• FOCUS AND SCOPE
  • PUBLICATION ETHICS
  • AUTHOR(S) FEE
  • EDITORIAL TEAMS
  • ONLINE SUBMISSION
  • AUTHOR GUIDELINES
  • PEER REVIEW PROCESS
  • COPYRIGHT TRANSFER AGREEMENT
  • OPEN ACCESS POLICY
  • SCREENING FOR PLAGIARISM
  • INDEXING AND ABSTRACTING
  • JOURNAL HISTORY

model pembelajaran kooperatif creative problem solving

  • Other Journals

Web Analytics Made Easy - StatCounter

View My Stats

MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Keywords: creative thinking ability, academic achievement, creative problem solving                          

Abstrak. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu dari keterampilan abad 21 yang harus dimiliki siswa. Kemampuan ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah secara langsung. Penelitian ini bertujuan meningkatkan a ktivitas guru, a ktivitas siswa, k emampuan berpikir kreatif, dan h asil belajar siswa di kelas XI IPA 2 SMA PGRI 6 Banjarmasin dengan menerapkan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Penelitian menggunakan desain penelitian tindak an kelas ( PTK ) dengan 2 siklus. Subjek penelitian merupakan siswa kelas XI IPA berjumlah 39 orang. Data dianalisis menggunakan teknik persentase dan deskriptif kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa a ktivitas guru dalam pelaksanaan tindakan meningkat dari 70,15% ( b aik) menjadi 85,46% ( s angat baik) . Aktivitas siswa pada siklus I 67,27% (cukup aktif) menjadi 85% pada siklus II (aktif) . Kemampuan berpikir kreatif siswa untuk indikator f luency , semula 59,25% menjadi 77,42%, f lexibility yang semula 37,25 % menjadi 55,03%, elaboration yang awalnya 39,75% menjadi 69,75% . Hasil belajar kognitif siswa secara klasikal  dengan persentase 69,23 % meningkat menjadi 87,17 %. H asil belajar afektif siswa meningkat dari 53,35% menjadi 70,15% pada siklus II dan hasil belajar psikomotor ik siswa yang semula 59,69% menjadi 69,4% pada siklus II . Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran CPS dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Agung. B. (2015). Peningkatan Kemampuan Pemecahan dan Masalah Berpikir Kreatif Matematis dan Habits of Mind Siswa SMA melalui Pendekatan Creative Problem Solving. Thesis. SPS UPI.

Al-Oweidi, A. (2013). Creative Characteristics and Its Relation to Achievement and

School Type among Jordanian Students. Creative Education, 4(1): 29-34.

Amalia, N. F. (2013) Keefektifan Model Kooperatif Tipe Make A Match dan Model CPS Tehadap Pemecahan Masalah dan Motivasi Belajar. Jurnal Kreano, 4(2): 151-158.

Apriyadi & Syahmani. (2011). Aplikasi Model Creative Problem Solving (CPS) pada Pembelajaran Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan di SMA. Quantum: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, 2(1): 25-32.

Cardellini, L. (2006). Fostering creative problem solving in chemistry through group work. Chemistry Education Research and Practice, 7(2): 131-140.

Cohen. R. J. (2010). Psychological Testing and Assessment: An Introduction to Test and Measurement 7th Edition. New York: McGraw-Hill.

Filsaime, D.K. (2008). Menguak rahasia berpikir kritis dan kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Hartantia, R. M. Elfi & Agung. N. (2013). Penerapan model creative problem solving (CPS) untuk meningkatkan minat dan hasil belajar kimia pada materi pokok termokimia siswa Kelas XI. IPA 2 SMA Negeri Colomadu Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Kimia, 2(2): 100-109.

Huda, M. (2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Indrayani, P.U. (2002). Model pembelajaran creative problem solving dengan pendekatan open ended untuk peningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas VIII E SMP Negeri 13 Malang. Skripsi Sarjana. Universitas Malang, Malang.

Kandemir, A. M. & Gur, H.. (2007). Creativity training in problem solving: a model of creativity in mathematics teacher education. New Horizons in Education, 55(3): 107-122.

La Moma. (2017). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa Melalui Metode Diskusi. Cakrawala Pendidikan, 36(1): 130-139.

Lai, E.R. (2011). Critical Thinking: A Literature Review. Research Report. Pearson

Lawshe, C. H. (1975). A Quantitative Approach To Content Validity. Personnel Psychology, 28: 563-575.

Lin, C.Y. (2017). Threshold effects of creative problem-solving attributes on creativity in the math abilities of Taiwanese upper elementary students. Education Research International, 2017: 1-9.

Munandar, U. (2012). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta

Nur, M. (2014). Berpikir Kreatif. Surabaya: Unesa Press.

Putra, T. T., Irwan & Vionanda, D. (2012). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dengan Pembelajaran Berbasis Masalah. Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1): 22-26.

Risna, Hamid, A., & Winarti, A. (2017). Meningkatkan Keterampilan Generik Sains dan Hasil Belajar Menggunakan Model Creative Problem Solving dilengkapi Laboratorim Virtual Materi Hidrolisis Garam Kelas XI IPA 2 SMA PGRI 4. Journal of Chemistry and Education, 1(1): 131-142.

Risnawati & Saadi, P. (2016). Meningkatkan Kemampuan Berpikir kReatif dan Hasil Belajar Melalui Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) pada Materi Larutan Penyangga. Quantum: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, 7(2): 127-134.

Rusmansyah. (2015). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil belajar Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Menggunakan Model Creative Problem Solving. Quantum: Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, 6(1): 108-121.

