Blogperawat.Net

Blogperawat.Net

Widget html #1, pemecahan masalah dalam keperawatan.

Pemecahan Masalah dalam Keperawatan

1. Pengertian Pemecahan Masalah

2. strategi pemecahan masalah.

  • Strategi menyeluruh, persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan dicoba dipecahkan dalam rangka keseluruhan. Cara ini lebih efektif, lebih cepat dan berguna apabila waktunya terbatas, karena hal-hal yang sama pada beberapa bagian dapat diatasi sekaligus.
  • Strategi detailistis. Persoalan dibagi-bagi dalam bagian-bagian dan dicoba dipecahkan bagian demi bagian.
  • Cara pemecahan masalah yang berhasil cenderung dipertahankan pada persoalan berikutnya. Padahal belum tentu persoalan tersebut dapat dipecahkan dengan cara yang sama.
  • Sempitnya pandangan, dalam memecahkan masalah seseorang yang hanya melihat ke satu jalan ke luar. Akibatnya, akan mengalami kegagalan karena ia tidak dapat melihat adanya beberapa kemungkinan jalan ke luar.

3. Tahap-tahap Problem Solving

  • Mengidentifikasi dan mendefinisikan hakekat masalah, sehingga dapat menyajikan masalah dalam bentuk yang lebih jelas, dalam bentuk yang operasional.
  • Melakukan pengumpulan dan pengolahan data atau informasi, agar masalah yang ditetapkan benar adanya.
  • Mencari dan menemukan berbagai alternatif pemecahan masalah, supaya memiliki banyak alternatif guna menyelesaikan masalah tersebut.
  • Mengkaji berbagai alternatif pemecahan masalah. Hal ini penting dilakukan supaya dapat menentukan alternatif mana yang paling baik untuk dilakukan.
  • Menentukan pilihan atas alternatif yang terbaik, berdasarkan hasil kajian.
  • Melaksanakan keputusan, yaitu melaksanakan alternatif pemecahan masalah yang sudah diputuskan, dipilih untuk dilakukan.
  • Menilai, artinya memeriksa kembali, apakah hasil yang diperoleh itu benar, atau mungkin memilih pemecahan masalah yang lebih baik lagi.

4. Teknik Pemecahan Masalah yang Cepat-Tepat-Efektif-Efisien

Hal-hal yang menunjang decision making, antara lain sebagai berikut..

  • Mengerti akan konsep perkembangan bicara yaitu bicara otomatis, berbahasa karena berbicara, atau menggunakan bahasa sebagai alat. Adapun tugas pokok perkembangan bicara di antaranya mengerti pembicaraan, menambah perbendaharaan kata, menyusun kata-kata, dan pengucapan yang benar. Mengerti akan konsep bahasa, yaitu bahasa dalam hubungannya dengan perkembangan berbicara yang berfungsi sebagai instrumen, regulasi, interpersonal, personal, heuristik, imaginatif, dan informatif. Berbicara dan atau berbahasa dapat dilakukan secara lisan, tulisan atau isyarat. Manusia mengucapkan kata-kata dan kalimat dengan cara tertentu dan setiap cara berbicara memberikan maksud tersendiri atau pesan paralinguistik.
  • Pengertian bahasa atau definisi fungsional bahasa adalah alat yang dimiliki bersama untuk mengucapkan gagasan. Definisi formal, bahasa sebagai semua kalimat yang terbayangkan yang dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa. Perkembangan bahasa merupakan proses yang majemuk, yaitu membantu mengorganisasi persepsi, mengarahkan berpikir, mengontrol tindakan, membantu memori, dan mengubah emosional.
  • Dapat mengerti hubungan antara berpikir, berbahasa, dan berbicara. Di sini terjadi proses kerja otak dalam bentuk pikiran yang diproses ke dalam bahasa dan direalisasikan dalam berbicara.

Widget HTML #3

Subscribe to Updates

Get the latest creative news from FooBar about art, design and business.

By signing up, you agree to the our terms and our Privacy Policy agreement.

Pengertian dan Prosedur Kerja Torniquet Test atau Test Rumple Leed

Trakeostomi : perawatan, dan prosedur kerja, asuhan keperawatan infark miokard akut.

Nerslicious

Proses Keperawatan: Optimalisasi Asuhan Keperawatan

Nugraha Fauzi

Artinya, untuk membuat Asuhan Keperawatan yang berkualitas maka Anda harus bisa mengoptimalisasi proses keperawatannya.

Optimalisasi proses keperawatan bertujuan agar pelayanan keperawatan yang Anda berikan melalui Asuhan Keperawatan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pelayanan kesehatan dan pengguna layanan kesehatan. Dan benar-benar yang memiliki kualitas terbaik.

Oleh karena itu, kuncinya ada 2: relevansi dan kualitas.

Tanpa memenuhi keduanya, mustahil Anda bisa melakukan pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien.

Dalam artikel ini yang merupakan bab kedua dari seri Panduan Asuhan Keperawatan , kita akan mempelajari mengenai proses keperawatan yang relevan dan berkualitas beserta penerapannya dalam pembuatan Asuhan Keperawatan agar bisa optimal.

Pengertian Proses Keperawatan

Menurut Ali (1997)

Proses Keperawatan adalah metode asuhan keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis dan terus-menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah kesehatan pasien/klien, dimulai dari Pengkajian (Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan Masalah), Diagnosis Keperawatan, Pelaksanaan dan Penilaian Tindakan keperawatan (Evaluasi).

Menurut Iyer et al, 1996

Proses keperawatan adalah suatu metoda di mana suatu konsep diterapkan dalam praktek keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang memerlukan ilmu, tehnik dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien / keluarga. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan : pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Menurut Hidayat, 2004

Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pasa klien, berorentasi pada tujuan pada setiap tahap saling terjadi ketergantungan dan saling berhubungan.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Proses Keperawatan adalah seluruh rangkaian metode yang dilakukan secara sistematis dan komprehensif oleh perawat untuk mengkaji respons manusia terhadap masalah-masalah kesehatan yang dimulai dari Pengkajian, Diagnosa, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi dengan beradasarkan kepada kiat dan ilmu keperawatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar pasien dan memperbaiki atau memelihara derajat kesehatan yang optimal.

Tujuan dan Fungsi Proses Keperawatan

Sesuai uraian diatas bahwa proses keperawatan dilakukan untuk mengkaji respons manusia terhadap masalah-masalah kesehatan, maka penerapan proses keperawatan sejatinya tidak hanya demi kepentingan klien semata, tetapi juga demi profesi keperawatan.

Karenanya, tujuan dan fungsi proses keperawatan adalah untuk:

  • Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah bagi tenaga keperawatan dalam memecahkan masalah klien melalui asuhan keperawatan.
  • Memberikan ciri profesionalisme melalui pendekatan pemecahan masalah dan pendekatan komunikasi yang efektif dan efisien.
  • Mempraktikan metode pemecahan masalah dalam praktik keperawatan dengan menggunakan standar praktik keperawatan dengan metode yang baku, rasional dan sistematis sehingga mencapai hasil asuhan keperawatan yang efektif.
  • Memberi kebebasan kepada klien untuk mendapat pelayanan yang optimal sesuai dengan kebutuhannya.
  • Mempertahankan kesehatan klien dan mencegah sakit yang lebih parah atau penyebaran penyakit.
  • Membantu pemulihan kondisi klien setelah sakit.
  • Mengembalikan fungsi maksimal tubuh.
  • Membantu klien untuk meninggal dengan damai dan tenang.

Tahapan Proses Keperawatan

Sebagai sebuah metode ilmiah, proses keperawatan terdiri atas serangkaian langkah atau tahap-tahap tertentu yang terdiri dari 5 tahap yang harus dilakukan, yaitu:

  • Perumusan Diagnosis
  • Perencanaan Tindakan (Intervensi)
  • Implementasi

proses keperawatan

Nah ke 5 tahap tersebut saling berkaitan satu sama lain dan membentuk sebuah siklus yang disebut siklus proses keperawatan yang dimulai ketika pasien masuk ke lembaga perawatan kesehatan.

