hal itu penting? Sayang rasanya bila penerapan model tersebut gagal lantaran sejak awal peserta didik tak memahami mekanisme pembelajaran yang sedang diterapkan.

2.    Mengungkapkan Pendapat

Langkah kedua yakni mengungkapkan pendapat. Langkah ini mengharuskan para peserta didik  untuk memberikan argumentasi secara bergantian khususnya untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.

Sebisa mungkin guru mengawasi serta memastikan bahwa seluruh peserta didik baik peserta aktif maupun pasif ikut memberikan argumentasi. Hal ini linear dengan diterapkannya problem solving untuk mengembangkan kemampuan berargumen berdasar data yang valid.

3.    Mengevaluasi dan Memilih

Langkah ketiga yakni membagi peserta didik dalam beberapa kelompok baik secara random maupun urutan supaya bisa melakukan diskusi untuk menemukan cara yang paling tepat digunakan sebagai solusi serta melakukan evaluasi.

Sebagai saran, jika ingin membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, pastikan komposisi kelompok sudah pas. Namun bila menggunakan aplikasi random, tentu anda tidak bisa memodifikasinya.

Sehingga kebutuhan penentuan anggota kelompok disesuaikan saja dengan kemampuan peserta didik. Jika memang dalam kelompok tersebut ada grup yang isinya beranggotakan low-thinker alangkah baiknya bila ditukar atau ganti dengan salah satu anggota grup yang lain.

4.    Langkah Implementasi

Langkah keempat yakni menerapkan cara yang sudah dipilih dan efektif menurut perspektif kelompok masing – masing sampai akhirnya case-closed dan pembelajaran dapat diakhiri.

Nah demikian artikel mengenai pembelajaran problem solving dan beberapa langkah penerapannya.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota  e-Guru.id  dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada  link ini  atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id !

model pembelajaran untuk problem solving

Guru Honorer

model pembelajaran untuk problem solving

Artikel Terbaru

  • Fokus Pada 3 Kategori, Berikut Pelamar Prioritas PPPK Guru 2024
  • Cara Pengajuan Penerbitan SKTP dan Tamsil Guru 2024
  • SKTP Belum Valid? Jangan Harap Tunjangan Sertifikasi Triwulan 1 Cair
  • Rincian Besaran Tambahan Penghasilan Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi di Tahun 2024
  • Aturan Baru! THR Untuk Honorer Berbeda Dengan PNS, Pahami Di Sini

KajianPustaka

Widget html #1, model pembelajaran creative problem solving (cps).

Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu metode pembelajaran yang pemusatannya tertuju pada keterampilan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasian gagasan-gagasan kreatif. Siswa tidak hanya diajarkan cara menghafal tanpa berpikir, namun dituntut untuk memilih dan mengembangkan suatu tanggapan untuk memperluas proses berpikir.

Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Creative problem solving merupakan teknik pembelajaran dalam penyelesaian suatu permasalahan berkaitan dengan pemecahan masalah yang melalui teknik sistematik dan mengorganisasikan gagasan kreatif. Melalui model pembelajaran creative problem solving, siswa dapat memilih dan mengembangkan ide dan pemikirannya. Munculnya solusi kreatif sebagai upaya pemecahan masalah akan menumbuhkan kepercayaan diri, keberanian menyampaikan pendapat, berpikir devergen, dan fleksibel dalam upaya pemecahan masalah.

Creative problem solving dibangun atas tiga macam komponen, yaitu; ketekunan, masalah dan tantangan. Komponen tersebut dapat diimplementasikan secara sistematik dengan berbagai komponen pembelajaran. Model pembelajaran creative problem solving berusaha mengembangkan pemikiran divergen, berusaha mencapai berbagai alternatif dalam memecahkan suatu masalah.

Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran creative problem solving dari beberapa sumber buku: 

  • Menurut Shoimin (2014), creative problem solving adalah model pembelajaran yang pemusatannya pada pengajaran dan keterampilan dalam memecahkan masalah. Ketika dihadapkan dengan suatu pernyataan, siswa dapat melakukan keterampilan dalam memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa berpikir, keterampilan memecahkan masalah dapat memperluas proses berpikir. 
  • Menurut Baharudin (2010), creative problem solving adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
  • Menurut Cahyono (2009), creative problem solving adalah suatu metode pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan ketrampilan memecahkan masalah, yang diikuti dengan penguatan ketrampilan.