Sakaningsih, N. M., Asri, I. G. A. A. S. A, & Negara, I. G. A. O. (2014). Model Pembelajaran Creative Problem Solving Berbasis Reinforcement Berpengaruh Terhada Hasil Belajar Pkn Siswa Kelas V SDN 18 Dangin Puri. Jurnal Mimbar PGSD Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD, 2(1): 1-10.

Sari, Y. F. (2014). Upaya Peningkatan Kreatifitas Berpikir dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Kimia Melalui Metode Mind Mapping. Skripsi Sarjana. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Tidak dipublikasikan

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Siswadi, I. P., Abadi, S. G & Negara, I. G. A. O. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Berbantuan Media Grafis Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Gugus VI Pangeran Diponegoro Denpasar Barat Tahun Ajaran 2013/2014. Junal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan PGSD, 2(1).

Solfitri, T & Armis. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI IPA 1 MAN 2 Model Pekanbaru. Jurnal Penerapan Model Pembelajaran, 2(2): 1-14.

Sudarma, M. (2013). Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kreatif. Bandung: Rajagrafindo persada.

Suharsimi, A., Suhardjono & Supardi. (2015). Penelitian Tindak Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Supardi, K. I & Putri, I. R . (2010). Pengaruh Penggunaan artikel Kimia dari Internet Pada Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, 4(1): 574-581.

Totiana, F., Elfi, S.V.H., & Tri, R. (2012). Efektivitas model pembelajaran creative problem solving (CPS) yang dilengkapi media pembelajaran laboratorium virtual terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok koloid kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2011/2012. 1. Jurnal Pendidikan Kimia, 1(1): 74-79.

Wahyu, Rusmansyah, & Sholahuddin, A. (2017). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Self Efficacy Siswa Menggunakan Model Creative Problem Solving pada Materi Sistem Koloid. Jurnal Vidya Karya, 32(1): 36-44.

Ziqri, I. M. & Supriyanto. (2014). Efektivitas model pembelajaran creative problem solving pada materi sistem pernapasan di SMAN 1 Jatibarang Brebes. Journal of Biology Education, 3(3): 8-14.

  • There are currently no refbacks.

Indexed By:

model pembelajaran kooperatif creative problem solving

Vidya Karya is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .

Karakteristik dan Implementasi Model Pembelajaran Creative Problem Solving

Model pembelajaran creative problem solving.

Model pembelajaran creative problem solving digunakan untuk merangsang siswa dalam berfikir. Model pembelajaran ini akan banyak memanfaatkan model-model pembelajaran lain yang dimulai dari pencarian masalah sampai kepada penarikan kesimpulan . disamping itu, model pembelajaran ini juga akan melibatkan banyak kegiatan dengan bimbingan dari para pengajar. Model pembelajaran creative problem solving tidak akan dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak mendukung dialog interpersonal atau yang tidak memperhatikan dimensi rasa social dari pembelajaran didalam kelas. Komunikasi dan interaksi kooperatif diantara teman sekelas dan sikap-sikap kooperatif bisa terus bertahan. Aspek rasa social dari kelompok, pertukaran intelektualnya, dan maksud dari subyek yang berkaitan dengannya dapat bertindak sebagai sumber-sumber penting maksud tersebut bagi usaha para siswa untuk belajar. Dalam pemecahan masalah-masalah baru yang dihadapi diperlukan kesanggupan untuk berfikir. Oleh sebab itu, sudah sewajarnya sekolah turut bertanggungjawab mempersiapkan siswa dengan menggunakan model pembelajaran creative problem solving dalam mengajarkan mata pelajaran matematika. Model pembelajaran ini lebih memusatkan kegiatan pada murid, namun disertai dengan bimbingan dari para guru. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat mengaplisakannya dalam situasi-situasi problematic dalam kehidupannya sehari-hari.

Menurut Suryosubroto Pembelajaran Creative Problem Solving memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Melatih peserta didik untuk berfikir divergen dalam memecahkan masalah dengan berbagai cara, mampu memberikan berbagai alternatif pemecahan atas masalah dan kemampuan mengemukakan berbagai gagasan baru, dengan cara-cara baru yang jarang dilakukan orang lain.
  • Peran pendidik lebih banyak menempatkan diri sebagai fasilitator, motivator dan dinamisator belajar bagi peserta didik.

Implementasi Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dapat dilakukan dengan tahapan yaitu:

  • Tahap awal dilakukan dengan memberi apersepsi dan penguatan serta kesiapan mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran, kemudian mengulas kembali materi sebelumnya yang dijadikan prasayarat materi, dan memotivasi kepada mahasiswa tentang pentingnya pembelajaran yang akan dilaksanakan.
  • Klarifikasi permasalahan yang ada dalam proyek/kelopok sehingga mahasiswa mengetahui solusi yang diharapkan dari proyek tersebut. Dalam tahap ini, masing-masing kelompok mengajukan draf kepada dosen tentang proyek yang akan dipecahkan permasalahannya.
  • Pengungkapan gagasan dengan memberi kesempatan kepada mahasiswa menggali dan mengungkapkan pendapat sebanmyak-banyaknya berkaitan dengan strategi pemecahan masalah yang dihadapi dalam proyek tersebut.
  • Evaluasi dan seleksi berbagai gagasan tentang strategi pemecahan masalah, sehingga pada akhirnya diperoleh suatu strategi yang optimal dan tepat.
  • Implementasi yaitu mahasiswa bersama kelompoknya memutuskan tentang strategi pemecahan masalah dalam proyeknya dan melaksanakan strategi yang dipilih dalam memecahkan permasalahan sesuai dengan draf kerja yang telah diajukan. Setelah pekerjaan selesai siswa bersama kelompoknya mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas dengan menggunakan media sesuai dengan kreatifitasnya untuk menyampaikan gagasannya dan mendapatkan saran dan kritik dari pihak lain sehingga diperoleh solusi yang optimal berkaitan dengan pemecahan masalah. Kemudian dosen bersama mahasiswa menyimpulkan materi pembelajaran ke arah matematika formal.
  • Tahap penutup. Sebagai pemantapan materi, secara individual mahasiswa mengerjakan quiz yang ditampilkan dengan media pembelajaran dan dosen memberikan poin bagi mahasiswa yang mampu memecahkan permasalahan sebagai upaya memotivasi mahasiswa dalam mengerjakan soal-soal. Suatu soal yang dianggap sebagai masalah adalah soal yang memerlukan keaslian berpikir tanpa adanya contoh penyelesaian sebelumnya.