  • Tahap pertama, perawat melakukan pengkajian dengan mengumpulkan data klien.
  • Dilanjutkan dengan tahap kedua yaitu mengidentifikasi masalah atau penetapan diagnosa keperawatan yang berhubungan dengan masalah klien.
  • Pada tahap ketiga, perawat dan klien bekerjasama untuk merumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan pada diagnosa keperawatan yang sebelumnya telah ditetapkan.
  • Selanjutnya, pada tahap keempat, rencana tersebut dilakukan atau diimplementasikan oleh perawat kepada klien. Dan tahap terakhir, perawat dan klien mengevaluasi apakah tindakan yang telah dilakukan telah mencapai kriteria hasil yang diharapkan, dan masalah teratasi.

Jika kesehatan klien telah pulih dan masalah teratasi, klien keluar dari siklus. Namun jika kriteria hasil belum dicapai, maka klien kembali memasuki siklus.

siklus proses keperawatan

Semua elemen proses tersebut satu sama lain saling berhubungan. Tidak bisa dilakukan secara acak atau hanya satu elemen saja. Karenanya, demi memastikan proses keperawatan yang berkualitas, diperlukan sebuah optimalisasi yang meliputi kesemua elemen tersebut.

Konsep Optimalisasi Proses Keperawatan

Dalam dunia keperawatan, konsep optimalisasi Proses Keperawatan adalah hal utama yang harus Anda pahami agar supaya asuhan keperawatan yang diberikan:

  • Bermanfaat tinggi untuk klien
  • Asuhan Keperawatan diterima, bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
  • Merangsang partisipasi pasien dalam kemandirian perawatan (self care)
  • Ada keberlanjutan asuhan
  • Terhindar dari mal-praktik

Setelah membaca 5 poin diatas, Anda mungkin akan bertanya,

“Itu kan manfaat untuk klien, manfaat untuk perawatnya sendiri bagaimana?”

Setidaknya, ada 8 manfaat yang bisa Anda dapatkan dari optimalisasi Proses Keperawatan, yaitu:

  • Peningkatan mutu pelayanan keperawatan
  • Pengembangan keterampilan intelektual dan teknis bagi perawat
  • Peningkatan citra keperawatan
  • Peningkatan peran dan fungsi perawat
  • Pengakuan otonomi keperawatan oleh profesi lain dan masyarakat
  • Peningkatan rasa solidaritas
  • Pemupukan rasa percaya diri dalam memberikan Asuhan Keperawatan
  • Pengembangan ilmu dan kiat keperawatan

Dan tidak hanya itu, optimalisasi Proses Keperawatan juga akan memberi manfaat untuk instansi pelayanan kesehatan, diantaranya:

  • Tingkat kepuasan pelanggan meningkat
  • Tingkat kepuasan meningkat maka pelanggan juga akan meningkat
  • Citra instansi pelayanan akan bertambah baik dimata masyarakat

Bayangkan kalau setiap tenaga keperawatan dapat melakukan Proses Keperawatan dengan optimal, apa yang akan terjadi?

Ya, kesemua poin manfaat tersebut diatas akan menjadi sebuah kenyataan dan sebagai penegasan akan peran dan fungsi perawat dalam tatanan pelayanan kesehatan sebagai bagian integral dan garda terdepan pelayanan.

Lantas bagaimana caranya? Inilah caranya:

Komponen Optimalisasi Proses Keperawatan

Optimalisasi Proses Keperawatan tidak bisa dilakukan setengah-setengah atau hanya komponen tertentu saja, melainkan harus mencakup keseluruhan komponen.

Ada 5 komponen yang harus kita optimalisasi yang akan kita bahas satu per satu dari setiap kategori berikut ini dalam bab-bab selanjutnya. Kelima komponen tersebut adalah :

  • Efektifitas Pengkajian
  • Penegakan Diagnosa
  • Penentuan Prioritas dan Intervensi
  • Optimasi Implementasi
  • Penilaian Evaluasi
  • Penilaian Kualitas Asuhan

Baca Bab Selanjutnya: Efektifitas Pengkajian Keperawatan

  • Asmadi. (2016). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Bumi Medika.
  • Boediono & Pertami. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Bumi Medika.
  • Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan Berpikir kritis. Jakarta: Salemba Medica.
  • Hidayat, A. A. A. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta : EGC
  • Iyer, P W. And Camp, N.H. (2005). Dokumentasi Keperawatan Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.
  • Khozier, Barbara, dkk. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : Salemba Medica.
  • Maryam, Siti, dkk. (2008). Buku Ajar Berpikir Kritis Dalam Proses Keperawatan. Jakarta : EGC.
  • Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi 7. Jakarta : EGC.
  • Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7. Singapore : Elseiver.
  • Potter & Perry. (2005). Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGC.
  • Sari, M. (2019). Berpikir Kritis Dalam Pengambilan Keputusan. Osf.io.
  • Simamora, R. H. (2019). Menjadi Perawat yang: CIH’HUY. Surakarta. Kekata Publisher.
  • Keperawatan Sejahtera (Wellness Nursing Diagnosis). Terjemahan Monica Ester. Jakarta : EGC.
  • Yulianingsih & Kodim. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta Timur : CV. Trans. Info Media.

Related Posts

Asuhan keperawatan hipertensi lengkap (askep), asuhan keperawatan (askep) pneumonia lengkap.

' src=

Optimalisasi Proses Keperawatan terus semakin berkembang dan seiring waktu mengalami penyesuaian yang diharapkan makin mampu menjawab kebutuhan yang juga semakin berkembang.

Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.

Notify me of follow-up comments by email.

Notify me of new posts by email.

Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.

Artikel Keperawatan

Thursday, march 14, 2019, konsep dasar problem solving (pemecahan masalah), no comments:, post a comment, kolelitiasis.

 COLELITIASIS  A. Definisi Kolelitiasis adalah pembentukan batu (kalkuli atau batu empedu) di dalam kandung empedu atau sistem saluran emped...

  • Model Penyelesaian PIE Dokumentasi Keperawatan A.     PIE dokumentasi Keperawatan 1.       Pengertian PIE (Problem Intervention Evaluation) PIE (Problem Intervention Evaluation) a...
  • Konsep dasar Problem Solving (pemecahan Masalah) BAB I PENDAHULUAN 1.1             LATAR BELAKANG Strategi belajar mengajar pemecahan masalah memb e ri tekanan pada terselesaik...
  • Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan I.                    ANALISIS SITUASI Cakupan pelayanan kesehatan ibu berupa cakupan antenatal untuk kunjungan pertama telah mencapai...

perawat.org

Cara Menulis Rumusan Masalah dalam Penelitian Keperawatan [+ Contoh]

Cara menulis rumusan masalah penelitian keperawatan

perawat.org | cara menulis rumusan masalah dalam penelitian keperawatan

Salah satu bagian utama dan pertama dalam proposal penelitian adalah perumusan dari masalah atau rumusan masalah.

Rumusan masalah penelitian merupakan tindak lanjut terhadap latar belakang penelitian .

Masalah diartikan sebagai suatu situasi dimana suatu fakta yang terjadi sudah menyimpang dari batas-batas toleransi yang diharapkan (Mahdiyah, n.d).

Masalah penelitian juga dapat diartikan sebagai suatu persoalan atau kesenjangan yang mungkin dapat menuntun peneliti untuk mencari jawaban atau solusinya.

LIHAT JUGA: 10 Prioritas Penelitian Keperawatan di Indonesia

Pertanyaan-pertanyaan dari perumusan masalah harus mampu menyelidiki dan memandu proses penelitian (Adiputra, 2021).

Selanjutnya, pernyataan penelitian tentang kebenaran dari sebuah pengetahuan yang diteliti dapat disajikan dalam bentuk hipotesis penelitian.

Bagi peneliti, terkadang perumusan masalah menjadi sebuah pekerjaan yang sulit.

Untuk itu, diperlukan pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan penelitian terdahulu dalam bidang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Dalam artikel ini kita akan membahas tentang cara menulis rumusan masalah penelitian keperawatan secara komprehensif.

Identifikasi Masalah

Sumber-sumber masalah penelitian, ciri-ciri masalah penelitian yang baik, cara menulis rumusan masalah, contoh rumusan masalah penelitian 1, contoh rumusan masalah penelitian 2, contoh rumusan masalah penelitian 3.

Sebelum menuliskan rumusan masalah dalam BAB 1 anda, terlebih dahulu anda harus memahami permasalahan yang akan anda teliti.