Karakteristik Model Pembelajaran Creative Problem Solving 

Menurut Imam (2010), model pembelajaran creative problem solving memiliki tiga karakteristik yang menjadi prosedur dalam proses pembelajarannya, yaitu sebagai berikut: 

  • Menemukan fakta, melibatkan penggambaran masalah, mengumpulkan, dan meneliti data dan informasi yang bersangkutan. 
  • Menentukan gagasan, berkaitan dengan memunculkan dan memodifikasi gagasan tentang strategi pemecahan masalah. 
  • Menemukan solusi, yaitu proses evaluasi sebagai puncak pemecahan masalah.

Menurut Menurut Suryosubroto (2009), karakteristik dari model pembelajaran creative problem solving adalah sebagai berikut: 

  • Melatih siswa untuk berpikir divergen dalam memecahkan masalah dengan berbagai cara, mampu memberikan berbagai alternatif pemecahan atas sebuah masalah dan kemampuan mengemukakan berbagai gagasan baru, dengan cara-cara baru yang jarang dilakukan oleh orang lain.
  • Peran pendidik lebih banyak menempatkan diri sebagai fasilitator, motivator dan dinamisator belajar bagi peserta didik.

Tujuan Metode Creative Problem Solving 

Menurut Shoimin (2014), melalui model pembelajaran creative problem solving siswa diharapkan mampu:

  • Menyatakan urutan langkah-langkah pemecahan masalah dalam creative problem solving. 
  • Menemukan kemungkinan-kemungkinan strategi pembelajaran.
  • Mengevaluasi dan menyeleksi kemungkinan-kemungkinan tersebut kaitannya dengan kriteria-kriteria yang ada. 
  • Memilih suatu pilihan solusi yang optimal. 
  • Mengembangkan suatu rencana dalam mengimplementasikan strategi pemecahan masalah. 
  • Mengartikulasikan bagaimana creative problem solving dapat digunakan dalam berbagai bidang/situasi.

Langkah-langkah Model Pembelajaran Creative Problem Solving 

Menurut Huda (2013), sintak atau tahapan proses dalam model pembelajaran Creative Problem Solving menurut model Osborn-Parnes dikenal dengan istilah OFPISA, yaitu Objective, Finding, Fact Finding, Idea Finding, Solution Finding, dan Acceptence Finding. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Objective Finding 

Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Siswa mendiskusikan situasi permasalahan yang diajukan guru dan membrainstroming sejumlah tujuan atau sasaran yang bisa digunakan untuk kerja kreatif mereka. Sepanjang proses ini siswa diharapkan bisa membuat suatu konsensus tentang sasaran yang hendak dicapai kelompoknya.

b. Fact Finding 

Siswa membrainstroming semua fakta yang mungkin berkaitan dengan sasaran tersebut. Guru mendaftar setiap perspektif yang dihasilkan oleh siswa. Guru memberi waktu kepada siswa untuk berefleksi tentang fakta-fakta apa saja yang menurut mereka paling relevan dengan sasaran dan solusi permasalahan.

c. Problem Finding 

Salah satu aspek terpenting dari kreativitas adalah mendefinisikan kembali perihal permasalahan agar siswa bisa lebih dekat dengan masalah sehingga memungkinkannya untuk menemukan solusi yang lebih jelas. Salah satu teknik yang bisa digunakan adalah membrainstroming beragam cara yang mungkin dilakukan untuk semakin memperjelas sebuah masalah.

d. Idea Finding 

Pada langkah ini, gagasan-gagasan siswa didaftar agar siswa bisa melihat kemungkinan menjadi solusi atas situasi permasalahan. Ini merupakan langkah brainstorming yang sangat penting. Setiap usaha siswa harus diapresiasi sedemikian rupa dengan penulisan setiap gagasan, tidak peduli seberapa relevan gagasan tersebut akan menjadi solusi. Setelah gagasan-gagasan terkumpul, cobalah meluangkan beberapa saat untuk menyortir mana gagasan yang potensial dan yang tidak potensial sebagai solusi. Tekniknya adalah evaluasi cepat atas gagasan-gagasan tersebut untuk menghasilkan hasil sortir gagasan yang sekiranya bisa menjadi pertimbangan solusi lebih lanjut.