Model Pembelajaran Creative Problem Solving cocok digunakan dalam peningkatan kemampuan memecahkan masalah karena dalam model pembelajaran ini pengalaman sebelumnya dalam menyelesaikan suatu masalah merupakan faktor yang penting dalam menyelesaikan masalah baru yang berbeda, disamping faktor minat siswa.

Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang memusatkan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Dalam hal ini peserta didik terlibat dalam memecahkan masalah sehingga peserta didik lebih berfikir aktif, kreatif dan dapat memperoleh manfaat yang maksimal baik dari proses maupun hasil belajarnya. CPS merupakan model pembelajaran untuk menyelesaikan masalah secara kreatif. Guru dalam model pembelajaran CPS bertugas untuk mengarahkan peserta didik memecahkan masalah secara lebih mandiri, kreatif dan membebaskan peserta didik untuk berimajinasi. Guru juga bertugas untuk menyedikan materi pelajaran atau topik diskusi yang dapat merangsang pemikiran peserta didik untuk dapat berfikir kreatif dalam memecahkan masalah pada proses belajar mengajar. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran (CPS) merupakan model pembelajaran yang berbasis pemecahan masalah secara kreatif yang berpusatkan pada peserta didik untuk berimajinasi agar kemampuan berfikir kreatif peserta didik meningkat.

Dengan menerapkan model pembelajaran Creative Problem Solving diharapkan dapat memotivasi serta mendorong peserta didik agar lebih berpikir kreatif agar bisa memecahkan suatu permasalahan dalam proses pembelajaran. Model Pembelajaran Creative Problem Solving merupakan model pembelajaran yang memusatkan pada pengajaran serta keterampilan dalam pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Model pembelajaran CPS memiliki kelemahan diantaranya adalah membutuhkan waktu yang cukup lama dalam proses pembelajarannya, memungkinkan peserta didik menjadi bosan karena harus menyelesaikan masalah yang kompleks dengan banyak variasi jawaban, memilih topik yang dapat mengembangkan kreatifitas peserta didik bukanlah suatu hal yang mudah.

Menghasilkan Uang dari snack video

Page Header Logo

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Creative Problem Solving (CPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa

model pembelajaran kooperatif creative problem solving

Kemampuan pemecahan masalah merupakan hal yang perlu disoroti dalam belajar serta dipandang sebagai bagian dasar dari pembelajaran sains di sekolah. Hal ini dikarenakan sains khususnya Fisika berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari yang cakupan topiknya berbasis masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji penerapan model  pembelajaran Creative Problem Solving dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Hal ini karena kemampuan pemecahan masalah membantu siswa untuk berpikir kritis ,lalu berdampak pada memecahkan masalah berdasarkan konsep dan teori yang relevan.Metode penelitian adalah kajian teori tentang Model Pembelajaran (CPS) Model Creative Problem Solving meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. Dari hasil  kajian literature dapat disimpulkan bahwa dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada siswa dari 75% menjadi 93,75%, disamping itu, siswa dapat melakukan keterampilan memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa dipikir, keterampilan memecahkan masalah memperluas proses berpikir kritis

model pembelajaran kooperatif creative problem solving

PlumX Metrics

  • Editorial Team
  • Peer Reviewers
  • Focus & Scope
  • Author Guidelines
  • Online Submission
  • Publication Ethics
  • Peer Review Process
  • Article Processing Cost
  • Abstracting & Indexing

Flag Counter

  • Manuscript Template

model pembelajaran kooperatif creative problem solving

  • Recommended Tools

model pembelajaran kooperatif creative problem solving

  • Bahasa Indonesia
  • For Readers
  • For Authors
  • For Librarians

Creative Commons License

  • EDITORIAL TEAM
  • FOCUS AND SCOPE
  • ONLINE SUBMISSION
  • AUTHOR GUIDELINES
  • PUBLICATION ETHICS
  • PEER REVIEW PROCESS
  • ARTICLE PROCESSING CHARGES
  • COPYRIGHT NOTICE
  • JOURNAL HISTORY
  • ACCREDITATION

model pembelajaran kooperatif creative problem solving

IN COLLABORATION WITH

model pembelajaran kooperatif creative problem solving

STATISTICS VISITORS

Flag Counter

  • Other Journals
  • Announcements

PENERAPAN MODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

Penelitian ini dilatarbelakangi masih rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V Sekolah Dasar Negeri Karamat 1 dengan menerapkan model pembelajaran creative problem solving (CPS) . Metode Penelitian yang digunakan peneliti  adalah penelitian tindakan kelas yang bekerjasama dengan guru kelas V SD Negeri Karamat 1, dengan jumlah siswa kelas V sebanyak 20 siswa terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian ini berlangsung dalam 3 siklus, setiap siklus terdiri dari 3 tindakan. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu observasi, tes, wawancara, dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa menerapkan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri Karamat 1. Hal tersebut di buktikan dengan data hasil pembelajaran. Pada siklus I nilai rata-rata kelas mencapai 65,08 jika dilihat dari ketuntasan belajar siswa 8 siswa (40%) yang telah mencapai nilai KKM, sedangkan 12 siswa (60%) masih dibawah KKM. Pada siklus II nilai rata-rata kelas mencapai 66,50 dilihat dari 11 siswa (55%) telah mencapai nilai KKM, sedangkan 9 siswa (45%) masih dibawah KKM. Pada siklus III dengan nilai rata-rata mencapai 80,0 dilihat dari 17 siswa (85%) telah mencapai nilai KKM, sedangkan 3 siswa (15%) masih dibawah KKM, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran creative problem solving (CPS) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri Karamat 1. 