Ini disebut dengan identifikasi masalah.

Perhatikan poin-poin dibawah ini. Lihat apakah masalah yang akan anda teliti sudah memenuhi kriteria-kriteria berikut:

  • Adanya kesenjangan dari yang seharusnya (teori maupun fakta empirik temuan penelitian terdahulu) dengan kenyataan sekarang yang dihadapi.
  • Dari kesenjangan tersebut dapat dikembangkan pertanyaan, mengapa kesenjangan itu terjadi.
  • Pertanyaan tersebut memungkinkan untuk dijawab, dan jawabannya lebih dari satu kemungkinan.

Perhatikan pula apakah masalah yang akan anda teliti telah cukup:

  • Esensial . Pentingnya nilai penelitian menduduki urutan paling utama di antara masalah-masalah yang ada.
  • Urgen . Masalah tersebut dianggap mendesak (urgen) untuk dipecahkan.
  • Bermanfaat . Memiliki kegunaan atau kebermanfaatan jika masalah penelitian dipecahkan.

Bila masalah yang ingin anda teliti sudah memenuhi kriteria dan unsur diatas, maka selamat. Masalah tersebut dapat anda gunakan dalam proposal penelitian anda.

Namun bila belum memenuhi, berarti anda harus mengidentifikasi masalah-masalah lain untuk diteliti.

LIHAT JUGA: Ide Judul Skripsi Keperawatan

Ada beberapa sumber-sumber masalah yang dapat anda jadikan bahan untuk mengidentifikasi masalah.

Mari kita lihat…

Masalah penelitian merupakan masalah atau isu yang menuntun pada keharusan dilaksanakannya penelitian tersebut.

Masalah ini bisa muncul dari berbagai sumber, (Mahdiyah, n.d) antara lain:

Pengalaman Pribadi

Setiap orang dapat mengidentifikasi secara unik masalah dari pengalaman pribadinya dalam keseharian, juga pengalaman akademik selama belajar, dan mengerjakan tugas ataupun laporan.

Lanjutan atau Perluasan Penelitian

Peneliti dapat mengambil permasalahan penelitian dari hasil penelitian sebelumnya, yang biasanya tercantum pada saran untuk mengembangkan atau melanjutkan penelitian tersebut.

Sumber Kepustakaan: buku Teks, Jurnal, Laporan Penelitian

Membaca buku teks, jurnal maupun laporan penelitian, selain dapat memperkaya khasanah pengetahuan, juga dapat dijadikan sebagai sumber bahan identifikasi masalah yang memberi rekomendasi untuk melakukan penelitian lanjutan.

Forum Pertemuan Ilmiah dan Diskusi

Hasil pertemuan ilmiah dan diskusi dengan orang yang lebih berpengalaman atau para pakar di bidangnya dapat membuka wawasan dan pandangan lain untuk memperoleh identifikasi masalah yang direncanakan sebagai bahan untuk menyusun skripsi atau tesis.

Observasi atau pengalaman langsung dalam praktek

Hasil observasi dan pengalaman langsung juga merupakan sumber yang masalah yang potensial dijadikan dalam merencanakan suatu penelitian.

Perubahan Paradigma dalam pendidikan

Paradigma pendidikan yang selalu berubah dan berkembang dari masa ke masa dalam berbagai hal seperti kurikulum, media dan metode pembelajaran dapat dijadikan sumber berbagai identifikasi masalah untuk penelitian.

Fenomena Pendidikan dalam kelas, luar kelas dan di Masyarakat

Fenomena pendidikan yang terjadi baik dalam kelas, luar kelas maupun dalam masyarakat dapat mendorong peneliti untuk menjadikannya sebagai sumber masalah yang dapat diangkat dalam suatu penelitian.

Deduksi dari teori

Terdapatnya deduksi dari teori yang sudah ada ataupun merupakan cabang studi yang sedang dikembangkan.

Pemilihan atau penetapan masalah yang dikatakan baik dalam penelitian perlu menjadi pertimbangan peneliti.

Masalah dapat dikatakan baik jika memiliki:

Salah satu ciri masalah yang baik adalah dapat memberi kontribusi kepada beberapa aspek, antara lain:

  • Pengembangan teori baru
  • Perbaikan metode
  • Manfaat dan implikasi aplikatif

Orisinalitas

Bukan merupakan pengulangan terhadap penelitian lain, seperti:

  • Masalah yang diteliti
  • Kerangka konsep

Pernyataan Permasalahan

  • Pernyataan penelitian
  • Gambaran asosiasi dua atau lebih fenomena terukur

Aspek Kelayakan (Feasibility)

  • Dapat dijawab
  • Pertimbangan waktu dan biaya
  • Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
  • Daya dukung fasilitas dan sumber daya lain

Bagi anda yang masih berstatus mahasiswa, sedang menulis skripsi atau tesis. Saya sarankan untuk benar-benar melihat aspek kelayakan diatas.

Terutama mempertimbangkan waktu dan biaya.

Anda dikejar deadline untuk sidang proposal dan sidang hasil. Penelitian yang berlarut-larut pastinya mempengaruhi kelulusan tepat waktu anda.

Contoh, anda diberikan waktu hanya 3 bulan untuk melakukan penelitian. Tentu sangat sulit bila masalah yang anda teliti mencakup seluruh wilayah Indonesia.

Isi rumusan masalah penelitian adalah perbandingan harapan dengan kenyataan, kemudian dilanjutkan dengan pernyataan atau pertanyaan masalah.

Kalimat rumusan masalah diawali dengan membandingkan kenyataan atau fenomena dengan harapan sesuai dengan teori dan konsep.

Kemudian dilanjutkan dengan pernyataan yang sangat mendasar yang nantinya akan menjawab tujuan penelitian.

Tetapi banyak juga penelitian-penelitian yang rumusan masalahnya tidak diawali dengan kenyataan atau fenomena dengan harapan sesuai teori dan konsep, namun langsung dengan pernyataan rumusan masalah.

Umumnya sebuah pernyataan rumusan masalah diawali dengan kalimat, “belum diketahuinya…[sesuai judul atau tujuan penelitian]”

Selain itu, rumusan masalah tidak hanya berbentuk pernyataan, tetapi bisa juga berbentuk pertanyaan.

Jika masih bingung, mari kita lihat contoh-contoh rumusan masalah berikut ini:

Berikut adalah contoh rumusan masalah pada penelitian tesis saya tahun 2017. Rumusan masalah ini berbentuk pertanyaan, yang diawali terlebih dahulu dengan menguraikan perbandingan antara harapan dengan kenyataan.

Judul Penelitian

Pengembangan Awal Diabetes Self-Management Instrument (DSMI) Versi Indonesia.

Rumusan Masalah

Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang sedang menjadi prioritas di berbagai negara di dunia. Diabetes melitus dapat menyebabkan beberapa komplikasi bagi pasien dan memiliki prevelensi yang cenderung meningkat setiap tahun, sehingga diperlukan metode perawatan untuk menangani masalah diabetes melitus. Salah satu metode yang telah terbukti mampu meningkatkan hasil perawatan pada pasien diabetes melitus adalah program self-management. Tetapi, saat ini di Indonesia belum ada angkahnt yang telah teruji valid dan reliabel untuk mengukur tingkat self-management pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2, padahal angkah pertama dalam program self-management adalah pengkajian, sehingga rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

  • Apakah Diabetes Self-management Instrument (DSMI) dapat diadaptasikan pada budaya Indonesia?
  • Apakah  Diabetes Self-management Instrument (DSMI) versi Indonesia dapat memperoleh hasil yang valid?
  • Apakah Diabetes Self-management Instrument (DSMI) versi dapat diaplikasikan kepada pasien diabetes melitus tipe 2 di Indonesia?

Contoh berikut adalah rumusan masalah dengan bentuk pernyataan, yang diawali dengan menguraikan perbandingan antara harapan dengan kenyataan.

Hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap di Puskesmas X.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan target bahwa 90% anak berusia 12-23 bulan dan 80% bayi berusia 0-11 bulan di 488 kabupaten/kota akan memperoleh imunisasi dasar lengkap di tahun 2024, namun kenyataannya hingga Oktober 2021 cakupan imunisasi dasar lengkap baru mencapai 58,4% di seluruh Indonesia. Padahal imunisasi sangat bermanfaat sebagai metode pencegahan dini dari berbagai risiko kesehatan.