e. Solution Finding 

Pada tahap ini, gagasan-gagasan yang memiliki potensi terbesar dievaluasi bersama. Salah satu caranya adalah dengan membrainstroming kriteria-kriteria yang dapat menentukan seperti apa solusi yang terbaik itu seharusnya. Kriteria ini dievaluasi hingga ia menghasilkan penilaian yang final atas gagasan yang pantas menjadi solusi atas situasi permasalahan.

f. Acceptance Finding 

Pada tahap ini, siswa mulai mempertimbangkan isu-isu nyata dengan cara berpikir yang sudah mulai berubah. Siswa diharapkan sudah memiliki cara baru untuk menyelesaikan berbagai masalah secara kreatif. Gagasan-gagasan mereka diharapkan sudah bisa digunakan tidak hanya untuk menyelesaikan masalah, tetapi juga untuk mencapai kesuksesan.

Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Creative Problem Solving 

Setiap model pembelajaran pada umumnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing begitu juga dengan model pembelajaran creative problem solving. Menurut Istarani dan Ridwan (2014), kelebihan dan kekurangan creative problem solving adalah sebagai berikut:

a. Kelebihan 

Kelebihan atau keunggulan model pembelajaran creative problem solving yaitu:

  • Berpikir dan bertindak kreatif.
  • Dapat membuat pendidikan sekolah lebih baik relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja. 
  • Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis. 
  • Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
  • Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. 
  • Mengidentifikasikan dan melakukan penyelidikan.
  • Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  • Memilih fakta aktual sebagai dasar dan landasan untuk membahas pembelajaran.
  • Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinalitas ide, kreativitas kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing keterbukaan, dan sosialisasi.
  • Menumbuhkan rasa kebersamaan siswa melalui diskusi akhir dari pemecahan masalah.

Solusi Membedah Problem Solving: Metode dan Model Pembelajaran yang Mengasyikkan

  • 1 Mau Metode, Model atau Keduanya?
  • 2.1 Metode atau Model Pembelajaran dalam Problem Solving
  • 2.2 Model Polya
  • 2.3 Model Osborn-Parnes
  • 2.4 Model Hiebert-Grouws
  • 2.5 Tips dalam Problem Solving
  • 2.6 Jangan Panik
  • 2.7 Analisis Masalah
  • 2.8 Diversifikasi Ide
  • 2.9 Berkolaborasi
  • 2.10 Evaluasi dan Revisi
  • 2.11 Kelebihan Problem Solving
  • 2.12 Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
  • 2.13 Mengembangkan Keterampilan Analitis
  • 2.14 Membangun Kepercayaan Diri
  • 2.15 Kekurangan Problem Solving
  • 2.16 Membutuhkan Waktu yang Lama
  • 2.17 Tidak Selalu Dapat Menemukan Solusi yang Ideal
  • 3.1 1. Apa bedanya antara problem solving dan decision making?
  • 3.2 2. Apakah problem solving hanya diperlukan dalam bidang ilmu matematika?
  • 3.3 3. Apa yang membedakan problem solving yang baik dengan yang buruk?
  • 3.4 4. Apakah problem solving dapat diajarkan?
  • 3.5 5. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan problem solving?
  • 4.1 Share this:
  • 4.2 Related posts:

Dalam dunia pendidikan, Problem Solving merupakan salah satu metode atau model pembelajaran yang semakin mendapat perhatian. Kenapa, sih? Selain memberikan rasa ingin tahu yang tak habis-habisnya (seperti sepiring ayam goreng yang selalu menggoda), metode ini juga mendorong kemampuan peserta didik dalam memecahkan berbagai masalah dengan cara kreatif dan logis. Di sini, kita tak hanya dituntut sebagai penyelesaian bertopeng kaku, tapi juga menjadi detektif yang lihai, ilmuan yang berbakat, atau bahkan terkadang menjadi seorang pesulap. So, let the magic begins!

Mau Metode, Model atau Keduanya?