Kata Kunci : creative problem solving (CPS), hasil belajar, pembelajaran IPA

Busyari, A. & Sinaga, P. (2015). Strategi pembelajaran creative problem solving (CPS) berbasis eksperimen untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan keterampilan berpikir kreatif. Jurnal pengajaran MIPA. 20(2), hlm 133-143.

Ciptaningtyas, A. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Creative Problem Solving (CPS) Pada Materi Bilangan di SMP Kelas VII. Jurnal ilmiah pendidikan matematika. 5(1), hlm 1-5.

Eriyanti, E. & Suryanti. (2018). Pengaruh model creative problem solving (CPS) terhadap kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran IPA Kelas IV SDN Kemuning Tarik Sidoarjo. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar. 6(9), hlm. 1548-1557.

Hamdu, G & Agustina, L. (2011). Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA di sekolah dasar. Jurnal penelitian pendidikan. 12(1), hlm 81-86.

Hikmah, D., & M. Natsir. (2009). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah Tipe Creative Problem Solving (CPS) untuk Meningkatkan Ketuntasan Belajar Fisika Siswa Kelas VIII-E SMP N 1 Ma’rang Kabupaten Pangkep. JSP. 10, hlm1-9.

Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Oktaviani&Nugroho. (2015). Penerapan model model pembelajaran creative problem solving (CPS) pada pembelajaran kalor untuk meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan komunikasi. Unnes Physics Education Journal. 4(1), hlm 27-31.

Prastiwi, M. (2018). Kemampuan pemecahan masalah pada siswa kelas VII SMP. E-jurnal-pensa. 6(2), hlm 98-103.

Subakir, B. (2013). Peningkatan Belajar Kreatif dan Hasil Belajar Fisika Melalui Pendekatan Creative Problem Solving (CPS). Jurnal pendidikan fisika. 2(2), hlm 49-56.

Sanjaya, W. (2016). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Susanto, A. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana.

Triyono, dkk. (2017). Pengaruh pembelajaran ipa berbasis creative problem solving terhadap kreativitas siswa SMP. Jurnal Pendidikan. 1(2), hlm 214-226.

Uno, Hamzah, B. dan Nurdin, M. (2011). Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: Bumi Aksara.

Yuliati, Y. (2016). Peningkatan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Prosiding seminar nasional pendidikan dasar. Vol 2, hlm 124-129

  • There are currently no refbacks.

Academia.edu no longer supports Internet Explorer.

To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to  upgrade your browser .

Enter the email address you signed up with and we'll email you a reset link.

  • We're Hiring!
  • Help Center

paper cover thumbnail

Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

Profile image of Sigid Edy Purwanto

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran creative problem solving terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan bentuk pre- eksperimental design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 157 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel purposive dan di dapat sampel berjumlah 73 siswa di SMP Negeri 17 Bekasi kelas VII semester genap 2018/2019. Instrumen penelitian ini berupa tes kemampuan berpikir kreatif yang telah di uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran. Data hasil penelitian telah diuji normalitas dan homogenitas kemudian diperoleh hasil data yang tidak berdistribusi normal. Uji hipotesis menggunakan uji Mann-Whitney atau uji-U menghasilkan dan pada taraf signifikan 5% sehingga diperoleh yang mengakibatkan H 0 ditolak. Kesimpulan hasil penelitian adalah terdapat pengaruh pembelajaran dengan model Creative Problem Solving (CPS) ...

Related Papers

Moelyadie Caem

The purpose of this study are: (i) To determine whether the ability to write mathematics students who are taught to the think-talk-write models better than students taught with conventional learning, (ii) To determine whether the learning model of think-talk-write the student is able to deliver achieve completeness minmal classical in mathematical writing skills, (iii) To determine whether there is influence the ability to write mathematics on mathematics learning achievement. The population in this study is a class XI IPA student of SMAN Banyumas semester academic year 2011/2012 consisting of 4 classes. This research sampled are XI IPA 1 as experiments class and XI IPA 4 as control class, sampling with random sampling technique. Experimental class were learning think-talk-write, while the control classes were given conventional learning. The results showed that the average writing skills math class experiment is better than the control class, thoroughness classical experimental class greater than or equal to a minimum standard classical thoroughness, ability to write mathematical influence on mathematics learning achievement. The conclusions are obtained based on the results of research are: (i) The ability to write mathematics students who are taught to think of learning models-talk-write better than students taught with conventional learning, (ii) The ability to write mathematics students who are taught to think of learning-talk models-write to achieve the minimal classical completeness, (iii) The ability to write mathematics influence mathematics learning achievement. Pendahuluan Belajar matematika berbeda dengan belajar bidang studi lain yang bisa dipelajari dengan hanya menghafal. Dalam mempelajari matematika selain dibutuhkan hafalan juga diperlukan pemahaman, ketelitian, dan latihan-latihan secara teratur. Matematika diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan memahami apa yang terkandung dalam matematika itu sendiri. Mempelajari matematika adalah berkaitan dengan mempelajari ide-ide atau konsep-konsep yang bersifat abstrak. Untuk mempelajarinya digunakan simbol-simbol agar ide-ide atau konsep-konsep tersebut dapat dikomunikasikan. Salah satu materi matematika yang banyak digunakan pada disiplin ilmu yang lain adalah turunan. Turunan merupakan materi baru yang di dapat siswa di kelas XI. Materi turunan belum pernah diajarkan pada jenjang pendidikan sebelumnya. Materi ini diajarkan pada kelas XI di semester genap. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika kelas XI IPA dan studi pendahuluan di SMA Negeri Banyumas, menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan belajar untuk materi turunan dari tahun ke tahun tidak lebih dari 50%. Materi turunan dirasa sebagai materi yang paling susah bagi sebagian besar siswa kelas XI IPA di SMAN Banyumas. Banyak siswa yang mengerjakan soal matematika tidak runtut langkahnya dan penjelasannya tidak jelas, ini menunjukkan bahwa kemampuan menulis matematika secara umum masih rendah. Rendahnya kemampuan menulis matematika diduga menjadi penyebab rendahnya tingkat ketuntasan belajar untuk materi turunan dari tahun ke tahun.