Masih ada beberapa aspek dari informasi masih tidak sepenuhnya dipahami oleh masyarakat, yang kemudian diperparah oleh berita-berita hoax yang menyebabkan ibu enggan membawa anaknya imunisasi, sehingga rumusan masalah pada penelitian ini adalah “belum diketahuinya hubungan pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan kelengkapan imunisasi dasar lengkap di Puskesmas X”.

Contoh dibawah adalah rumusan masalah dengan bentuk pernyataan, tanpa diawali dengan menguraikan perbandingan antara harapan dengan kenyataan.

Hubungan gaya hidup dengan insiden diabetes melitus di Puskesmas X.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah belum diketahuinya hubungan gaya hidup dengan insiden diabetes melitus di Puskesmas X.

Menulis rumusan masalah penelitian sangat penting karena rumusan masalah dapat diibaratkan sebagai peta yang memandu jalannya penelitian yang akan kita lakukan.

Kesalahan dalam menulis rumusan masalah penelitian dapat berakibat fatal, salah satunya adalah berlarut-larutnya proses penelitian sehingga mengakibatkan seorang mahasiswa tidak dapat lulus tepat waktu.

Oleh karena itu, dalam menulis rumusan masalah, anda harus memperhatikan ciri-ciri masalah penelitian yang baik, dan merumuskannya dengan kalimat yang tepat.

  • Adiputra, I. M. S. (2021). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yayasan Kita Menulis.
  • Mahdiyah (n.d). Modul 1: Perumusan Masalah Penelitian . Jakarta: Universitas Terbuka.
  • File Pribadi
  • Click to share on WhatsApp (Opens in new window)
  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Twitter (Opens in new window)

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

© 2024 Hak Cipta Milik Perawat.org

Open Menu

Problem Solving: Tahapan, Strategi dan Cara Meningkatkannya

Hallo sahabat tambahpinter! Bagaimana nih keadaannya? Semoga sehat-sehat ya! Karena kita semua masih melakukan sebagian aktivitas dirumah, tentunya tidak heran jika kita mungkin merasa bosan.

Agar readers tambahpinter tidak bosan dirumah, kali ini kita akan membahas mengenai problem solving yang sudah tidak asing lagi di telinga. Karena hidup tidaklah mungkin terhindar dari masalah, untuk itu sangat penting membaca artikel ini ya, readers! Yuk, dibaca!

  • 1 Pengertian Problem Solving
  • 2.1 1. Menemukan dan Membingkai Masalah
  • 2.2 2. Mengembangkan Teknik Pemecahan Masalah
  • 2.3 3. Evaluasi Solusi
  • 2.4 4. Memikirkan dan Mendifinisikan Kembali Masalah dan Solusinya
  • 3.1 Kemampuan Mengingat Masalah
  • 3.2 Kemampuan Memaknai Masalah
  • 3.3 Kemampuan Individu Memahami Informasi Relevan
  • 3.4 Kemampuan Recall Memori Jangka Panjang
  • 3.5 Kemampuan Metakognitif
  • 4.1 Analisis Masalah
  • 4.2 Working Backward (Bekerja Mundur)
  • 4.3 Pemikiran Analogis
  • 5 Metode Problem Solving
  • 6.1 Ketetapan Fungsional
  • 6.2 Representasi Masalah
  • 7 Cara Meningkatkan Kemampuan Problem Solving
  • 8 Pemahaman Akhir

Pengertian Problem Solving

Pengertian problem solving

Menurut Santrock (2018) problem solving adalah menemukan cara yang tepat untuk mencapai tujuan.

Selanjutnya, Robertson (2005) menjelaskan bahwa problem solving adalah menemukan cara untuk menuju suatu tujuan, terkadang tujuan tersebut mudah dilihat atau terkadang tujuan tersebut hanya dikenali saat sudah melihatnya.

Lebih lengkap, Marzano, dkk (1988) mengatakan bahwa problem solving adalah salah satu bagian dari proses berpikir yang berupa kemampuan untuk memecahkan permasalahan.

Berdasarkan ketiga pengertian diatas, maka problem solving adalah menemukan cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan – dimana dalam prosesnya melibatkan kemampuan berpikir.

Baca juga: Tujuan Pendidikan

Tahapan dan Teknik Problem Solving

Bransford dan Stein (1993) menjelaskan bahwa terdapat empat langkah yang akan dilalui individu dalam melakukan   dengan efektif, yaitu :

1. Menemukan dan Membingkai Masalah

Sebelum individu dapat memecahkan masalah, individu harus menyadari bahwa masalah tersebut memang ada. Di masa lalu, sebagian besar latihan problem solving di sekolah melibatkan masalah-masalah yang terdefinisi dengan baik – melibatkan operasi spesifik dan sistematis, sehingga menghasilkan solusi yang terdefinisi dengan baik.

Saat ini, pendidik semakin menyadari bahwa kebutuhan untuk mengajari siswa keterampilan dalam mengidentifikasikan masalah di dunia nyata adalah penting dibandingkan dengan menawarkan masalah yang jelas terdapat solusinya.

Contohnya, seorang siswa memiliki tujuan luas untuk membuat proyek pameran sains. Cabang ilmu sains apa yang paling tepat bagi siswa tersebut untuk dipresentasikan (biologi, fisika, ilmu komputer, psikologi)? Setelah membuat keputusan tersebut, siswa harus lebih mempersempit masalahnya lagi. Misalnya, domain apa saja dalam bidang psikologi yang akan dilakukan eksplorasi (persepsi, memori, pemikiran, atau kepribadian)?

Misalnya, siswa tersebut memiliki domain memori. Maka siswa akan mengajukan pertanyaan : seberapa handal ingatan seseorang mengenai peristiwa traumatis yang mereka alami? Dengan demikian, akan dibutuhkan eksplorasi dan penyempurnaan yang cukup bagi siswa untuk mempersempit masalah agar dapat menghasilkan solusi yang spesifik.

2. Mengembangkan Teknik Pemecahan Masalah

Setelah individu atau siswa menemukan masalah dan mendefinisikannya dengan jelas, maka diperlukan pengembangan tekniknya. Terdapat tiga teknik yang efektif, yaitu : algoritme, heuristik, dan analisis tujuan akhir.

Algoritme adalah teknik yang menjamin adanya solusi untuk suatu masalah. Sementara itu, heuristik adalah aturan praktis yang dapat menyarankan solusi untuk masalah, tetapi tidak dapat memastikan bahwa solusi tersebut pasti berhasil. Terakhir, analisis tujuan akhir adalah teknik heuristik di mana seseorang mengidentifikasikan tujuan akhir dari suatu masalah, menilai situasi yang terjadi, dan mengevaluasi cara apa yang perlu dilakukan untuk mengurangi perbedaan antara kedua kondisi tersebut.

3. Evaluasi Solusi

Tahapan evaluasi problem solving merupakan tahapan ketika kita berpikir bahwa kita telah memecahkan masalah, namun belum mengetahui apakah solusi tersebut efektif hingga melakukan evaluasi.

Misalnya, apa yang akan menjadi kriteria siswa untuk proyek sains secara efektif? Apakah hanya sebatas menyelesaikan proyek sains tersebut? Apakah menerima umpan balik positif mengenai proyek sains? Memenangkan penghargaan? Atau apakah untuk mendapatkan kepuasan diri karena telah menetapkan tujuan, merencanakan tujuan, dan mencapai tujuan tersebut?

4. Memikirkan dan Mendifinisikan Kembali Masalah dan Solusinya

Langkah terakhir yang paling penting dalam tahapan problem solving adalah memikirkan dan mendefinisikan kembali masalah dan solusinya dari waktu ke waktu. Individu yang pandai memecahkan masalah termotivasi untuk meningkatkan kinerja masa lalu mereka dan memberikan kontribusi orisinal.

Dengan demikian, siswa yang menyelesaikan proyek pameran sains dapat melihat kembali proyek tersebut dan memikirkan cara-cara untuk meningkatkan proyek tersebut. Selain itu, siswa juga dapat menggunakan umpan balik dari juri atau orang lain yang menghadiri pameran untuk menyempurnakan proyek untuk presentasi kembali di masa mendatang.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Problem Solving

Faktor Problem Solving

Kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah umumnya dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu (Ormrod, 2003) :

Kemampuan Mengingat Masalah

Kemampuan mengingat   sangatlah dibutuhkan untuk menghubungkan berbagai macam informasi dalam melakukan problem solving.