  • Metode Trial and Error (Coba-coba) : Metode ini biasa dihadirkan dalam bentuk permainan atau tantangan yang memungkinkan kita mencoba berbagai kemungkinan sampai menemukan solusi yang memuaskan. Nggak cuma diterapkan di dapur saat mencoba resep baru, metode ini juga efektif dalam memecahkan berbagai problematika kehidupan sehari-hari.
  • Metode Analitis : Bagi kamu yang suka menyendiri, metode ini bisa menjadi pilihan. Kita akan diajak untuk mengurai masalah secara sistematis dan menyeluruh, dengan mengidentifikasi penyebab, kumpulan data, melihatnya dari berbagai perspektif, dan menyusun langkah-langkah pemecahan yang tepat.
  • Metode Heuristik : Nah, metode ini seolah-olah mengajak kita bersenang-senang seperti tengah liburan di pantai. Dalam Problem Solving, metode heuristik mengandalkan intuisi dan pengetahuan yang luas untuk menemukan solusi. Terkadang, perasaan dan pengalaman kita yang terpendam menjadi kunci utama dalam menghadirkan solusi briliant.
  • Model Four Step : Model pembelajaran ini membagi Problem Solving menjadi empat tahap penting, yaitu understand (memahami masalah), plan (merumuskan rencana), solve (menyelesaikan masalah), dan review (mengulik pembelajaran dari proses tersebut). Gimana kalau kita memikirkan solusi dengan melihat masalah seperti misteri yang harus dipecahkan? Sensasinya tak terlupakan!
  • Model Polya : Terinspirasi dari seorang matematikawan ternama, George Polya, model ini mengajarkan kita bagaimana menghadapi suatu masalah dengan langkah-langkah matematis yang sistematis dan efektif. Langkah-langkah seperti merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana itu, dan mengevaluasi hasilnya akan mempertajam naluri dan kecerdasan matematis kita.
  • Model Wallas : Dalam model ini, kita diajarkan untuk melihat Problem Solving sebagai proses kreatif yang berlangsung dalam lima tahapan, yaitu preparation (memahami masalah secara mendalam), incubation (tidak langsung mendekati masalah dan memberi pikiran jeda), illumination (temuan atau ide-ide baru muncul), verification (menguji kebenaran ide yang muncul), dan implementation (melaksanakan solusi untuk menyelesaikan masalah). Siapkan soda lengkap demi menghirup atmosfer kreatifitas yang menyegarkan!

Apa Itu Problem Solving?

Metode atau model pembelajaran dalam problem solving, model polya, model osborn-parnes, model hiebert-grouws, tips dalam problem solving, jangan panik, analisis masalah, diversifikasi ide, berkolaborasi, evaluasi dan revisi, kelebihan problem solving, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, mengembangkan keterampilan analitis, membangun kepercayaan diri, kekurangan problem solving, membutuhkan waktu yang lama, tidak selalu dapat menemukan solusi yang ideal, faq (frequently asked questions) tentang problem solving, 1. apa bedanya antara problem solving dan decision making, 2. apakah problem solving hanya diperlukan dalam bidang ilmu matematika, 3. apa yang membedakan problem solving yang baik dengan yang buruk, 4. apakah problem solving dapat diajarkan, 5. bagaimana cara meningkatkan kemampuan problem solving, share this:, related posts:.

model pembelajaran untuk problem solving

Metode Pembelajaran CTL: Belajar Sambil Santai Menyenangkan!

model pembelajaran untuk problem solving

Metode Pembelajaran Tipe STAD: Seru-Seruan Belajar Bareng!

model pembelajaran untuk problem solving

Metode Konstruktivisme adalah Pendekatan Belajar yang Melibatkan Siswa dalam Proses Konstruksi Pengetahuan

Ghaziya

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

  • Privacy Policy
  • Syarat dan Ketentuan

Selamat Datang

IMAGES

  1. Manfaat Model Pembelajaran Problem Solving

    model pembelajaran untuk problem solving

  2. pembelajaran problem solving dan problem based learning

    model pembelajaran untuk problem solving

  3. Model Pembelajaran Problem Solving: Pengertian dan Langkahnya

    model pembelajaran untuk problem solving

  4. 5 Langkah Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

    model pembelajaran untuk problem solving

  5. Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap)

    model pembelajaran untuk problem solving

  6. Model Pembelajaran Problem Solving: Pengertian dan Langkahnya

    model pembelajaran untuk problem solving

VIDEO

  1. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Kelompok 8

  2. PPL SIKLUS 1: Model Pembelajaran Problem Based Learning oleh Rosyaidah, S. Pd

  3. MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MATERI KELILING BANGUN DATAR

  4. SUPRIHATIN || MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

  5. KULIAH PERDANA TA GASAL 2022 / 2023 Magister Manajemen Universitas Muria Kudus

  6. Sisi Cermat Episode 17 : Problem Solving dalam Pembelajaran Matematika

COMMENTS

  1. Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap)

    Pengertian Model Pembelajaran Problem Solving. Model pembelajaran problem solving adalah model yang mengutamakan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar untuk memperkuat daya nalar yang digunakan oleh peserta didik agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar dari materi yang disampaikan. Seperti yang diungkapkan Pepkin (dalam Shoimin, 2017 ...