model pembelajaran kooperatif creative problem solving

TEOREMA : Teori dan Riset Matematika

Nelly Fitriani

Nerru Pranuta , Dwi wulandari

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kesulitan siswa di dalam memecahkan permasalahan yang muncul terkait pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena sebagian besar dari siswa masih belum mampu menghubungkan pelajaran yang sudah mereka pelajari dengan kebermanfaatan di masyarakat serta bagaimana mengaplikasikan hal tersebut di lingkungan tempat tinggalnya. Dalam pembelajaran matematika, hal ini lebih dikenal dengan matematika aplikatif. Salah satu penyebab permasalahan dalam matematika aplikatif ini adalah siswa masih mengalami kesulitan dengan pembelajaran yang bersifat abstrak, sehingga mereka membutuhkan pendekatan yang mengarahkan konsep kepada sesuatu yang lebih konkrit dengan harapan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan kontekstual atau yang lebih dikenal dengan Contextual Teaching and Learning (CTL)merupakan konsep belajar yang mengaitkan materi dengan situasi dunia nyata yang memungkinkan siswa untuk dapat memperluas dan menerapkan pengetahuan mereka dalam kehidupan baik di sekolah maupun di luar sekolah. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk melihat besarnya peningkatan hasil belajar siswa terkait problem solving skill dengan menggunakan pendekatan CTL. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakan Non equivalent control group design.Instrumen yang akan digunakan di dalam penelitian ini berupa tes dan angket. Sampel dalam penelitian ini adalah Siswa kelas IV di SDN PB Kelapa Dua 1 Tangerang dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Hasil yang didapat pada penelitian ini yaitu adanya peningkatan hasil belajar siswa terkait problem solving skill dengan menggunakan pendekatan CTL. Selain itu, adanya respons positif dari siswa terhadap pembelajaran matematika dengan pendekatan CTL.

KHIMUZ KIRANA

Seminar Nasional Pendidikan Matematika VI PPPPTK Matematika, Dirjen GTK, Kemendikbud

Bakhrul Ulum

Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan mendeskripsikan etnomatematika yang ada pada masyarakat Pasuruan yang dilihat dari konsep matematika untuk sekolah dasar yang terdapat pada permainan tradisional, serta alternatif penggunaannya dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi, yang mana teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan cara studi kepustakaan, observasi, wawancara, catatan lapangan, serta dokumentasi. Secara garis besar penelitian ini dilakukan mulai dari penetapan informan, melakukan wawancara dengan informan, analisis wawancara berupa reduksi data dan penyajian data, melakukan analisis domain dan taksonomi, serta yang terakhir adalah pernarikan simpulan dalam etnografi. Berdasarkan hasil pengumpulan data penelitian diperoleh 7 jenis permainan tradisional yang ada pada masyarakat Pasuruan, yaitu: bendan, gotri, bawa’an, sodoran, patilele, nekeran, dan dam-daman. Sedangkan, dari hasil pembahasan, analisis domain, dan analisis taksonomi hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep matematika untuk sekolah dasar yang terdapat pada permainan tradisional masyarakat Pasuruan adalah konsep bilangan, geometri, serta pengukuran. Dengan demikian, permainan tradisional masyarakat Pasuruan yang memiliki konsep matematika untuk sekolah dasar, tentunya dapat digunakan dalam pembelajaran matematika, seperti pada materi pengenalan bangun datar sederhana.

Ririn Widiyasari

Buku Abstrak Semnara 2

Syafaat Ariful Huda

Dalam artikel ini, Saya akan menjelaskan bagaimana guru kreatif mempersiapkan proses pembelajaran yang bisa diterapkan dan menjadi solusi di masa Covid-19. Proses pembelajaran di sekolah dengan daring tentu berbeda dengan tatap muka. Dalam hal ini butuh faktor lain selain guru, media pembelajaran, model pembelajaran, dan strategi. Tambahannya adalah piranti dan jaringan internet. Artinya aspek yang terpenting dalam mencapai kesuksesan daring di masa pandemi ini di antaranya adalah Jaringan internet, model pembelajaran, media pembelajaran, strategi pembelajaran, dan piranti. Disini guru di tuntut kreatif untuk merencanakan pembelajaran dengan adaptasi menggunakan aplikasi-aplikasi yang sudah ada dalam piranti. Karena kreatifitas guru merupakan salahsatu solusi untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang bermaknda dalam masa pandemi ini. Harapan yang di inginkan kepada sekolah-sekolah untuk menyediakan sarana prasarana bagi guru agar proses pembelajaran daring dapat terlaksana dengan efektif dan efisien. Dengan begitu tercapainya tujuan pendidikan menjadi keniscayaan bagi lembaga pendidikan. Kata kunci: Guru, kreatifitas dan pembelajaran

Trisna Rukhmana

EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN

Gelar Dwirahayu

Jurnal Gantang

Erdawati Nurdin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran model Creative Problem Solving (CPS) jika ditinjau dari kemampuan awal matematis siswa. Desain yang digunakan pada penelitian kuasi eksperimen adalah the non-equivalent posttest only control group design. Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMA N Plus Pekanbaru. Sampel pada penelitian ini dipilih secara purposif. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI MS 1 sebagai kelompok eksperimen dan kelas XI MS 2 sebagai kelompok kontrol. Berdasarkan analisis data menggunakan uji anova dua arah diperoleh kesimpulan bahwa: (1) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang belajar menggunakan pembelajaran model Creative Problem Solving (CPS) dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional, (2) Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang mengikuti pembelajaran model Creative Problem Solving (CPS) dengan siswa yang mengiku...