Kemampuan Memaknai Masalah

Pemahaman masalah akan lebih mudah jika individu mampu memaknai masalah dengan tepat, sehingga akan membuat pemecahan masalahnya mencari lebih efektif.

Kemampuan Individu Memahami Informasi Relevan

Dalam problem solving, jika individu mampu untuk memahami berbagai macam informasi yang relevan terkait dengan masalah tersebut maka itu berarti kemungkinan individu juga semakin besar untuk menemukan cara alternatif.

Kemampuan Recall Memori Jangka Panjang

Problem solving sangat erat kaitannya dengan pengetahuan yang dimiliki oleh individu. Untuk itu jika dalam prosesnya , individu mampu menggunakan memori jangka panjang maka akan sangat membantu efektivitas penyelesaian masalah.

Kemampuan Metakognitif

Kemampuan metakognitif adalah kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu serta upaya individu dalam memaksimalkan kemampuan tersebut. Individu yang dapat memaksimalkan kemampuan kognitif, maka cenderung memiliki kemampuan   yang lebih baik.

Baca juga: Bagaimana Cara Berpikir Kritis

Strategi Problem Solving

Terdapat strategi umum yang berfungsi untuk membuat proses   menjadi lebih efektif, yaitu (Thagard, 2005) :

Analisis Masalah

Dalam strategi analisis masalah, individu akan diarahkan untuk mengidentifikasi bagian-bagian masalah dan mengerjakan bagian-bagian dari masalah tersebut secara terpisah atau satu-persatu.

Dalam hal ini, strategi analisis masalah akan sangat berguna jika masalah tersebut tidak terstruktur. Misalnya, untuk mengatasi masalah mengenai “Penyusunan Rencana Untuk Meningkatkan Transportasi Sepeda di Kota”. Mengatasinya akan lebih mudah jika dipisahkan bagian-bagian sub-masalahnya.

Individu bisa memulainya dari memasang jalur sepeda di jalan yang ramai, kemudian dilanjutkan dengan mendidik pengendara sepeda dan pengendara sepeda motor untuk berkendara dengan aman, memperbaiki lubang di jalan yang digunakan oleh pengendara sepeda, hingga melakukan revisi peraturan lalu lintas yang mengganggu bersepeda.

Setiap sub-masalah yang sudah dipisahkan terlebih dahulu akan jauh lebih mudah untuk diatasi dibandingkan dengan menghadapi masalahnya sekaligus. Solusi dari setiap sub-masalah akan memberikan solusi secara keseluruhan, meskipun tentu saja tidak setara dengan solusi secara keseluruhan.

Working Backward (Bekerja Mundur)

Working backward merupakan strategi problem solving yang dimulai dari solusi ke masalah yang ingin dipecahkan pada awalnya. Adanya strategi ini akan sangat membantu jika masalahnya terstruktur dengan baik, tetapi juga memiliki elemen yang mengganggu atau menyesatkan saat dipecahkan dengan cara yang normal.

Misalnya, pada hari ke-100 suatu danau tertutup dengan bunga teratai. Jika ada pertanyaan : pada hari keberapa danau tersebut tertutup hanya setengah bagian dari danau? Untuk menyelesaikan masalah tersebut, individu harus bekerja mundur agar mendapatkan informasi tambahan, misalnya ukuran setiap bunga teratai yang ada di danau.

Pemikiran Analogis

Menurut Bassok (2003) pemikiran analogis adalah strategi problem solving yang menggunakan pengetahuan atau pengalaman dengan fitur atau struktur serupa untuk membantu problem solving terhadap masalah yang sedang dihadapi. Misalnya, dalam “Penyusunan Rencana Untuk Meningkatkan Transportasi Sepeda di Kota” dapat mengambil analogi mobil dengan sepeda dalam memikirkan solusinya, karena memperbaiki kondisi kedua transportasi tersebut memerlukan tindakan yang sama.

Selain itu, pemikiran analogis ini dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang lebih sederhana dan lebih mendasar. Misalnya, seorang siswa kelas satu dapat menguraikan sebagian kata-kata tercetak yang tidak dikenal dengan menggunakan analogi kata-kata yang sudah dipelajarinya.

Kasus lainnya adalah : jika anak belum dapat membaca kata-kata dilayar, misalnya dia dapat mencatat bahwa bagian dari kata ini terlihat mirip dengan kata-kata yang mungkin sudah dia ketahui, sehingga dari pengamatan tersebut anak mendapatkan petunjuk mengenai cara untuk membaca kata tersebut. Dalam proses ini, guru dapat membantu dengan menyarankan analogi yang masuk akal dan bermanfaat sebagai pertimbangan bagi siswa.

Metode Problem Solving

Metode Problem Solving

Menurut Robertson (2005) terdapat tiga metode investigasi dalam problem solving (pemecahan masalah), yaitu :

  • Eksperimen “laboratorium” : adanya variabel yang dikontrol dan berada dibawah kendali peneliti, dan dalam metode ini masalah bersifat harus
  • Analisis protokol secara verbal : dalam metode ini, protokol dianalisis dengan cara berbicara secara lantang sambil memecahkan masalah dan juga akibat yang ditimbulkan oleh masalah tersebut.
  • Model kecerdasan buatan  : metode pemecahan masalah yang dimasukkan ke dalam komputer. Dalam metode ini, terdapat program yang diuji untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan aspek pemikiran manusia.

Hambatan Dalam Problem Solving

German dan Barret (2005) menjelaskan bahwa dalam problem solving terdapat dua hambatan umum, yaitu :

Ketetapan Fungsional

Ketetapan fungsional terkadang juga disebut sebagai rangkaian respons, yaitu kecenderungan seseorang untuk membingkai atau memikirkan setiap masalah dalam satu rangkaian dengan cara yang sama seperti masalah sebelumnya, bahkan ketika masalah selanjutnya tidaklah sesuai dengan masalah yang sebelumnya.

Sebagai contoh, seorang siswa yang mengerjakan t he nine-dot matrix hanya menganggap matriks tersebut sebagai titik penghubung, tetap tidak memperluas garis diluar titik matriks. Seringnya, individu maupun para siswa mencoba satu demi satu solusi, tetapi solusi tersebut dibatasi oleh respons yang ditetapkan untuk ditidak memperluas garis apapun diluar matriks.

Representasi Masalah

Beranjak dari ketetapan fungsional atau biasa disebut dengan rangkaian respons adalah kendala dalam melakukan representasi masalah (cara seseorang memahami dan mengatur informasi yang diberikan dalam suatu masalah). Jika informasi disalahpahami atau digunakan secara tidak tepat, maka kesalahan untuk melakukan problem solving mungkin terjadi.

Misalnya, t he nine-dot matrix yang ditafsirkan sebagai instruksi untuk menggambar empat garis sebagai arti “menggambar empat garis seluruhnya di dalam matriks”, ini berarti masalah tersebut tidak dapat diselesaikan.

Pada contoh lainnya, yaitu contoh bunga teratai yang memenuhi danau. Jumlah bunga teratai di danau berlipat ganda setiap harinya. Setiap teratai mencakup tepat satu kaki persegi. Jika dibutuhkan 100 hari bagi bunga teratai untuk menutupi danau, maka pada hari keberapa bunga teratai menutupi setengah danau?

Jika menurut kamu ukuran bunga teratai mempengaruhi dalam solusi untuk masalah ini, maka kamu belum menggambarkan masalah dengan benar. Informasi mengenai bunga teratai tidaklah relevan dengan solusinya dan hanya berfungsi untuk mengalihkan perhatian dari informasi yang benar-benar penting, yaitu fakta bahwa bunga teratai melipatgandakan cakupannya setiap hari.

Untuk itu, jawaban yang benar adalah : kebetulan danau tersebut setengah tertutup dalam hari ke-99. Bisakah kamu menjelaskan alasannya mengapa?

Cara Meningkatkan Kemampuan Problem Solving

Cara Meningkatkan Skill Problem Solving

Dalam meningkatkan kemampuan problem solving , terdapat dua kategori : kategori umum dan juga kategori khusus.