  2. Model Pembelajaran Problem Solving dan Sintaknya: Memecahkan Masalah

    Ketahui cara model pembelajaran problem solving mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam mengatasi masalah secara efektif dan kreatif. Dapatkan pemahaman yang mendalam tentang sintaknya dan aplikasinya dalam pengajaran. Jelajahi metode inovatif ini untuk mengembangkan pemikiran analitis siswa secara menyenangkan.

  3. Pembelajaran Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving)

    Langkah-Langkah Model Pembelajaran Pemecahan Masalah. Untuk menerapkan pembelajaran pendekatan problem solving, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan.Di antaranya: Merumuskan masalah, untuk mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas.; Menelaah masalah, dengan menggunakan pengetahuan untuk merinci dan menganalisis masalah dari berbagai sudut. ...

  4. Model Pembelajaran Problem Solving: Pengertian dan Langkahnya

    Pengertian. Model pembelajaran problem solving adalah alur yang dipakai untuk panduan dalam melaksanakan dan menyiapkan belajar mengajar di kelas.. Metode problem solving juga bisa diartikan langkah dalam presentasi materi yang mana masalah digunakan sebagai tumpuan untuk dibahas, disintesis dan dianalisis untuk bisa memperoleh solusi/pemecahan masalah.

  5. Model Pembelajaran Problem Solving

    Pembelajaran Problem Solving - Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Maka dari itu, semakin bertambah tahun, bertambah pula kreasi maupun inovasi pendidikan. Mulai dari inovasi pada kurikulum, model pembelajaran, strategi serta format pada dokumen administrasi pendidikan.

  6. Model Pembelajaran Problem Solving Learning: Meningkatkan Kemampuan

    Menemukan solusi yang tepat untuk setiap problem adalah kunci keberhasilan pendidikan. Model pembelajaran problem solving learning hadir untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif, serta mengatasi setiap tantangan yang dihadapi dengan menganalisis, merencanakan, dan mengimplementasikan strategi yang efektif. Dengan menggunakan pendekatan inovatif ini, siswa ...

  7. Sintaks Model Pembelajaran Problem Solving: Mengatasi Rasa Pusing Saat

    Model pembelajaran problem solving adalah pendekatan yang digunakan dalam proses belajar-mengajar untuk mengembangkan keterampilan siswa dalam memecahkan masalah. Model ini melibatkan siswa secara aktif dalam mencari solusi terhadap masalah yang diberikan, sehingga melibatkan proses berpikir kritis dan kreativitas.

  8. Model Pembelajaran Problem Solving: Menyenangkan, Praktis, dan Efektif

    Model pembelajaran problem solving mendorong siswa untuk berpikir secara kreatif, menganalisis dengan seksama, dan mengasah kemampuan berpikir kritis mereka. Dalam proses pemecahan masalah, siswa diajak untuk melihat situasi dari berbagai sudut pandang, mengidentifikasi masalah yang ada, mencari alternatif solusi, dan mendapatkan kesimpulan ...

  9. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)

    Menurut Imam (2010), model pembelajaran creative problem solving memiliki tiga karakteristik yang menjadi prosedur dalam proses pembelajarannya, yaitu sebagai berikut: Menemukan fakta, melibatkan penggambaran masalah, mengumpulkan, dan meneliti data dan informasi yang bersangkutan. Menentukan gagasan, berkaitan dengan memunculkan dan ...

  10. Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Untuk Meningkatkan

    J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol. 2, No. 3, Oktober 2021, pp. 161-170 e-ISSN 2722-6069 164 problem soolvingbisa meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan komunikasi matematis.Tetapi perbedaannya dalam penelitian yang ini meneliti bahwa model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

  11. (Pdf) Pengembangan Model Pembelajaran Problem Solving Berbantuan

    Telah dilakukan penelitian untuk mendeskripsikan pemahaman konsep IPA siswa SMP melalui pembelajaran problem solving. Teknik pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling.