RELATED PAPERS

FITK PRESS UIN Jakarta

Nerru Pranuta

Vindarini Novianti

SEJ (Science Education Journal)

Nur Amila Fatmawati

Suprih widodo

Huri Suhendri

Aan Hendrayana

ALGORITMA Journal of Mathematics Education

Tita Khalis

JPMI (Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia)

rika wahyuni

Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika

Elin Herlina

Edumatica : Jurnal Pendidikan Matematika

windia hadi

JURNAL RISET PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH

Mustain Debby-Boby

Sitti Patahuddin

Trini Andira

AKSIOMA : Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika

ari indriani

EDUMA TADRIS MATEMATIKA

Jurnal Pendidikan Indonesia

Samuel Urath

Juli Marbun

Inten Noor Imania

Muhammad Assaibin

Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika

Rostina Sundayana

Journal of Medives : Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang

Leonard Leonard

Jurnal Edukasi Matematika dan Sains

Reni Marlina

Nisa Ayunda , Eddy Hermawan

Judihar Sitanggang

Khairunnisa Khairunnisa

siti nursadiah

achmad hidayatullah

dede andrea

Widodo Winarso

JPPM JPPM , silvia dani , Heni Pujiastuti

Pythagoras: Jurnal Pendidikan Matematika

Nengah Suparta

Journal of Database Management

hetdy sitio

Bekti Widiastuti

Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

seminar penelitian

Paunk Hernawan

JKPM (Jurnal Kajian Pendidikan Matematika)

  •   We're Hiring!
  •   Help Center
  • Find new research papers in:
  • Health Sciences
  • Earth Sciences
  • Cognitive Science
  • Mathematics
  • Computer Science
  • Academia ©2024

serupa.id

seni belajar untuk hidup

Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap)

model pembelajaran kooperatif creative problem solving

Pengertian Model Pembelajaran Problem Solving

Model pembelajaran problem solving adalah model yang mengutamakan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar untuk memperkuat daya nalar yang digunakan oleh peserta didik agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar dari materi yang disampaikan. Seperti yang diungkapkan Pepkin (dalam Shoimin, 2017, hlm. 135) bahwa metode problem solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan.

Problem solving dalam pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Mengapa? Karena dengan mengetahui cara menyelesaikan masalahnya, pembelajaran akan merekat jauh lebih dalam dan tidak mudah untuk dilupakan. Dampaknya hampir sama dengan pembelajaran kontekstual, karena pada akhirnya masalah adalah hal sehari-hari yang akan ditemui oleh siswa. Pemecahan masalah merupakan keterampilan penting yang dibutuhkan pada abad-21 .

Sementara itu Purwanto (dalam Chotimah & Fathurrohman, 2018, hlm. 280-281) berpendapat bahwa model problem solving adalah suatu proses dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai keinginan yang ditetapkan.

Model ini sering disebut sebagai metode pula karena boleh dibilang merupakan salah satu penerapan problem based learning (PBL) yang sudah memiliki langkah-langkah konkret. Namun di balik itu, metode ini juga cukup dinamis untuk dimodifikasi dan disesuaikan dengan keadaan siswa atau sekolah. Oleh karena sifatnya yang dinamis, terdapat berbagai turunan dari model ini, misalnya model pembelajaran creative problem solving             .

Menurut Murray, Hanlie, et al. (dalam Huda, 2015, hlm. 273) model pembelajaran problem solving merupakan salah satu dasar teoretis dari berbagai strategi pembelajaran yang menjadikan masalah (problem) sebagai isu utamanya. Artinya akan terdapat beberapa tipe atau setting yang dapat dinaunginya.

Model problem solving adalah sebuah metode pembelajaran yang mengharuskan siswa berperan aktif dan mampu berpikir. Karena dalam problem solving siswa diharuskan mampu menganalisis materi mulai dengan mencari data sampai dengan menarik kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem solving adalah model yang memusatkan pembelajaran pada pemecahan masalah sehingga siswa dapat memperkuat daya nalar dengan menyusun cara, strategi, atau teknik baru untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

Lalu seperti apa prosedur, sintaks, atau langkah-langkah dari model ini? Berikut adalah penjelasannya.

Sintaks Pembelajaran Problem Solving

Terdapat sintaks atau acuan dasar dari seluruh fase yang harus dilakukan dalam menyelenggarakan model pembelajaran problem solving. Menurut Chotimah & Fathurrohman (2018, hlm. 287-288) sintaks model pembelajaran problem solving terdiri dari 6 tahap sebagai berikut.