Pada kategori umum, Evans (1992) menjabarkan bahwa terdapat 5 cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan problem solving individu, yaitu :

  • Individu disarankan menjadi lebih peka untuk mengenali atau menemukan masalah yang ada.
  • Individu mampu mendefinisikan masalah dengan tepat.
  • Individu mampu untuk menggunakan informasi yang terkait dengan masalah.
  • Individu dapat mengenali maupun mempertanyakan asumsi mengenai masalah dengan tujuan memahami masalah dengan tepat, baik secara implisit atau eksplisit.
  • Individu dapat mempertimbangkan adanya alternatif problem solving untuk mendapatkan solusi yang terbaik dari masalah tersebut dengan melakukan perbandingan solusi.
  • Individu dapat menekankan pentingnya implementasi dalam upaya problem solving untuk memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil untuk problem solving sudah efektif serta efisien.

Pada kategori khusus, tokoh Eggen dan Kauchak (1997) menjelaskan bahwa terdapat 5 cara yang dapat dilakukan oleh siswa untuk meningkatkan kemampuan problem solving , yaitu :

  • Melakukan interaksi sosial lebih banyak, misalnya melakukan diskusi untuk membahas berbagai masalah – dimana diskusi ini dilakukan diantara siswa.
  • Menyampaikan masalah dengan cara yang bermakna dengan tujuan untuk menemukan cara problem solving yang lebih tepat.
  • Adanya kesempatan bagi siswa untuk menemukan masalah, dengan cara memahami kondisi lingkungan sekitar, sehingga dapat mengetahui penyebab munculnya masalah.
  • Memberikan bantuan untuk siswa yang belum mahir dalam melakukan problem solving , seperti memberikan petunjuk atau contoh bagi siswa tersebut.
  • Mengajarkan strategi   seperti : identifikasi, representasi, strategi, implementasi stragi, dan evaluasi.

Baca juga: Mengenal Pemberdayaan Masyarakat

Pemahaman Akhir

Problem solving adalah kemampuan untuk menemukan cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan. Proses problem solving melibatkan empat langkah utama, yaitu menemukan dan membingkai masalah, mengembangkan teknik pemecahan masalah, evaluasi solusi, dan memikirkan serta mendefinisikan kembali masalah dan solusinya dari waktu ke waktu.

Ada lima faktor yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam problem solving, yaitu kemampuan mengingat masalah, kemampuan memaknai masalah, kemampuan memahami informasi relevan, kemampuan recall memori jangka panjang, dan kemampuan metakognitif.

Terdapat beberapa strategi problem solving yang efektif, seperti analisis masalah, working backward (bekerja mundur), dan pemikiran analogis. Selain itu, ada tiga metode investigasi dalam problem solving, yaitu eksperimen “laboratorium,” analisis protokol secara verbal, dan model kecerdasan buatan.

Hambatan dalam problem solving mencakup ketetapan fungsional dan representasi masalah, yang dapat menghalangi individu dalam menemukan solusi yang efektif.

Untuk meningkatkan kemampuan problem solving, individu perlu peka terhadap masalah, mampu mendefinisikan masalah dengan tepat, menggunakan informasi terkait, mempertanyakan asumsi, dan mempertimbangkan alternatif solusi. Interaksi sosial, penyampaian masalah yang bermakna, kesempatan untuk menemukan masalah, bantuan bagi siswa yang belum mahir, dan pengajaran strategi problem solving juga dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan mereka.

Dengan menguasai kemampuan problem solving, individu dapat menghadapi masalah dengan lebih percaya diri dan menemukan solusi yang lebih efektif dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Akhirnya, kita sampai juga diakhir artikel. Dari sekian banyak pembahasan diatas, kira-kira readers paling sering menggunakan teknik problem solving yang mana? Kemudian, menurut readers faktor mana yang paling mempengaruhi kemampuan problem solving seseorang? Dan apakah readers paling tidak melakukan satu cara untuk mengembangkan kemampuan problem solving pada masa pandemi ini?

Bassok, J. (2003). Analogical transfer in problem solving. In Davidson, J. & Sternberg, R. (Eds.). The psychology of problem solving. New York: Cambridge University Press.

Eggen, P & Kauchak, D. 1997. Educational Psychology. Windows on Classroom. Third Edition. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Evans, R, J. 1992. Creativity in MS/OR: Improving Problem Solving Through Creative Thinking. Interfaces, 22 (2), 87-91.

German, T. & Barrett, H. (2005). Functional fixedness in a technologically sparse culture. Psychological Science, 16 (1), 1–5.

Jonassen, D. H., & Serrano, J. H. (2002). Case-Based Reasoning and Instructional Design: Using Stories to Support Problem Solving. ETR&D Journal, 50(2), 65-77.

Marzano, R.J., et all. (1988). Dimension of Thinking: A Framework for Curriculum and Instruction . Viginia: Association for Supervision and Curriculum Development.

Ormrod, J.E. 2003. Educational Psychology. Developing Learners. 4ed Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Robertson, S. I. (2005). Problem solving. UK : Psychology Press.

Santrock, J. W. (2018). Educational psychology: theory and application to fitness and performance, 6th ed. New York : McGraw-Hill Education.

Thagard, R. (2005). Mind: Introduction to Cognitive Science, 2nd edition. Cambridge, MA : MIT Press.

Artikel Terbaru

Olahraga dan Aktivitas Seru dengan Benda-Benda yang Memiliki Nama Mulai dari Huruf ‘O’

Olahraga dan Aktivitas Seru dengan Benda-Benda yang Memiliki Nama Mulai dari Huruf ‘O’

Mengutamakan Kepentingan Negara dan Masyarakat: Sebuah Gagasan yang Perlu Disosialisasikan

Mengutamakan Kepentingan Negara dan Masyarakat: Sebuah Gagasan yang Perlu Disosialisasikan

Placeholder image

Apa yang Dimaksud dengan Gerak dalam Tari?

Avatar photo

Memiliki prinsip bahwa setiap orang mempunyai alasannya masing-masing untuk menghasilkan sebuah keputusan atau berperilaku. Hobi menulis yang ditekuninya dari sejak kecil ternyata membuat Priskila semakin komunikatif dalam menulis beragam topik dan berlanjut hingga sekarang. Disamping itu, Priskila juga menjadikan profesi Human Resource sebagai pekerjaan yang ditekuninya hingga saat ini. View all posts by Priskila

Tulis Komentar Anda Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Academia.edu no longer supports Internet Explorer.

To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to  upgrade your browser .

Enter the email address you signed up with and we'll email you a reset link.

  • We're Hiring!
  • Help Center

paper cover thumbnail

Proses Keperawatan

Profile image of husnun hamidah

Related Papers

Dello Panggarbesi

Dello 1733033 IK7A Abstrak Proses keperawatan merupakan suatu pendekatan dalam pemecahan masalah yang memudahkan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan. Proses keperawatan ini mengandung elemen untuk berpikir kritis yang memungkin kan untuk membuat penilaian dan mengambil tindakan. Proses keperawatan dalam keperawatan kritis meliputi pengkajian, analisa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Proses keperawatan kritis dimulai dari penegakan diagnosis, penetapan luaran dan intervensi. Menurut AACN standar perawatan untuk akut dan kritis pada keperawatan kritis yaitu assessment, diagnosis, outcome identification, planning, implementation, dan evaluation. Berpikir kritis dan proses perawatan Keterampilan berpikir kritis diperlukan sewaktu menerapkan proses menyusun pengkajian, perencanaan, intervensi, dan evaluasi dan membuat keputusan tentang perawatan pasien. Proses keperawatan dalam keperawatan kritis yaitu (Williams and Wilkins, 2012, p. 8): a. Pengkajian Untuk mendapatkan data pengkajian : 1. Ajukan pertanyaan yang relevan 2. Validasi bukti atau data yang telah dikumpulkan 3. Kenali masalah saat ini dan yang potensial. Kemudian pastikan untuk menganalisis data penilaian dan menentukan diagnosis perawatan. Untuk melakukan ini, anda harus menafsirkan data yang dikumpulkan dan mengidentifikasi kesenjangan. Misalnya, jika nilai

contoh problem solving dalam keperawatan

Rezki fauziah

Putri Zalukhu

Fitriani Nassyam

Maria Margaretha Ulemadja Wedho

Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Pikiran atau memori menyimpan segala sesuatu dan hanya mengingat apa yang diperlukan dan apa yang berarti dalam kehidupan. Dengan demikian seseorang mampu menganalisis informasi yang didapat dan mengembangkan kreativitas serta lebih berhasil dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Pikiran kita menyimpan segala sesuatu yang dilihat, didengar dan dirasakan. Tantangannya adalah mengingat kembali informasi tersebut. Oleh karena itu untuk memaksimalkan memori, kita harus membuat informasi tersebut bermakna, yaitu memahami informasi tersebut dengan mengetahui apa pentingnya suatu informasi dan member makna sendiri, yaiu mengasosiasikannya dengan hal-hal dari kehidupannya sendiri. Perawat sebagai bagian dari pemberi pelayanan kesehatan, yaitu memberI asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan akan selalu dituntut untuk berpikir di dala...