  12. PDF BAB III METODE PENELITIAN problem solving yang

    BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan ini bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap efektifitas model pembelajaran problem solving yang digunakan dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa SD Kelas V. Dilihat dari tujuan penelitian tersebut di atas, maka dalam penelitian ...

  13. Model Pembelajaran Problem Posing & Solving

    Dalam penerapannya, model pembelajaran ini akan melibatkan aktivitas problem posing dan problem solving dengan mengajak siswa untuk lebih aktif, sehingga informasi tidak hanya dari guru tetapi siswa juga dituntut untuk mengonstruksi sendiri pengetahuan baru mereka dengan informasi atau pengetahuan mereka sebelumnya.

  14. (Pdf) Model Pembelajaran Creative Problem Solving (Cps) Untuk

    MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA ... Kemampuan berpikir kreatif siswa untuk indikator fluency, semula 59,25% ...

  15. PDF Model Pembelajaran Creative Problem Solving (Cps) Untuk Meningkatkan

    SHELLA MALISA, IRIANI BAKTI, & RILIA IRIANI │MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE.. 1 MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA Shella Malisa*, Iriani Bakti, dan Rilia Iriani Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Lambung Mangkurat Jalan Brigjend. H.

  16. PDF PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA ... Ariyanto, M., Kristin, F., & Anugraheni, I. (2018). Penerapan model pembelajaran problem solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Jgk (Jurnal Guru Kita), 2(3), 106-115. Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya. (1997).

  17. PDF Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Problem Solving Untuk

    Kata kunci: pendidikan teknologi informasi, model pembelajaran, cooperative problem solving Abstract This study aims to increase creativity and student learning achievement by applying the Cooperative Problem Solving learning model which is supported by the Hierarchy of Concepts in the Introduction to Information Technology course.

  18. (PDF) Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Dalam Meningkatkan

    Model problem solving mendorong siswa untuk berdiskusi dan memampukan individu untuk berani mengungkapkan pendapatnya (Jauhar & Nurdin, 2017). Kelas eksperimen berjumlah 35 siswa, sehingga kelas ...

  19. Pengaruh Model Pembelajaran Open Ended terhadap ...

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model open ended terhadap kemampuan berpikir matematis dan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran open ended terhadap kemampuan berpikir matematis pada siswa kelas IV SD. Penelitian kuantitatif dengan desain Pre-test Post-test Control Group Design. Hasil observasi diperoleh nilai skor total rata-rata 4,9 hal ini menunjukkan bahwa model ...

  20. Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving Untuk ...

    Abstrak: Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa . Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Problem Solving untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri ...

  21. Model Pembelajaran Collaborative Problem Solving Untuk Meningkatkan

    [email protected] [email protected]. Abstract — The purpose of this study is to find out whether students' mathematics representation skill who studied with collaborative problem solving models better then students' mathematics representation skill who studied with conventional models. This study was a quasi-experiment with ...

  22. Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving: Menyikapi Tantangan

    Untuk menyusun masalah dalam model pembelajaran problem solving, guru perlu memilih masalah yang dapat menantang siswa untuk berpikir kritis, menganalisis, dan mencari solusi. Masalah tersebut harus relevan dengan konteks pembelajaran dan dapat memotivasi siswa untuk belajar.

  23. Solusi Membedah Problem Solving: Metode dan Model Pembelajaran yang

    Temukan bagaimana problem solving dapat meningkatkan metode atau model pembelajaran Anda. Dengan pendekatan yang interaktif dan inovatif, kami membantu Anda menemukan solusi kreatif untuk setiap tantangan belajar. Nikmati pengalaman pembelajaran yang menarik, terlibat, dan penuh kesenangan dengan menggabungkan problem solving ke dalam metode pembelajaran Anda. Dapatkan tips, trik, dan teknik ...

  24. Implementasi Model Pembelajaran Collaborative Problem Solving Untuk

    Sebagai kesimpulan, penelitian ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Collaborative Problem Solving dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa. Kata Kunci. Pembelajaran Collaborative Problem Solving, Representasi Matematis.