  • Merumuskan masalah Kemampuan ini diperlukan untuk mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas.
  • Menelaah masalah Untuk menggunakan model problem solving, menelaah masalah diperlukan agar peserta didik dapat menggunakan pengetahuan untuk memerinci dan menganalisis masalah dari berbagai sudut.
  • Merumuskan hipotesis Kemampuan yang diperlukan lainnya adalah berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab-akibat, dan alternatif penyelesaian.
  • Mengumpulkan dan mengelompokkan data (sebagai bahan pembuktian hipotesis) Tahap ini berfungsi untuk memancing kecakapan mencari dan menyusun data serta menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar, atau tabel.
  • Pembuktian hipotesis Kecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan menghubung-hubungkan dan menghitung, serta keterampilan mengambil keputusan dan kesimpulan.
  • Menentukan pilihan penyelesaian Tahap ini akan membuat peserta didik mampu untuk membuat alternatif penyelesaian serta kecakapan menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.

Langkah Langkah Model Pembelajaran Problem Solving

Terdapat langkah-langkah konkret yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan model pembelajaran problem solving. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem solving menurut Sani (2019, hlm. 243) adalah sebagai berikut.

  • Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran.
  • Guru memberikan permasalahan yang perlu dicari solusinya.
  • Pendidik (guru) menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang benar.
  • Peserta didik mencari literatur yang mendukung untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru.
  • Siswa atau peserta didik menetapkan beberapa solusi yang dapat diambil untuk menyelesaikan permasalahan.
  • Peserta didik melaporkan tugas yang diberikan guru.

Tujuan Model Problem Solving

Dalam metode pembelajaran problem solving, pembelajaran tidak hanya difokuskan dalam upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Justru bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat tersebut adalah fokusnya. Dengan kata lain, model pembelajaran ini mengutamakan peningkatan keterampilan untuk menggunakan pengetahuan sebagiamana nantinya akan digunakan pada dunia nyata atau kehidupan sehari-hari.

Siswa yang dapat mengerjakan atau dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dapat dikatakan telah telah menguasai pelajaran dengan baik. Bersinggungan dengan hal tersebut, menurut Chotimah & Fathurrohman (2018, hlm. 282) tujuan dari pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

  • Peserta didik menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.
  • Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hasil intrinsik bagi peserta didik.
  • Potensi intelektual peserta didik meningkat.
  • Peserta didik belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Problem Solving

Setiap model pembelajaran pasti mempunyai kelebihan masing-masing. Salah satunya yakni model pembelajaran problem solving yang tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan pula. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari model ini.

Secara umum salah satu kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah meningkatnya daya kritis siswa dalam pembelajaran. Selain itu, menurut Shoimin (2017, hlm. 137-138) kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.

  • Membuat peserta didik lebih menghayati pembelajaran berdasarkan kehidupan sehari-hari.
  • Melatih dan membiasakan para peserta didik untuk menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
  • Dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara kreatif.
  • Peserta didik sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya dari semenjak sekolah (sebelum memasuki kehidupan nyata).
  • Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
  • Membuat peserta didik berpikir dan bertindak kreatif.
  • Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
  • Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
  • Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
  • Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara yang tepat.
  • Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.

Sementara itu, menurut Sanjaya (2016, hlm. 220) keunggulan dari metode problem solving adalah sebagai berikut.

  • Merupakan teknik pembelajaran yang cukup bagus agar siswa lebih memahami isi pelajaran.
  • Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
  • Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
  • Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
  • Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.

Menurut Sanjaya (2016, hlm. 220) kelemahan dari metode problem solving adalah sebagai berikut ini.

  • Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
  • Keberhasilan strategi pembelajaran melalui PBL membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
  • Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin dipelajari.
  • Chotimah, C., & Fathurrohman, M. (2018). Paradigma Baru Sistem Pembelajaran dari Teori, Metode, Model, Media, Hingga Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
  • Huda, Miftahul. (2015). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Sani, R.A. (2019). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
  • Sanjaya, Wina (2016). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan ( Cetakan ke 12). Jakarta: Kencana Prenada Media.
  • Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Artikel Terkait

Gabung ke percakapan.

Terima kasih, sangat membantu bagi saya, semakin mengerti model pembelajaran problem solving.

Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.

Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.

Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.

Tinggalkan Komentar

COMMENTS

  1. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (Cps) Untuk Meningkatkan

    MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA. ... Amalia, N. F. (2013) Keefektifan Model Kooperatif Tipe Make A Match dan Model CPS Tehadap Pemecahan Masalah dan Motivasi Belajar. Jurnal Kreano, 4(2): 151-158. Apriyadi & Syahmani. (2011).

  2. (PDF) Model Pembelajaran Creative Problem Solving pada Kemampuan

    Awalnya Pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving terhadap kemampuan berpikir kreatif mengakibatkan aktivitas belajar siswa baik (Rolia, Rosmaiyadi, & Husna, 2017).

  3. Karakteristik dan Implementasi Model Pembelajaran Creative Problem Solving

    Model pembelajaran creative problem solving digunakan untuk merangsang siswa dalam berfikir. Model pembelajaran ini akan banyak memanfaatkan model-model pembelajaran lain yang dimulai dari pencarian masalah sampai kepada penarikan kesimpulan . disamping itu, model pembelajaran ini juga akan melibatkan banyak kegiatan dengan bimbingan dari para pengajar.

  4. Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) untuk

    Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran melalui model kooperatif tipe Creative Problem Solving (CPS) dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas V/A pada ...

  5. Perbandingan Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Kooperatif

    Salah satu model yang dapat digunakan adalah dengan menerapkan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dan model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW). ... Perbandingan Model Pembelajaran Creative Problem Solving dan Kooperatif Tipe Think Talk Write Berbantuan Geogebra. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia, 7(3), 35-49. https://doi ...