bela romandha

Nurul farida

Kristina Tampubolon

ABSTRAKPerawat sebagai suatu profesi dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu asuhan keperawatan maka jawabannya adalah dengan adanya standar. Standar merupakan level kinerja yang diinginkan dan yang dapat dicapai dimana kerja aktual dapat dibandingkan. . Dokumentasi asuhan keperawatan mencakup pernyataan dan pelaporan tentang pengkajian (pengumpulan data), diagnosis keperawatan, rencana tindakan keperawatan, tindakan dan evaluasi keperawatan.Dokumentasi yang efektif menjamin kesinambungan pelayanan, menghemat waktu, dan meminimalisasi resiko kesalahan Fator-faktor yang berhubungan dengan perilaku pendokumentasian adalah pengetahuan, sikap, beban kerja, saran, insentif dan kepemimpinan. Asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan untuk pemecahan masalah pada pasien dengan memberikan pelayanan keperawatan. Sejauh ini perawat tidak sepenuhnya melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan SOP.Sedangkan, Proses Keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisasi dalam pember...

Mustain Al Ibroh

Keperawatan

RELATED PAPERS

Neuroscience Letters

Jean-René Cazalets

Social Concept

Juliet Schor

Ernesto Vilches Izquierdo

Online Communities and Social Computing

Vivian Hsueh Hua Chen

Journal of Sound and Vibration

Morgan Palmer

Advanced Engineering Materials

Sergiy Divinski

Acta Fisiátrica

Vita trans historiam

Jana Magdaléna Micháleková (Májeková)

Arthroscopy: The Journal of Arthroscopic & Related Surgery

Vincent Everts

Ya' Rakha Muyassar

Journal of Nervous & Mental Disease

Muge Combas

Proceedings of the 2014 International Conference on Education Technology and Social Science

Bruce Burton

Histopathology

Dafydd Thomas

Muhammad Usama

Journal of Multilingual and Multicultural Development

Mastin Prinsloo

International Journal of Higher Education

Hilal AL-Shandoudi

Revista de Economia e Agronegócio

José Da Silveira

Proceedings of the Zoological Society of London

Martin Jacoby

Nineteenth-Century Art Worldwide

Kedra Kearis

Turkish Journal of Agriculture - Food Science and Technology

Zerrin Yüksel

NACADA Journal

Thomas Grites

办理拉筹伯大学毕业证 购买澳洲大学文凭LTU毕业证文凭学历

Zaihan Zailan

Relicta. Archeologie, Monumenten- en Landschapsonderzoek in Vlaanderen

Ignace Bourgeois

  •   We're Hiring!
  •   Help Center
  • Find new research papers in:
  • Health Sciences
  • Earth Sciences
  • Cognitive Science
  • Mathematics
  • Computer Science
  • Academia ©2024
  • Hubungi kami
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy

contoh problem solving dalam keperawatan

Ilmu Keperawatan, mari lebih mengerti

  • Kuliah S-1 Managemen
  • Kuliah S-1 Pediatrik
  • Kuliah S-1 Maternitas
  • Kuliah S-1 Jiwa
  • Kuliah S-1 Medikal Bedah
  • Kuliah S-1 Ilmu Komputer
  • Tugas Magister
  • Teori Keperawatan
  • Medikal Bedah
  • Ilmu Komputer
  • Kalimat Motivasi
  • Kisah Inspiratif

Sunday, November 6, 2016

Contoh kasus pemecahan masalah dilema etik keperawatan.

contoh problem solving dalam keperawatan

  • Mengembangkan data dasar
  • Mengidentifikasi konflik
  • Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
  • Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat
  • Mendefinisikan kewajiban perawat
  • Membuat keputusan

contoh problem solving dalam keperawatan

2 comments:

contoh problem solving dalam keperawatan

contoh kasus sama cara menyelesaikannya tidak di masukkan kalau bisa tolong dimasukkan secara detail menjadi referensi buat yang lain, Terimakasih

contoh problem solving dalam keperawatan

Blom lengkap problem solving Nmuh SDH bgs

Post a Comment

Twitter

Cari dalam blog ini

Now trending on ads, popular posts.

' border=

Blog Archive

  • ►  March (2)
  • ►  October (1)
  • ►  September (2)
  • ►  March (1)
  • ►  November (6)
  • ►  August (2)
  • ►  December (7)
  • KONSEP BAB.1: Hubungan Perilaku Caring Perawat rua...
  • PEMANFAATAN TEKNOLOGI TELEKOMUNIKASI (TELENURS...
  • Apakah Sengstaken Blakenmore Tube lebih efektif un...
  • Hubungan Pola Asuh Orang tua dengan Perilaku sulit...
  • PENATALAKSANAAN DIAGNOSTIK PERITONEAL LAVAGE PADA ...
  • Penanganan masalah Psikologis Korban Bencana
  • KONSEP BAB.1: Pengaruh Senam Yoga terhadap penurun...
  • Konsep Bab.1: Pengaruh Simulasi P3K terhadap keter...
  • teori Kari Marie Martinsen Philosophiof caring
  • Teori Medeline Leininger : Transcultural nursing
  • Teori keperawatan Maternal Role Attainment (MRA) R...
  • End Of Life Theory Cornelia M Ruland
  • Tingkatan Teori Keperawatan
  • MANAJEMEN BENCANA MENGGUNAKAN MODEL EKOLOGI
  • Pemberian layanan Informed Consent pada Setting In...
  • Pemecahan Dilema Etika Keperawatan
  • Sistem pakar: APLIKASI GOOGLE MAPS DALAM PENYEBARA...
  • Peran Perawat dan Kepemimpinan dalam Keperawatan u...
  • Contoh Kasus Pemecahan Masalah Dilema Etik Keperaw...
  • PROPOSAL PROGRAM PEMBELAJARAN : PENGEMBANGAN KURI...
  • Hubungan Credentialing dalam Membangun Profesional...
  • Nilai, Moral dan Budaya dalam Etika Profesi Kepera...
  • Aplikasi Teori Caring Watson
  • Aplikasi Teori Katharine Kolcaba
  • APLIKASI TEORY BETTY NEUMAN
  • Konsep Bab.1: Pengaruh dukungan keluarga terhadap ...
  • ►  October (11)

Total Pageviews

Featured post, 'dua variabel' dalam skripsi keperawatan.

Skripsi atau penelitian dalam Keperawatan biasanya memakai konsep Bivariat atau membandingkan dua variabel. Walaupun ada juga yang han...

contoh problem solving dalam keperawatan

IMAGES

  1. Proses Keperawatan Sebagai Problem Solving

    contoh problem solving dalam keperawatan

  2. contoh kasus problem solving cycle kesehatan

    contoh problem solving dalam keperawatan

  3. Problem Solving Apa itu Masalah Mengapa masalah perlu

    contoh problem solving dalam keperawatan

  4. contoh kasus problem solving cycle kesehatan

    contoh problem solving dalam keperawatan

  5. PPT

    contoh problem solving dalam keperawatan

  6. Contoh Rencana Asuhan Keperawatan

    contoh problem solving dalam keperawatan

VIDEO

  1. Sisi Cermat Episode 17 : Problem Solving dalam Pembelajaran Matematika

  2. #Episode9 Pembahasan Soal UKOM : PREDIKSI SOAL MANAJEMEN KEPERAWATAN

  3. Menguasai Konstanta di Pascal

  4. Part 1 _ Soal UKOM Masalah Keperawatan & Penilaian Kekuatan Otot Yang Lazim Muncul & Wajib Diketahui

  5. Cara Menentukan Masalah Keperawatan

  6. Aljabar Linear : Ruang Hasil Kali Dalam

COMMENTS

  1. Pemecahan Masalah dalam Keperawatan

    Tahap-tahap Problem Solving. Pemecahan masalah sebagai teknik pengambilan keputusan, memiliki tahapan sebagai berikut. Mengidentifikasi dan mendefinisikan hakekat masalah, sehingga dapat menyajikan masalah dalam bentuk yang lebih jelas, dalam bentuk yang operasional.

  2. Proses Keperawatan Sebagai Problem Solving

    Dokumen tersebut membahas proses keperawatan sebagai metode pemecahan masalah berbasis masalah melalui 5 tahapan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi serta menjelaskan konsep NANDA, NIC, dan NOC dalam merencanakan dan mengevaluasi hasil perawatan.

  3. (PDF) IMPLEMENTASI PEMECAHAN MASALAH DALAM PROGRAM ...

    Budiyono et al. (2015) Problem Solving Cycle Masalah Kesehatan Ibu dan Anak dalam Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan, repository.uinsu.ac.id. Universitas Islam Negeri Sumatra Utara Jan 2021

  4. (PDF) MODUL SERIAL KEPERAWATAN : BERFIKIR KRITIS

    Berpikir kritis adalah cara manusia berpikir secara logis tentang suatu hal. Dengan berpikir secara kritis, manusia bisa menganalisis fakta, membuat gagasan atau pendapat, mempertahankan pendapat ...

  5. Proses Keperawatan: Optimalisasi Asuhan Keperawatan

    Proses keperawatan adalah suatu metoda di mana suatu konsep diterapkan dalam praktek keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem solving yang memerlukan ilmu, tehnik dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien / keluarga.

  6. Proses Perumusan Masalah Dan Pengambilan Keputusan Di Dalam Asuhan

    Membuat keputusan merupakan bagian dari kehidupan kita sehari-hari baik secara individu ataupun secara kelompok, terutama dalam suatu asuhan keperawatan. Pengambilan keputusan mempunyai arti ...

  7. PDF Pengaruh Penerapan Metode Problem Solving for Better Health (Psbh

    Hasil penelitian didapati adanya pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan penerapan metode problem solving for better health terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Siti Aisyah Lubuklinggau (pada kelompok intervensi dan kontrol) dengan p value 0,002 pada kelompok intervensi dan 0,007 pada kelompok kontrol.

  8. TESIS PENGARUH PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING for BETTER HEALTH (PSBH

    meningkatkan efektifitas manajemen dalam menjaga proaktifitas perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatan. Kata kunci: Problem Solving Better Health, proaktifitas perawat, operan pasien.

  9. Konsep dasar Problem Solving (pemecahan Masalah)

    Artikel Keperawatan Thursday, March 14, 2019. Konsep dasar Problem Solving (pemecahan Masalah) BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG. Strategi belajar mengajar pemecahan masalah memb e ri tekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar. Proses ini dapat juga disebut sebagai proses internalisasi oleh karena didalam interaksi tersebut ...

  10. PDF Intervensi Problem Solving Cycle (PSC) Berdasarkan 7 Prinsip Menuju

    Problem Solving Cycle (PSC) Intervention Program Based on 7 Principles to Hospital Patient Safety. AGUS DONNY SUSANTO* WIDODO J. PUDJIRAHARDJO**. *RSU Surya Husadha, Bali **Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya. ABSTRACT.

  11. Cara Menulis Rumusan Masalah dalam Penelitian Keperawatan [+ Contoh]

    Dalam artikel ini kita akan membahas tentang cara menulis rumusan masalah penelitian keperawatan secara komprehensif. Daftar Isi. Identifikasi Masalah. Sumber-Sumber Masalah Penelitian. Ciri-ciri Masalah Penelitian yang Baik. Cara Menulis Rumusan Masalah. Contoh Rumusan Masalah Penelitian 1. Contoh Rumusan Masalah Penelitian 2.

  12. Manajemen Keperawatan Problem Solving

    Manajemen Keperawatan Problem Solving | PDF. Scribd adalah situs bacaan dan penerbitan sosial terbesar di dunia.

  13. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesiapan Perawat Dalam

    pendekatan problem solving yang ideal serta menekankan pada penerap an penelitian terbai k dalam membuat keputusan perawatan kesehatan. Kemampuan perawat dalam melakukan EBP san gat

  14. Critical Thinking, Clinical Reasoning Skills and Cognitive Abilities of

    mental processes for problem-solving, through discrimination, analyzing, predicting, reasoning, information seeking, and transforming knowledge. 33 Cognitive ability is the problem-solving skill with success determined by knowledge. Its measurement is similar to reasoning, made through various classroom assessments. Generally, the observation

  15. Problem Solving: Tahapan, Strategi dan Cara Meningkatkannya

    Daftar Isi. 1 Pengertian Problem Solving. 2 Tahapan dan Teknik Problem Solving. 2.1 1. Menemukan dan Membingkai Masalah. 2.2 2. Mengembangkan Teknik Pemecahan Masalah. 2.3 3. Evaluasi Solusi. 2.4 4. Memikirkan dan Mendifinisikan Kembali Masalah dan Solusinya. 3 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Problem Solving. 3.1 Kemampuan Mengingat Masalah.

  16. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah

    siswa keperawatan diharapkan dapat berpikir kritis untuk memproses data yang kompleks dan membuat keputusan yang cerdas mengenai perencanaan dan pengelolaan mengingat pentingnya hal tersebut dalam pembuatan keputusan, problem solving dan clinical judgment, sedangkan kepercayaan diri mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan individu, dari kemam -

  17. (PPT) Proses Keperawatan

    Proses Keperawatan kritis. 2020 •. Dello Panggarbesi. Dello 1733033 IK7A Abstrak Proses keperawatan merupakan suatu pendekatan dalam pemecahan masalah yang memudahkan perawat untuk mengatur dan memberikan asuhan keperawatan.

  18. Problem Solving: Arti, Metode, Contoh, Proses & Tips Pentingnya

    Contoh Problem Solving. Proses Problem Solving. Mengapa Skill Problem Solving Penting? Tips Meningkatkan Skill Problem Solving. Banyak orang yang mengira bahwa problem solving atau pemecahan masalah adalah suatu skill yang dapat diasah lewat praktik. Padahal, hal ini kurang tepat, lho.

  19. Pengambilan Keputusan Perawat Sebagai Pemecahan Masalah Dalam Asuhan

    Download Citation | PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERAWAT SEBAGAI PEMECAHAN MASALAH DALAM ASUHAN KEPERAWATAN | Kemampuan membuat keputusan dalam pemecahan masalah etis menjadi salah satu...

  20. Contoh Kasus Pemecahan Masalah Dilema Etik Keperawatan

    Kasus di atas merupakan salah satu contoh masalah dilema etik (ethical dilemma). Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak memuaskan sebanding.

  21. PDF Makalah Pengambilan Keputusan Klinik

    Makalah ini membahas tentang pengambilan keputusan klinik dalam asuhan keperawatan. Terdapat beberapa hal penting yang perlu dipahami seperti berfikir kritis, penilaian klinis, dan pemecahan masala... by msukri1hidayat.

  22. BERPIKIR KRITIS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIS

    Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahun 2008, tahun 2010 dan tahun 2011 beban emisi tertinggi di jalan Ahmad Yani yaitu 6.437.199,867 ton CO2 / tahun terjadi pada tahun 2011 dan ...

  23. (PDF) Interprofesional Education (IPE) Sebagai Upaya Membangun

    Interprofesional Education (IPE) Sebagai Upaya Membangun Kemampuan Perawat Dalam Berkolaborasi Dengan Tenaga Kesehatan Lain September 2018 Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan 1(1):14

  24. (PDF) PERAWATAN PALIATIF DALAM PERSPEKTIF SOSIAL DAN BUDAYA

    perawatan paliatif, yaitu: 1. Langkah 1: sikap terbuka terhadap nilai-nilai yang. berbeda. Salah satu cara untuk menghadapi keragaman. budaya pada caregiver dan pasien adalah dengan. mengembangkan ...