  6. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Creative Problem Solving (CPS

    Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Creative Problem Solving (CPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Hartoyo Yudhawardana Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Nusa Cendana *E-mail: hyudhawardana@gmail ARTICLE INFO ABSTRACT Article history Received: Sept 19, 2022 Revised: Dec 16, 2022 Accepted: Dec 21, 2022 Keywords

  7. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Creative Problem Solving (CPS

    Kemampuan pemecahan masalah merupakan hal yang perlu disoroti dalam belajar serta dipandang sebagai bagian dasar dari pembelajaran sains di sekolah. Hal ini dikarenakan sains khususnya Fisika berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari yang cakupan topiknya berbasis masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji penerapan model ; pembelajaran Creative Problem Solving dalam ...

  8. Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS ...

    model pembelajaran Creative Problem Solving. Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan memecahkan masalah, yang diikuti dengan penguatan ketrampilan (Pepkin, 2004). Pemilihan model pembelajaran CPS dalam proses

  9. Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) untuk

    Model pembelajaran tersebut antaranya Creative Problem Solving (CPS), discuss (diskusi), cooperative script, mind mapping, kooperatif tipe Learting Together (LT), Problem Basic Learning (PBL), dan lain-lain. Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan memecahkan ...

  10. Pegaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap

    This study intends to determine the impact of Creative Problem Solving (CPS) on student's creative thinking as well as the reactions of students to the use of Creative Problem Solving technique. This lack of student participation in the teaching and learning processes is what motivated the researcher to conduct this study. The only teaching strategy that can improve student's ability for ...

  11. (PDF) Penggunaan Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS

    Senada, peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh model pembelajaran Creative Problem Solving lebih baik dari pada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang ...

  12. Model Pembelajaran Creative Problem Solving (Cps) Untuk Meningkatkan

    Dina Islamiyah#1, Elita Zusti Jamaan*2. Abstract— Learning mathematics has several goals that must be achieved, one of which is thenability tonsolve mathematical problems. Themobservation results indicate thatmthe students mathematical problem solving abilities at SMPN 12 Padang were still low. Therefore, efforts are needed to overcome this ...

  13. [PDF] PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF ...

    The purpose of this study is to describe the comparison of Think Talk Write learning models and Creative Problem Solving learning models to the interests and learning outcomes of chemistry in basic chemical law material. This research was conducted in January-May 2019. The research conducted was a kind of quasi-experimental research. The population of this study was class X MIA, totaling 136 ...

  14. Penerapan Model Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan ...

    Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Metode Creative Problem Solving (CPS) Pada Materi Bilangan di SMP Kelas VII. Jurnal ilmiah pendidikan matematika. 5(1), hlm 1-5. Eriyanti, E. & Suryanti. (2018). Pengaruh model creative problem solving (CPS) terhadap kemampuan berpikir kritis pada pembelajaran IPA Kelas IV SDN Kemuning Tarik Sidoarjo.

  15. (PDF) Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran creative problem solving terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan bentuk pre- eksperimental design. ... PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA ...

  16. PDF Analisis Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan

    Penelitian ini bertujuan mengetahui hasil Analisis Model Pembelajaran Creative Problem Solving untuk Meningkatkan Berpikir Kritis pada Siswa E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharap dari adanya penelitian ini ialah: 1. Bagi Guru sebagai referensi dan informasi di bidang ilmu pendidikan akuntansi sehingga dapat dijadikan rujukan dalam ...

  17. PDF BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Creative Problem Solving

    14 Istarani dan Muhammad Ridwan, 50 tipe pembelajaran kooperatif, (Medan: Media Persada, 2014), hlm. 95. ... komponen dalam model pembelajaran Creative Problem Solving terdiri dari: 1) Guru 2) Siswa 16 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar Di Sekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009),

  18. Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap)

    Pengertian Model Pembelajaran Problem Solving. Model pembelajaran problem solving adalah model yang mengutamakan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar untuk memperkuat daya nalar yang digunakan oleh peserta didik agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar dari materi yang disampaikan. Seperti yang diungkapkan Pepkin (dalam Shoimin, 2017 ...

  19. Pembelajaran Dengan Model Creative Problem Solving (Cps) Untuk

    Kelompok eksperimen memperoleh pembelajaran dengan model Creative Problem Solving (CPS) dan kelompok kontrol memperoleh pembelajaran biasa. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMK Al-Mizab. Adapun yang dijadikan sampel dalam penelitian ini dipilih sebanyak 2 kelas dari 4 kelas yang ada dipilih dengan teknik sampling purposive .

  20. PDF Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Problem Solving

    Model cooperative problem solving adalah model pembelajaran dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, proses dimana siswa melaksanakan kerja kelompok dalam menyelesaikan masalah, umpan balik ...

  21. Pengaruh Model Cooperative Problem Solving Terhadap Kemampuan Pemecahan

    Jurnal Inovasi Penelitian dan Pembelajaran Fisika Vol 2, No 1, Januari 2021 p-ISSN: 2746-170X e-ISSN: 2746-3796 DOI: 10.26418/jippf.v2i1.42453 Jurnal Inovasi Penelitian dan Pembelajaran Fisika (JIPPF) Halaman 36 PENGARUH MODEL COOPERATIVE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI TEKANAN

  22. Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write ...

    The purpose of this study is to describe the comparison of Think Talk Write learning models and Creative Problem Solving learning models to the interests and learning outcomes of chemistry in basic chemical law material. This research was conducted in January-May 2019. The research conducted was a kind of quasi-experimental research. The population of this study was class X MIA, totaling 136 ...

  23. Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Problem Solving Untuk

    Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran cooperative problem solving yang di dukung oleh Hierarki Konsep dapat meningkatkan kreativitas dan prestasi ...

  24. Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Problem Solving Untuk ...

    This study aims to determine whether the application of Cooperative Problem Solving Model can improve the understanding of scientific concepts and communication students. ... Nyoman. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Dan Strategi pemecahan masalah untuk meningkatkan hasil belajar Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Sukasada. Jurnal ...